Momen Panas Korban Bullying dan Orang Tua Terduga Pelaku Bertemu di SDN Duren Tiga Jaksel

Kamis, 05 Oktober 2023 - 17:07 WIB
loading...
Momen Panas Korban Bullying dan Orang Tua Terduga Pelaku Bertemu di SDN Duren Tiga Jaksel
Siswa kelas 2 SDN Duren Tiga berinisial RPR (8) diduga menjadi korban bullying hingga dipukul dan ditendang kakak kelas, terduga pelaku. Foto: Ilustrasi/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Momen panas tersaji ketika korban bullying /perundungan dan orang tua terduga pelaku bertemu di SDN Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Diketahui, siswa kelas 2 SD berinisial RPR (8) diduga menjadi korban bullying hingga dipukul dan ditendang oleh kakak kelas, terduga pelaku.

Orang tua korban berinisial A (32) menuturkan dirinya pernah spontan menoyor dan berbicara dengan nada keras ke terduga pelaku yang memukuli anaknya R.

"Karena tidak tahu terduga pelaku, saya dibawa teman sekelas R ke kelas 3A. Saya spontan toyor terduga pelaku sembari saya bilang kalau mau berkelahi jangan pukuli anak saya lawan saya saja. Kenapa kalian tega pukuli anak saya? Anak saya datang baik-baik ke sekolah tapi kalian mukuli dia. Betul salah satu terduga pelaku bapaknya anggota kepolisian," ujar A, Kamis (5/10/2023).



Saat kejadian sepulang dari sekolah sang istri yang menjemput R. Namun, istrinya menelepon dan mengatakan ramai di kelas anaknya dengan kedatangan orang tua terduga pelaku berseragam lengkap saat itu.

Dia diminta pihak guru menempuh jalan damai untuk meminta maaf secara langsung. Namun, A malah mendapat perlakuan tak menyenangkan dengan pernyataan tuduhan sebagai pelaku dan justru digiring ke Polres Metro Jakarta Selatan.

"Saya ditelepon agar segera datang. Sampai di gerbang belum naik ke lantai 2 langsung disetop oleh guru dan mengingatkan bahwa di atas kondisinya sudah panas. Terduga pelaku yang bapaknya anggota polisi panas, dalam artian saya diarahkan untuk meminta maaf. Saya ikuti saran guru itu untuk merendah sampai di ruangan saya datang nggak lama langsung diteriaki wah ini pelakunya," kata A.

"Saya belum menjelaskan kronologinya, tapi dari dia tidak menerima bahwa anaknya diperlakukan demikian. Saya juga tidak dikasih hak berbicara kemudian hari itu saya langsung digiring ke Polres Jakarta Selatan bersama guru-guru," tambahnya.

Dia juga mengaku diancam oleh orang tua terduga pelaku yang juga polisi. Bahkan, ancaman itu disaksikan anaknya R yang merupakan anak di bawah umur.

Akibat peristiwa itu, R trauma ketika melihat anggota kepolisian berseragam maupun baju Pramuka berwarna cokelat. “Setiap Rabu melihat baju Pramuka warna cokelat, anak saya tidak masuk sekolah karena saking takutnya," ucap A.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2233 seconds (0.1#10.140)