Gelar Fogging, Warga Nilai Respons Perindo Lebih Cepat dari Pemkot Bekasi

Minggu, 19 November 2017 - 15:35 WIB
Gelar Fogging, Warga Nilai Respons Perindo Lebih Cepat dari Pemkot Bekasi
Gelar Fogging, Warga Nilai Respons Perindo Lebih Cepat dari Pemkot Bekasi
A A A
BEKASI - Warga RW 6, Kelurahan Perwira, Bekasi Utara, Kota Bekasi mengapresiasi respons cepat Partai Perindo melakukan fogging di permukiman mereka. Pasalnya, warga pun sempat mengajukan fogging ke Pemkot Bekasi, namun tak ada respons.

Ketua RW 6, Kelurahan Perwira, Triana mengatakan, penyakit DBD momok menakutkan bagi warganya. Sebab, sudah ada tiga warga yang terkena DBD, satu di antaranya meninggal dunia.”Kami tidak ingin hal itu terulang kembali, kita minta bantuan Perindo,” katanya.

Triana mengatakan, beberapa waktu lalu sudah mengajukan permohonan fogging dari tingkat kelurahan hingga dinas terkait. Namun permintaan itu tidak ditanggapi, bahkan petugas menyebut pelaksanan fogging akan berjalan sia-sia, bila kesadaran masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Namun, kata dia, penyakit DBD kembali mengancam. Apalagi saat ini sudah memasuki musim penghujan, sehingga rawan terdapat genangan yang memicu sarang nyamuk.”Setiap dua pekan kami rutin mengadakan kerja bakti untuk membersihkan saluran air,” tegasnya.

Karena itu, kata dia, warga meminta ke sejumlah partai politik. Beruntung Partai Persatuan Indonesia (Perindo) cepat merespons permohonan warga, dua pekan kemudian.”Tidak butuh waktu lama, kita ajukan ke DPD dan mereka menyiapkan alatnya langsung menyemprot (fogging) di RW kami,” ujarnya.

Terpisah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi membantah telah menolak pengajuan warga yang ingin lingkungannya pengasapan nyamuk) untuk mengantisipasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Dinas akan menindak lanjuti laporan, bila warga menyertai bukti dan keterangan tertulis.

”Persoalannya warga banyak yang mengajukan secara lisan. Sementara kami perlu bukti dan keterangan tertulis untuk menindak lanjutinya,” ungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati.

Meski demikian, Dezi tidak menampik salah satu faktor pelaksanaan fogging di lingkungan warga bila petugas mendapat laporan adanya penyakit DBD. Petugas, kata dia, akan memprioritaskan penyemprotan itu guna menghindari bertambahnya korban akibat penyakit mematikan ini.

Dezi mengatakan, jumlah penderita DBD di Kota Bekasi hingga pertengahan November 2017 berkisar 500 orang. Sebanyak 10 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Dia mengklaim, jumlah ini lebih rendah dari tahun lalu yang menembus hingga 3.813 kasus.

Penekanan angka ini, tidak terlepas dari pembentukan kader jumantik untuk menantisipasi merebaknya penyakit itu.”Ada 60 kader jumantik di seluruh Puskesmas kelurahan yang ada. Mereka bertugas di 56 kelurahan yang ada di Kota Bekasi,” jelasnya.

Berdasarkan data Dinkes, penyebaran nyamuk aides aigepty ini berada di Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara; Kelurahan Jatibening, Kecamatan Pondok Gede; Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati; Kelurahan Jatirangga, Kecamatan Jatisampurna, Mustikajaya dan Bantar Gebang.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5498 seconds (0.1#10.140)