Fakta-fakta Museum Nasional, dari Sebuah Rumah Kini Menyimpan 140.000 Benda Bernilai Sejarah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Museum Nasional atau Museum Gajah kebakaran hebat pada Sabtu (17/9/2023). Empat ruangan yang terdapat pada Gedung A luluh lantak dilahap si jago merah.
Gedung Museum Nasional berada Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12, Gambir, Jakarta Pusat. Museum Nasional cukup dikenal di kalangan masyarakat, khususnya warga Jakarta. Warga Jakarta juga biasa menyebutnya Gedung Gajah atau Museum Gajah. Hal ini dikarenakan di bagian halaman museum terdapat sebuah patung gajah perunggu.
Patung ini merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang Museum Nasional juga Gedung Arca karena di dalam gedung banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.
Museum Nasional memiliki fakta sejarah yang menarik karena sudah berdiri ratusan tahun. Berikut sejumlah fakta Museum Nasional:
Pada tahun 1752 telah terbentuk perkumpulan ilmiah Belanda bernama De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen. Hal ini kemudian mendorong Pemerintah Belanda di Batavia mendirikan organisasi seruoa yang diberi nama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG).
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi, sejarah, serta menerbitkan hash penelitian.
Dalam perkembangannya, rumah milik Radermacher di Jalan Kalibesar ini ternyata penuh dengan berbagai koleksi barang-barang. Pada masa pemerintahan Inggris di Jawa tahun 1811-1816, Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles kemudian memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society. Bangunan ini berlokasi di Jalan Majapahit atau sekarang Kompleks Sekretariat Negara di dekat Istana Kepresidenan.
Museum ini mulai dibuka untuk umum pada tahun 1868. Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya “Gedung Gajah” atau “Museum Gajah” karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga “Gedung Arca” karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.
Gedung Museum Nasional berada Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12, Gambir, Jakarta Pusat. Museum Nasional cukup dikenal di kalangan masyarakat, khususnya warga Jakarta. Warga Jakarta juga biasa menyebutnya Gedung Gajah atau Museum Gajah. Hal ini dikarenakan di bagian halaman museum terdapat sebuah patung gajah perunggu.
Patung ini merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang Museum Nasional juga Gedung Arca karena di dalam gedung banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.
Museum Nasional memiliki fakta sejarah yang menarik karena sudah berdiri ratusan tahun. Berikut sejumlah fakta Museum Nasional:
1. Bermula dari Perkumpulan yang Didirikan Pemerintah Belanda
Dikutip dari laman museumnasional, Minggu (17/9/2023), cikal bakal Museum Nasional bermula dari berdirinya perhimpunan bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang didirikan Pemerintah Belanda pada 24 April 1778. Pada masa itu tengah terjadi revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) di Eropa, dimana orang-orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan.Pada tahun 1752 telah terbentuk perkumpulan ilmiah Belanda bernama De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen. Hal ini kemudian mendorong Pemerintah Belanda di Batavia mendirikan organisasi seruoa yang diberi nama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG).
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi, sejarah, serta menerbitkan hash penelitian.
2. Dari Rumah hingga Kompleks Sekretariat Negara
Salah seorang pendiri Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen bernama JCM Radermacher, awalnya menyumbangkan rumah miliknya di Jalan Kalibesar, dimana pada masa itu merupakan kawasan perdagangan penting di Batavia. Radermacher kemudian menyumbangkan koleksinya berupa benda-benda budaya dan buku-buku. Sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal-bakal berdirinya museum dan perpustakaan.Dalam perkembangannya, rumah milik Radermacher di Jalan Kalibesar ini ternyata penuh dengan berbagai koleksi barang-barang. Pada masa pemerintahan Inggris di Jawa tahun 1811-1816, Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles kemudian memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society. Bangunan ini berlokasi di Jalan Majapahit atau sekarang Kompleks Sekretariat Negara di dekat Istana Kepresidenan.
3. Pernah JadiMarkas Kenpetai di Masa Pendudukan Jepang
Jumlah koleksi milik BG ternyata terus meningkat. Pada akhirnya museum di Jalan Majapahit juga tidak dapat lagi menampung koleksinya. Pada tahun 1862 Pemerintah Hindia Belanda memutuskan membangun gedung museum baru yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat atau dulu bernama Koningsplein West. Di atas lahan Jalan Merdeka Barat saat itu juga dibangun Gedung Rechst Hogeschool (Sekolah Tinggi Hukum). Sekolah ini pernah dipakai untuk markas Kenpetai di masa pendudukan Jepang atau Departemen Pertahanan dan Keamanan.Museum ini mulai dibuka untuk umum pada tahun 1868. Museum ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya penduduk Jakarta. Mereka menyebutnya “Gedung Gajah” atau “Museum Gajah” karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada tahun 1871. Kadang kala disebut juga “Gedung Arca” karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.