Pemkot Tata Arus Transportasi Massal
A
A
A
TANGERANG - Pembangunan selalu memiliki dua dampak positif dan negatif. Seperti uang koin yang kedua sisinya berbeda satu dengan lainnya, begitulah dampak kereta api (KA) bandara.
Sejak dioperasionalkan akhir 2017 lalu, KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, mulai menunjukkan dampak positif terhadap animo pengguna jasa
penerbangan.
Sebaliknya, bagi pengguna transportasi darat, kemacetan juga tidak terelakkan. Hal inilah mulai menjadi perhatian Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah tentang mulai terlihatnya titik-titik kemacetan.
"Terlebih beroperasinya KA bandara ini berdampak pada perubahan perjalanan KRL untuk lintas Duri-Tangerang," kata Arief kepada KORAN SINDO saat ditemui di Balai Kota Tangerang, kemarin.
Penyesuaian jadwal KRL Tangerang-Duri dari 90 perjalanan menjadi 73 perjalanan ini, kata Arief, berimbas pada aktivitas warga yang beralih menggunakan transportasi pribadi atau berbasis online.
.
"Padahal warga Tangerang sangat banyak menggunakan KRL Tangerang-Duri. Pada 2016 saja ada 10 juta penumpang. Pada 2015, 7,5 juta penumpang dan pada 2014, 4,5 juta orang," kata Arief.
Dia juga berharap ke depan Presiden Jokowi mau mengembangkan moda transportasi KRL tidak hanya sampai ke Kota Tangerang, tapi juga sampai ke perbatasan Kabupaten Tangerang.
"Karena perbatasan kota dan kabupaten itu datanya ada 4 juta berinteraksi dengan Jakarta naik KRL. Kalau totalnya di Tangerang Raya, ada
sekitar 6,5 juta, itu bepergian ke Jakarta," katanya.
Kendati demikian, penataan akses transportasi massal di Kota Tangerang dinilai baik ketimbang daerah lain. Hal ini terlihat dari penghargaan yang diberikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) beberapa waktu lalu.
Penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) kategori Lalu-Lintas itu diberikan atasupaya Pemkot Tangerang dalam menata dan memberikan layanan terbaik pada bidang transportasi darat.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Syaiful Rohman menambahkan,pihaknya akan melakukan penataan arus transportasi massal
di Kota Tangerang menjadi lebih baik lagi.
"Seperti dengan operasional pelayanan angkutan massal Transjabodetabek dengan koridor Terminal Poris Plawad-Kemayoran dan Angkutan Perbatasan
Terintegrasi Busway (APTB)," katanya.
APBT itu menghubungkan Terminal Poris Plawad-Pulogadung dan Poris Plawad-Mall Taman Anggrek. Sejak tahun lalu, bahkan telah beroperasi Bus
Rapid Transportation (BRT) koridor Poris Plawad-Jatiuwung.
"Di mana akan dilakukan pengembangan jalur layanan, dengan menambah satu koridor untuk rute Terminal Poris Plawad-Perum. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak Organda," kata Saiful.
Koordinasi tersebut terkait penataan regulasi angkutan kota, baik dari segi aturan untuk para sopir, rute trayek, serta mengoptimalkan keberadaan koperasi Organda yang selama ini mampet.
Lebih lanjut pihaknya juga berharap agar pengembangan transportasi massal di Kota Tangerang mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Terutama dalam mengatasi kemacetan di perbatasan kota.
"Seperti pengembangan Transjakarta melalui koridor 3 Tendean-Ciledug. Adanya Transjakarta Koridor 3 mampu mengurangi beban kemacetan di Kebayoran. Kalau bisa, ini ditambah lagi," kata Saiful. (Hasan Kurniawan)
Sejak dioperasionalkan akhir 2017 lalu, KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten, mulai menunjukkan dampak positif terhadap animo pengguna jasa
penerbangan.
Sebaliknya, bagi pengguna transportasi darat, kemacetan juga tidak terelakkan. Hal inilah mulai menjadi perhatian Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah tentang mulai terlihatnya titik-titik kemacetan.
"Terlebih beroperasinya KA bandara ini berdampak pada perubahan perjalanan KRL untuk lintas Duri-Tangerang," kata Arief kepada KORAN SINDO saat ditemui di Balai Kota Tangerang, kemarin.
Penyesuaian jadwal KRL Tangerang-Duri dari 90 perjalanan menjadi 73 perjalanan ini, kata Arief, berimbas pada aktivitas warga yang beralih menggunakan transportasi pribadi atau berbasis online.
.
"Padahal warga Tangerang sangat banyak menggunakan KRL Tangerang-Duri. Pada 2016 saja ada 10 juta penumpang. Pada 2015, 7,5 juta penumpang dan pada 2014, 4,5 juta orang," kata Arief.
Dia juga berharap ke depan Presiden Jokowi mau mengembangkan moda transportasi KRL tidak hanya sampai ke Kota Tangerang, tapi juga sampai ke perbatasan Kabupaten Tangerang.
"Karena perbatasan kota dan kabupaten itu datanya ada 4 juta berinteraksi dengan Jakarta naik KRL. Kalau totalnya di Tangerang Raya, ada
sekitar 6,5 juta, itu bepergian ke Jakarta," katanya.
Kendati demikian, penataan akses transportasi massal di Kota Tangerang dinilai baik ketimbang daerah lain. Hal ini terlihat dari penghargaan yang diberikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) beberapa waktu lalu.
Penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) kategori Lalu-Lintas itu diberikan atasupaya Pemkot Tangerang dalam menata dan memberikan layanan terbaik pada bidang transportasi darat.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Syaiful Rohman menambahkan,pihaknya akan melakukan penataan arus transportasi massal
di Kota Tangerang menjadi lebih baik lagi.
"Seperti dengan operasional pelayanan angkutan massal Transjabodetabek dengan koridor Terminal Poris Plawad-Kemayoran dan Angkutan Perbatasan
Terintegrasi Busway (APTB)," katanya.
APBT itu menghubungkan Terminal Poris Plawad-Pulogadung dan Poris Plawad-Mall Taman Anggrek. Sejak tahun lalu, bahkan telah beroperasi Bus
Rapid Transportation (BRT) koridor Poris Plawad-Jatiuwung.
"Di mana akan dilakukan pengembangan jalur layanan, dengan menambah satu koridor untuk rute Terminal Poris Plawad-Perum. Kami juga akan berkoordinasi dengan pihak Organda," kata Saiful.
Koordinasi tersebut terkait penataan regulasi angkutan kota, baik dari segi aturan untuk para sopir, rute trayek, serta mengoptimalkan keberadaan koperasi Organda yang selama ini mampet.
Lebih lanjut pihaknya juga berharap agar pengembangan transportasi massal di Kota Tangerang mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Terutama dalam mengatasi kemacetan di perbatasan kota.
"Seperti pengembangan Transjakarta melalui koridor 3 Tendean-Ciledug. Adanya Transjakarta Koridor 3 mampu mengurangi beban kemacetan di Kebayoran. Kalau bisa, ini ditambah lagi," kata Saiful. (Hasan Kurniawan)
(nfl)