Revitalisasi Jembatan Otista Beres, Atang: Berikutnya Pelebaran 4 Titik Ruas SSA
loading...
A
A
A
BOGOR - Pelebaran jalan empat titik sistem satu arah (SSA) di Kota Bogor perlu dilanjutkan untuk mengurai kemacetan . Hal ini dilakukan setelah selesainya revitalisasi Jembatan Otista.
Revitalisasi Jembatan Otista merupakan satu langkah menuju penataan infrastruktur jalan yang mendukung Bogor bebas macet. ”Termasuk konektifitas wilayah-wilayah dengan pusat kota yang lebih efisien,” kata Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto dalam siaran persnya, Kamis (28/12/2023).
Menurut Atang, konsentrasi Pemkot Bogor selanjutnya perlu mengarah pada bagaimana membuat semua ruas jalan di sepanjang SSA tidak lagi ada simpul-simpul kemacetan. Misalnya di empat titik, yakni Jembatan Sempur di Jalan Jalak Harupat hingga pertigaan arah Taman Kencana, depan mal BTM, depan gereja Zebaoth dan di lampu merah Jalan Jalak Harupat depan Lippo Plaza Kebon Raya.
"Alhamdulillah Jembatan Otista sudah selesai dibangun. Apresiasi untuk seluruh pihak khususnya Pemkot dan Pemprov Jabar. PR selanjutnya membereskan empat simpul lagi ruas jalan agar SSA benar-benar bebas macet dan siap dilalui moda transportasi baru," lanjutnya.
Pemkot Bogor saat ini telah menyelesaikan revitalisasi Jembatan Otista yang selama ini menjadi salah satu simpul kemacetan di jalur SSA. Jembatan tersebut menghubungkan warga di Kecamatan Bogor Timur dengan pusat bisnis dan pemerintahan di wilayah Kecamatan Bogor Tengah.
Pembangunan ulang jembatan yang sebelumnya telah berdiri dari zaman Belanda itu menggunakan dana bantuan Pemprov Jawa Barat senilai Rp52 miliar untuk pembebasan lahan dan Rp49 miliar untuk pembangunan konstruksi. Pembangunan berjalan selama sembilan bulan mulai dari April-Desember 2023.
Menurut Atang, jalur SSA yang mengelilingi Istana Bogor perlu ditata sampai beres agar aktivitas di sepanjang jalur tersebut semakin lancar. Atang menilai, usaha Pemkot Bogor saat ini sudah sangat baik dengan penataan infrastruktur jalan. Namun demikian, jumlah kendaraan yang masuk dan keluar setiap tahun bertambah. Ke depan, kata Atang, perlu ada perhitungan kembali lebar ruas jalan dan marka jalan yang tepat serta seimbang di sepanjang SSA.
Kadis PUPR Kota Bogor Rena Da Frina mengatakan, bangunan Jembatan Otista yang baru didesain dapat bertahan hingga 80-100 tahun. Jembatan ini juga dirancang dapat menahan beban dan getaran moda transportasi trem. Pelengkung yang semula penopang badan Jembatan Otista kini akan difungsikan sebagai objek wisata baru warga kota hujan itu.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto telah menggelar selamatan bersama warga sekitar karena Jembatan Otista telah lolos uji beban, Minggu (17/12/2023). Kini penggunaan Jembatan Otista menunggu diresmikan Presiden Jokowi.
Menurut data Pemprov Jawa Barat, jumlah kendaraan di Kota Bogor meningkat hingga 82.306 unit selama sembilan tahun sejak 2013 hingga 2021. Dari sebelumnya 379.724 unit menjadi 462.030 unit kendaraan.
Rinciannya, kendaraan jenis sedan, SUV dan minibus dengan kepemilikan pribadi, dinas dan umum pada tahun 2013 sebanyak 58.297 unit pada 2021 telah mencapai 90.003 unit. Sementara, jumlah bus dan mikro bus dari 690 menjadi 702 unit, truk dan mobil bak terbuka dari 10.855 menjadi 12.250 unit.
Sedangkan keberadaan alat berat turun dari dua menjadi satu unit. Peningkatan signifikan terjadi pada jumlah sepeda motor manual dan matik dari 310.097 menjadi 359.716 unit.
Revitalisasi Jembatan Otista merupakan satu langkah menuju penataan infrastruktur jalan yang mendukung Bogor bebas macet. ”Termasuk konektifitas wilayah-wilayah dengan pusat kota yang lebih efisien,” kata Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto dalam siaran persnya, Kamis (28/12/2023).
Menurut Atang, konsentrasi Pemkot Bogor selanjutnya perlu mengarah pada bagaimana membuat semua ruas jalan di sepanjang SSA tidak lagi ada simpul-simpul kemacetan. Misalnya di empat titik, yakni Jembatan Sempur di Jalan Jalak Harupat hingga pertigaan arah Taman Kencana, depan mal BTM, depan gereja Zebaoth dan di lampu merah Jalan Jalak Harupat depan Lippo Plaza Kebon Raya.
"Alhamdulillah Jembatan Otista sudah selesai dibangun. Apresiasi untuk seluruh pihak khususnya Pemkot dan Pemprov Jabar. PR selanjutnya membereskan empat simpul lagi ruas jalan agar SSA benar-benar bebas macet dan siap dilalui moda transportasi baru," lanjutnya.
Pemkot Bogor saat ini telah menyelesaikan revitalisasi Jembatan Otista yang selama ini menjadi salah satu simpul kemacetan di jalur SSA. Jembatan tersebut menghubungkan warga di Kecamatan Bogor Timur dengan pusat bisnis dan pemerintahan di wilayah Kecamatan Bogor Tengah.
Pembangunan ulang jembatan yang sebelumnya telah berdiri dari zaman Belanda itu menggunakan dana bantuan Pemprov Jawa Barat senilai Rp52 miliar untuk pembebasan lahan dan Rp49 miliar untuk pembangunan konstruksi. Pembangunan berjalan selama sembilan bulan mulai dari April-Desember 2023.
Menurut Atang, jalur SSA yang mengelilingi Istana Bogor perlu ditata sampai beres agar aktivitas di sepanjang jalur tersebut semakin lancar. Atang menilai, usaha Pemkot Bogor saat ini sudah sangat baik dengan penataan infrastruktur jalan. Namun demikian, jumlah kendaraan yang masuk dan keluar setiap tahun bertambah. Ke depan, kata Atang, perlu ada perhitungan kembali lebar ruas jalan dan marka jalan yang tepat serta seimbang di sepanjang SSA.
Kadis PUPR Kota Bogor Rena Da Frina mengatakan, bangunan Jembatan Otista yang baru didesain dapat bertahan hingga 80-100 tahun. Jembatan ini juga dirancang dapat menahan beban dan getaran moda transportasi trem. Pelengkung yang semula penopang badan Jembatan Otista kini akan difungsikan sebagai objek wisata baru warga kota hujan itu.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto telah menggelar selamatan bersama warga sekitar karena Jembatan Otista telah lolos uji beban, Minggu (17/12/2023). Kini penggunaan Jembatan Otista menunggu diresmikan Presiden Jokowi.
Menurut data Pemprov Jawa Barat, jumlah kendaraan di Kota Bogor meningkat hingga 82.306 unit selama sembilan tahun sejak 2013 hingga 2021. Dari sebelumnya 379.724 unit menjadi 462.030 unit kendaraan.
Rinciannya, kendaraan jenis sedan, SUV dan minibus dengan kepemilikan pribadi, dinas dan umum pada tahun 2013 sebanyak 58.297 unit pada 2021 telah mencapai 90.003 unit. Sementara, jumlah bus dan mikro bus dari 690 menjadi 702 unit, truk dan mobil bak terbuka dari 10.855 menjadi 12.250 unit.
Sedangkan keberadaan alat berat turun dari dua menjadi satu unit. Peningkatan signifikan terjadi pada jumlah sepeda motor manual dan matik dari 310.097 menjadi 359.716 unit.
(poe)