Lestarikan Bangunan Cagar Budaya, Pemprov DKI Revitalisasi Gereja Immanuel Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebut revitalisasi Gereja GPIB Immanuel Jakarta merupakan wujud kepedulian DKI terhadap pelestarian cagar budaya. Khususnya pada bangunan-bangunan tempat ibadah bersejarah.
"Revitalisasi gereja ini contoh yang baik terkait dengan pelestarian bangunan cagar budaya khususnya tempat ibadah. Ini merupakan wujud kepedulian Pemprov DKI dalam melestarikan bangunan cagar budaya," kata Kepala Pusat Konservasi Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta Norviadi Setio Husudo di Gereja GPIB Immanuel Jakarta Pusat, Minggu (25/2/2024).
Norviadi menyebut, Pemprov DKI juga siap mendukung revitalisasi tempat ibadah lainnya mulai dari masjid, vihara, gereja, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Selain itu, dukungan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta juga demi mewujudkan tempat ibadah yang lebih nyaman dan mengembalikan bangunan sebagaimana fungsinya.
"Semoga apa yang sudah dilakukan bersama bukan hanya dari pemerintah tetapi jemaat dan pengurus gereja atau majelis semoga bisa membawa hasil jangka panjang dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita ke depannya," ucap Norviadi.
Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Jakarta, Pendeta Abraham R. Persang mengatakan, pihaknya selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan dan pelestarian Gereja Immanuel.
Kegiatan pelestarian tersebut terbagi menjadi tiga kegiatan, antara lain pelestarian dokumen dengan kesepakatan semua pihak untuk melestarikan semua dokumen terkait konservasi mulai tahun 2000-an secara teknis dan tersusun.
Kedua melestarikan fisik bangunan gereja dengan melakukan pemantauan terhadap setiap bangunan bahkan setelah dilakukan revitalisasi.
"Orang mungkn berpikir gereja ini setelah revitalisasi selesai, padahal tidak. Gereja ini harus kami pantau terus. Nah semua warga jemaat di sini sudah berkomitmen melestarikan ini sehingga mulai 2006 apa pun kegiatan itu terkait bangunan kami sepakat meminta konfirmasi," jelas Pendeta Abraham.
Terakhir pelestarian terhadap pengetahuan jemaat gereja. Menurut Abraham, selain melestarikan gereja sebagai bangunan ibadah, juga harus dilestarikan pengetahuan setiap jemaat, sehingga dilakukan sosialisasi dengan berharap jemaat mendapatkan pengetahuan secara luas.
Abraham berharap, komunikasi dan kerja sama yang sudah berjalan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Gereja Immanuel Jakarta ini terus berlanjut. Hal itu mengingat Gereja Immanuel menjadi salah satu gereja yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan menjadi ikon Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).
"Kami berharap ke depan bisa jadi lebih baik dan perhatian Pemda juga bisa berjalan terus karena sekali melakukan perbaikan saja sudah habis Rp500 juta, total gereja ini mulai tahun 2000-an sampai sekarang, sudah masuk revitalisasi itu total sudah Rp35 miliar," ucap Abraham.
"Revitalisasi gereja ini contoh yang baik terkait dengan pelestarian bangunan cagar budaya khususnya tempat ibadah. Ini merupakan wujud kepedulian Pemprov DKI dalam melestarikan bangunan cagar budaya," kata Kepala Pusat Konservasi Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta Norviadi Setio Husudo di Gereja GPIB Immanuel Jakarta Pusat, Minggu (25/2/2024).
Norviadi menyebut, Pemprov DKI juga siap mendukung revitalisasi tempat ibadah lainnya mulai dari masjid, vihara, gereja, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Selain itu, dukungan yang diberikan Pemprov DKI Jakarta juga demi mewujudkan tempat ibadah yang lebih nyaman dan mengembalikan bangunan sebagaimana fungsinya.
"Semoga apa yang sudah dilakukan bersama bukan hanya dari pemerintah tetapi jemaat dan pengurus gereja atau majelis semoga bisa membawa hasil jangka panjang dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita ke depannya," ucap Norviadi.
Sementara itu, Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Jakarta, Pendeta Abraham R. Persang mengatakan, pihaknya selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan dan pelestarian Gereja Immanuel.
Kegiatan pelestarian tersebut terbagi menjadi tiga kegiatan, antara lain pelestarian dokumen dengan kesepakatan semua pihak untuk melestarikan semua dokumen terkait konservasi mulai tahun 2000-an secara teknis dan tersusun.
Kedua melestarikan fisik bangunan gereja dengan melakukan pemantauan terhadap setiap bangunan bahkan setelah dilakukan revitalisasi.
"Orang mungkn berpikir gereja ini setelah revitalisasi selesai, padahal tidak. Gereja ini harus kami pantau terus. Nah semua warga jemaat di sini sudah berkomitmen melestarikan ini sehingga mulai 2006 apa pun kegiatan itu terkait bangunan kami sepakat meminta konfirmasi," jelas Pendeta Abraham.
Terakhir pelestarian terhadap pengetahuan jemaat gereja. Menurut Abraham, selain melestarikan gereja sebagai bangunan ibadah, juga harus dilestarikan pengetahuan setiap jemaat, sehingga dilakukan sosialisasi dengan berharap jemaat mendapatkan pengetahuan secara luas.
Abraham berharap, komunikasi dan kerja sama yang sudah berjalan antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Gereja Immanuel Jakarta ini terus berlanjut. Hal itu mengingat Gereja Immanuel menjadi salah satu gereja yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan menjadi ikon Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).
"Kami berharap ke depan bisa jadi lebih baik dan perhatian Pemda juga bisa berjalan terus karena sekali melakukan perbaikan saja sudah habis Rp500 juta, total gereja ini mulai tahun 2000-an sampai sekarang, sudah masuk revitalisasi itu total sudah Rp35 miliar," ucap Abraham.
(cip)