Kenalkan Coding, PLN Berikan Bantuan ke Siswa SD Yayasan Manaratul Islam Cilandak
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN menggandeng PT Dasha Artha Guna Ciptakarya memberikan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) "PLN Peduli Untuk Anak Bangsa Indonesia Sejahtera” kepada siswa Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Manaratul Islam, Cilandak, Jakarta Selatan. Program ini bertujuan mengenalkan dunia coding untuk siswa sejak usia dini.
EVP Komunikasi Korporat dan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, program ini mempunyai misi utama memberikan akses edukasi masa dini untuk anak-anak dengan platform edutech yang berfokus pada perkembangan anak di masa dini.
"Program ini solusi untuk peningkatan kesetaraan kesempatan. Kami percaya bahwa semua anak-anak memiliki kesempatan sama dengan yang lain, termasuk kesempatan akses pendidikan masa dini yang terbukti dapat meningkatkan peluang," ujarnya.
Program ini menyasar anak-anak usia dini. Sebab, usia dini atau masa golden age merupakan periode yang paling penting dalam perkembangan seorang anak.
"Anak-anak tidak bisa mencapai potensi maksimal mereka karena kita kurang berinvestasi di masa mereka sedang berkembang paling cepat," katanya.
Area pertumbuhan melibatkan banyak area di luar akademis yang mencakup pembelajaran sosial-emosional, kreativitas, dan cara berpikir kritis. Edutech platform dapat memberikan manfaat bagi guru dan anak
Platform digital membantu guru menjadi lebih terlibat dalam perjalanan belajar siswanya. Platform ini juga dapat memberikan kepercayaan kepada guru bahwa murid mereka mengonsumsi konten yang produktif.
"Anak-anak di Yayasan Pendidikan Manaratul Islam memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan seperti anak-anak lain. Dengan memberikan akses edukasi berstandar tinggi untuk anak-anak Yayasan Pendidikan Manaratul Islam, mereka akan mendapatkan kesempatan lebih baik dalam pasar kerja yang sangat kompetitif di masa depan," kata Gregorius.
Chairman PT Dasha Artha Guna Ciptakarya George Gouw mengapresiasi dan bersyukur PLN telah menjadi pioner sekaligus yang pertama melakukan pendidikan usia dini dalam hal aplikasi Homer Learning dan Code Spark.
"Pendidikan dini itu yang diperlukan setiap bangsa untuk maju. Bangsa yang sekarang maju itu dimulai dari pendidikan dini. Kami bersyukur PLN dan Dirut Darmawan Prasodjo beserta jajaran telah melangkah pertama sebagai pioner," ujarnya.
Dia berharap semakin banyak BUMN dan perusahaan lain yang mengikuti jejak PLN. Sebab, masih banyak lembaga pendidikan yang membutuhkan bantuan serupa. Dengan begitu semua anak punya kesempatan sama untuk mendapatkan pendidikan terkait coding.
"Seluruh dunia sekarang kekurangan programer. Kekurangan programer itu berlaku di seluruh dunia, Indonesia termasuk yang kurang. Ini program coding, cara berpikir coding, mohon dicatat digital itu bicara coding, cara berpikir coding, anak sudah dibiasakan dengan cara berpikir coding sehingga nanti ketika dewasa hanya tinggal bahasanya saja. Programnya anak akan berpikir bermain padahal belajar seperti looping dan problem solving," ungkapnya.
Menurut dia, program akan berlangsung secara berkelanjutan mulai dari pendidikan tingkat SD hingga vokasi bahkan UMKM. Dengan begitu diharapkan Indonesia bisa mempunyai sumber daya unggul dalam dunia coding.
EVP Komunikasi Korporat dan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, program ini mempunyai misi utama memberikan akses edukasi masa dini untuk anak-anak dengan platform edutech yang berfokus pada perkembangan anak di masa dini.
"Program ini solusi untuk peningkatan kesetaraan kesempatan. Kami percaya bahwa semua anak-anak memiliki kesempatan sama dengan yang lain, termasuk kesempatan akses pendidikan masa dini yang terbukti dapat meningkatkan peluang," ujarnya.
Program ini menyasar anak-anak usia dini. Sebab, usia dini atau masa golden age merupakan periode yang paling penting dalam perkembangan seorang anak.
"Anak-anak tidak bisa mencapai potensi maksimal mereka karena kita kurang berinvestasi di masa mereka sedang berkembang paling cepat," katanya.
Area pertumbuhan melibatkan banyak area di luar akademis yang mencakup pembelajaran sosial-emosional, kreativitas, dan cara berpikir kritis. Edutech platform dapat memberikan manfaat bagi guru dan anak
Platform digital membantu guru menjadi lebih terlibat dalam perjalanan belajar siswanya. Platform ini juga dapat memberikan kepercayaan kepada guru bahwa murid mereka mengonsumsi konten yang produktif.
"Anak-anak di Yayasan Pendidikan Manaratul Islam memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan seperti anak-anak lain. Dengan memberikan akses edukasi berstandar tinggi untuk anak-anak Yayasan Pendidikan Manaratul Islam, mereka akan mendapatkan kesempatan lebih baik dalam pasar kerja yang sangat kompetitif di masa depan," kata Gregorius.
Chairman PT Dasha Artha Guna Ciptakarya George Gouw mengapresiasi dan bersyukur PLN telah menjadi pioner sekaligus yang pertama melakukan pendidikan usia dini dalam hal aplikasi Homer Learning dan Code Spark.
"Pendidikan dini itu yang diperlukan setiap bangsa untuk maju. Bangsa yang sekarang maju itu dimulai dari pendidikan dini. Kami bersyukur PLN dan Dirut Darmawan Prasodjo beserta jajaran telah melangkah pertama sebagai pioner," ujarnya.
Dia berharap semakin banyak BUMN dan perusahaan lain yang mengikuti jejak PLN. Sebab, masih banyak lembaga pendidikan yang membutuhkan bantuan serupa. Dengan begitu semua anak punya kesempatan sama untuk mendapatkan pendidikan terkait coding.
"Seluruh dunia sekarang kekurangan programer. Kekurangan programer itu berlaku di seluruh dunia, Indonesia termasuk yang kurang. Ini program coding, cara berpikir coding, mohon dicatat digital itu bicara coding, cara berpikir coding, anak sudah dibiasakan dengan cara berpikir coding sehingga nanti ketika dewasa hanya tinggal bahasanya saja. Programnya anak akan berpikir bermain padahal belajar seperti looping dan problem solving," ungkapnya.
Menurut dia, program akan berlangsung secara berkelanjutan mulai dari pendidikan tingkat SD hingga vokasi bahkan UMKM. Dengan begitu diharapkan Indonesia bisa mempunyai sumber daya unggul dalam dunia coding.
(jon)