Viral Balon Udara dan Video Mapping Ganjar-Mahfud di Monas, Pengelola: Itu Hoaks
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beredar video dalam postingan akun media sosial Twitter atau X yang menggambarkan balon udara dan video mapping Ganjar-Mahfud di Monumen Nasional (Monas) pada malam hari. Video itu dipastikan hoaks.
"Banyak balon udara Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di sekitar Monas, ada yang udah liat? Wdyt?" tulis akun tersebut pada Rabu (15/11/2023) Pukul 12.30 WIB dan sudah diputar lebih dari 247 ribu kali.
Kepala UPK Monas Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Isa Sanuri menegaskan bahwa postingan tersebut adalah hoaks atau tidak benar.
"Enggak ada (balon udara dan video mapping capres-cawapres)," ujar Isa Sanuri, Kamis (16/11/2023).
Ia menyebutkan penggunaan balon udara di kawasan Monas harus memiliki izin khusus. "Penggunaan balon udara di kawasan Monas enggak bisa sembarangan karena ring satu/objek vital," terang Isa Sanuri.
Untuk dokumentasi menggunakan drone di kawasan Monas juga memerlukan izin khusus. "Setiap penerbangan drone, benda terbang, dan balon udara harus mendapatkan rekomendasi dari Setmilpres," jelas Isa.
Terkait postingan yang beredar di media sosial apakah editan, ia tidak mau mengomentari lebih lanjut.
"Silakan diinterpretasikan sendiri," pungkasnya.
"Banyak balon udara Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di sekitar Monas, ada yang udah liat? Wdyt?" tulis akun tersebut pada Rabu (15/11/2023) Pukul 12.30 WIB dan sudah diputar lebih dari 247 ribu kali.
Kepala UPK Monas Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Isa Sanuri menegaskan bahwa postingan tersebut adalah hoaks atau tidak benar.
"Enggak ada (balon udara dan video mapping capres-cawapres)," ujar Isa Sanuri, Kamis (16/11/2023).
Ia menyebutkan penggunaan balon udara di kawasan Monas harus memiliki izin khusus. "Penggunaan balon udara di kawasan Monas enggak bisa sembarangan karena ring satu/objek vital," terang Isa Sanuri.
Untuk dokumentasi menggunakan drone di kawasan Monas juga memerlukan izin khusus. "Setiap penerbangan drone, benda terbang, dan balon udara harus mendapatkan rekomendasi dari Setmilpres," jelas Isa.
Terkait postingan yang beredar di media sosial apakah editan, ia tidak mau mengomentari lebih lanjut.
"Silakan diinterpretasikan sendiri," pungkasnya.
(thm)