Solusi Caleg Perindo Ardinata Atasi Kekurangan Air Bersih di Tangsel

Selasa, 09 Januari 2024 - 18:48 WIB
loading...
Solusi Caleg Perindo...
Caleg DPRD Provinsi Banten Dapil 9 Partai Perindo, Ardinata menyarankan agar Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyiapkan solusi untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di Tangsel. Foto/Ari Sandita Murti
A A A
JAKARTA - Caleg DPRD Provinsi Banten Dapil 9 Partai Perindo , Ardinata menyarankan agar Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyiapkan solusi untuk mengantisipasi kekurangan air bersih di Tangsel. Solusi yang dimaksud jangka pendek maupun jangka panjang.

"Dalam waktu singkat solusi yang cepat tentu pemerintah daerah harus mempersiapkan tangki-tangki air untuk suplai kebutuhan masyarakat dalam waktu dekat," ujarnya dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia bertema ‘Kota Tangerang Selatan Kekurangan Air Bersih, Bagaimana Solusi untuk Mencegahnya’, Selasa (9/1/2024).

Menurutnya, harus ada solusi jangka pendek dan jangka panjang dalam mengantisipasi kekurangan air bersih di Kota Tangerang Selatan. Adapun solusi jangka pendek dengan menyiapkan tangki-tangki air di sejumlah titik lokasi.



Sedangkan solusi jangka panjang, kata dia, dengan menyiapkan fasilitas-fasilitas yang mendukung pengadaan air bersih. "Tapi untuk jangka panjang pemerintah daerah juga harus mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang mendukung air bersih, seperti pemasangan pipa-pipa air dari sumber-sumbernya," tuturnya.

Saat musim kemarau 2023, dia bisa merasakan kekeringan dan kekerungan air bersih di sejumlah wilayah di kawasan Kota Tangerang Selatan. Khususnya di permukiman penduduk atau di perkampungan-perkampungan warga.

"Saya bisa merasakan, kemarin kemarau panjang, September sudah kekeringan, banyak warga sekitar saya juga kekurangan air bersih. Masyarakat di permukiman itu bukan perumahan ya, tapi perkampungan, itu hanya memiliki sumur bor sekitar 8-10 meter, di musim kemarau panjang itu permukaan air tanah sudah tak dapat lagi di kedalaman itu," katanya.

Ardinata menambahkan, di musim kemarau lalu, masyarakat di perkampungan umumnya hanya memiliki sumur bor, itu pun dengan kedalaman sekitar 8-10 meter. Sedangkan saat musim kemarau panjang seperti tahun lalu, kedalaman sumur bor tersebut tak lagi bisa menjangkau air.

"Di bulan kemarau panjang itu banyak masyarakat kekurangan air bersih," pungkasnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1442 seconds (0.1#10.140)