Klaster RS Sumbang Kasus Covid-19 Tertinggi di DKI Jakarta
loading...
A
A
A
Dewi pun mengingatkan bahwa persebaran Covid-19 di klaster perkantoran ini harus dipastikan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. “Dan ini yang akhirnya kita alert bahwa di mana pun kita berada juga harus dipastikan kita mematuhi protokol kesehatannya,” tegasnya. (Baca juga: HIndari Resesi, Belanja Pemerintah Akan Digeber Buat Ungkit Perekonomian)
Dari klaster yang ada, lokal transmisi di permukiman menyumbangkan klaster terbanyak di DKI Jakarta. Di mana tercatat ada sebanyak 283 klaster dari lokal transmisi di permukiman. Klaster ini, kata Dewi, tercatat mulai ada kasus positif Covid-19 pada 4 Juni 2020.
“Ada 283 kluster bertemu klaster dalam satu tempat, satu wilayah yang kurang lebih sama. Namun, memang catatannya hanya kasus aktif dimulai sejak 4 Juni,” kata Dewi.
Sementara itu, berdasar data penambahan kasus yang dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di https://www.covid19.go.id, kemarin DKI Jakarta mencatatkan penambahan kasus paling banyak, yakni 577 kasus.
Selanjutnya diikuti Jawa Timur dengan penambahan 359 kasus baru, Jawa Tengah (313 kasus ), Sumatera Utara (241 kasus), Sulawesi Selatan (128 kasus), Kalimantan Selatan (102 kasus), Gorontalo (102 kasus), Jawa Barat (96 kasus), Bali (61 kasus), Kalimantan Timur (57 kasus), dan Sulawesi Utara (58 kasus).
Sejauh ini pemerintah terus melakukan tracking. Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak 30.261 spesimen telah diperiksa untuk temukan kasus Covid-19 . Jumlah ini telah memenuhi target dari Presiden Joko Widodo sebanyak 30.000 spesimen per hari. (Lihat videonya: Akibat Hubungan Arus Pendek Listrik, Gudang Penyimpanan Beras Terbakar)
Data ini dilaporkan Kemenkes melalui laman https://www.kemkes.go.id/. Jadi, total sebanyak 1.447.583 spesimen yang sudah diperiksa hingga hari ini. Pemeriksaan ini dilakukan dengan metode real time PCR dan tes cepat molekuler (TCM). (Binti Mufarida)
Dari klaster yang ada, lokal transmisi di permukiman menyumbangkan klaster terbanyak di DKI Jakarta. Di mana tercatat ada sebanyak 283 klaster dari lokal transmisi di permukiman. Klaster ini, kata Dewi, tercatat mulai ada kasus positif Covid-19 pada 4 Juni 2020.
“Ada 283 kluster bertemu klaster dalam satu tempat, satu wilayah yang kurang lebih sama. Namun, memang catatannya hanya kasus aktif dimulai sejak 4 Juni,” kata Dewi.
Sementara itu, berdasar data penambahan kasus yang dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di https://www.covid19.go.id, kemarin DKI Jakarta mencatatkan penambahan kasus paling banyak, yakni 577 kasus.
Selanjutnya diikuti Jawa Timur dengan penambahan 359 kasus baru, Jawa Tengah (313 kasus ), Sumatera Utara (241 kasus), Sulawesi Selatan (128 kasus), Kalimantan Selatan (102 kasus), Gorontalo (102 kasus), Jawa Barat (96 kasus), Bali (61 kasus), Kalimantan Timur (57 kasus), dan Sulawesi Utara (58 kasus).
Sejauh ini pemerintah terus melakukan tracking. Kementerian Kesehatan melaporkan sebanyak 30.261 spesimen telah diperiksa untuk temukan kasus Covid-19 . Jumlah ini telah memenuhi target dari Presiden Joko Widodo sebanyak 30.000 spesimen per hari. (Lihat videonya: Akibat Hubungan Arus Pendek Listrik, Gudang Penyimpanan Beras Terbakar)
Data ini dilaporkan Kemenkes melalui laman https://www.kemkes.go.id/. Jadi, total sebanyak 1.447.583 spesimen yang sudah diperiksa hingga hari ini. Pemeriksaan ini dilakukan dengan metode real time PCR dan tes cepat molekuler (TCM). (Binti Mufarida)
(ysw)