Hari Ini, Tiga Bus Transpatriot Mengaspal di Bekasi

Senin, 18 Desember 2017 - 14:17 WIB
Hari Ini, Tiga Bus Transpatriot Mengaspal di Bekasi
Hari Ini, Tiga Bus Transpatriot Mengaspal di Bekasi
A A A
BEKASI - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mulai mengoperasikan bus Transpatriot pada Senin (18/12/2017). Selama uji coba transportasi masal tersebut akan digratiskan selama tiga pekan hingga awal tahun depan. Rencananya, tiket bus massal ini akan dibandrol Rp3.500 per penumpang.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, dalam uji coba tersebut, pemerintah hanya mengerahkan tiga bus untuk digunakan hingga akhir tahun ini.

"Januari 2018, baru kita operasikan sebanyak sembilan bus Transpatriot untuk melayani tranportasi warga," katanya di Bekasi.

Menurutnya, Bus Transpatriot ini akan mengaspal di dua trayek tujuan yakni Terminal Induk Kota Bekasi-Perumahan Harapan Indah dan Terminal Induk Kota Bekasi-Pondok Gede.

"Selama uji coba, penumpang akan digratiskan sampai persyaratan operasional sudah terpenuhi," ujarnya.

Yayan menjelaskan, transportasi masal ini sebagai solusi angkutan umum yang nyaman, aman serta tarif terjangkau bagi warga Kota Bekasi dan sekitarnya. Sehingga, warga memilih menggunakan tranportasi masal ini daripada menggunakan kendaraan pribadi.

Namun untuk 'grand design' dari operasional Transpatriot adalah menjadi angkutan umum pengumpan yang terintegrasi dengan jaringan Tranjakarta dan kawasan bisnis di Kota Bekasi. Rencananya, trayeknya akan diperluas dengan menyasar koridor Tranjakarta.

Kabid Pengembangan Perhubungan Dinas Perhubungan Kota Bekasi M Solikhin menambahkan, pemerintah mengalokasikan dana subsidi sebesar Rp3.500 per penumpang bagi operasional Bus Transpatriot yang ditargetkan mengaspal mulai Januari 2018 mendatang.

"Besaran tarif normal bagi penumpang Transpatriot adalah Rp7.000 per orang, namun kita subsidi setengahnya, jadi penumpang hanya dibebani ongkos Rp3.500 sekali jalan," tambahnya.

Menurutnya, besaran tarif tersebut dihitung berdasarkan jarak tempuh, biaya perawatan armada serta operasional operator.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menjelaskan, operasional bus Transpatriot masih membutuhkan serangkaian penyempurnaan layanan. Namun, kata dia, Transpatriot yang diuji coba tersebut merupakan embrio lahirnya transportasi massal di Bekasi.

"Kita ingin Kota Bekasi memiliki transportasi massal layaknya Transjakarta," katanya.

Menurutnya, proses pengadaan bus 3/4 hasil produksi PT Armada tahun 2017 itu membutuhkan waktu lama sejak akhir 2015 akibat terganjal oleh serangkaian birokrasi sistem pengadaan secara lelang eletronik.

Alhasil, lanjut dia, perasional Transpatriot ini sempat terganjal oleh keterlambatan katalog eletronik pada proses lelangnya, padahal produsen sudah menyiapkan armada sejak jauh-jauh hari. Bahkan, pemerintah mengalokasikan anggaran total Rp11 miliar untuk membeli sembilan unit bus.

Meski sudah diuji coba, Rahmat mengaku pemerintah masih membutuhkan serangkaian penyempurnaan layanan, mulai dari pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) selaku operator, penambahan fasilitas wifi, alat transaksi
nontunai, koridor khusus Transpatriot.

Bahkan, pemerintah menyiapkan aplikasi ‘tracking’ Android hingga perluasan jaringan trayek. "BUMD rencananya baru akan terbentuk pada akhir Desember 2017, sementara ini masih menggunakan plat nomor polisi merah karena
sifatnya uji coba sampai turun plat kuning," tegasnya.

Rahmat memproyeksikan, Transpatriot baru akan beroperasional pada kurun waktu Januari atau Februari 2018 dengan besaran tarif bersubsidi yang dibebankan kepada penumpang senilai Rp3.500. "DKI Jakarta saja butuh waktu selama tiga tahun untuk operasional Transjakarta," jelasnya.

Ketua Dewan Tranportasi Kota Bekasi, Harun Al Rasyid mengatakan, kehadiran Transpatriot untuk menjawab salah satu solusi untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Bekasi. "Kehadiran Transpatriot bisa mengurai kemacetan yang ada selama ini," katanya.

Harun menilai, kondisi arus lalu lintas di Bekasi sudah semakin semrawut. Bahkan berdasarkan kajiannya, setiap hari pola pergerakan kendaraan pribadi ke Kawasan Summarecon Bekasi mencapai 31.000 unit. Bahkan, pada tahun 2020 nanti jumlah penduduk Kota Bekasi bakal mencapai 3 juta jiwa.

Untuk saat ini saja, jumlah penduduk Kota Bekasi mencapai 2,8 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk sebesar itu tanpa langkah strategis dari pemerintah dan pemangku kepentingan, Kota Bekasi akan semakin padat. Apalagi, proporsi penggunaan kendaraan di Jabodetabek didominasi oleh pengendara motor.

Sebanyak 75% warga memilih naik sepeda motor, 23% kendaraan pribadi dan 2% kendaraan umum. Masyarakat lebih memilih naik sepeda motor dan kendaraan pribadi karena ingin mendapat kenyamanan dalam transportasi.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5130 seconds (0.1#10.140)