Dampak El Nino, 9 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Terancam Kekeringan
loading...
A
A
A
TANGERANG - Pemkab Tangerang menyatakan sebanyak sembilan kecamatan di Kabupaten Tangerang terancam kekeringan . Hal ini merupakan dampak dari fenomena El Nino.
Kesembilan kecamatan yang terncam kekeringan di antaranya, Kecamatan Sindang Jaya, Jambe, Kronjo, Kresek, Jayanti, Gunung Kaler, Mauk, dan Kemiri.
"Terkait El Nino ini kita sudah antisipasi, salah satunya memetakan wilayah yang akan terdampak kekeringan. Ada sembilan kecamatan yang akan mengalami kondisi tersebut (kekeringan)," ungkap kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika dalam keterangannya, Selasa (15/8/2023).
Diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik. Diprediksi, puncak El Nino akan terjadi pada Agustus sampai Desember.
Asep menuturkan, pihaknya telah meminta bantuan ke Pemerintah Pusat yakni benih tanaman yang tahan kekeringan serta pola tanam hemat air untuk 1.000 hektare.
"Kita sudah siapkan benih, sebagai bantuan kepada para petani. Kemudian, sudah menyiapkan 8 unit mesin pompa air untuk menanggulangi kekurangan air di area terdampak," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan fenomena El Nino masih akan bertahan hingga akhir 2023. Sementara puncak El Nino yang menyebabkan kekeringan akan terjadi pada Agustus, September, dan Oktober.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab mengatakan, BMKG melihat fenomena El Nino ini akan bertahan hingga akhir tahun ini.
“Jadi kalau ditanya sampai kapannya? El Nino sendiri memang masih akan bertahan sampai dengan akhir tahun, sampai Desember. Tapi dampaknya seiring dengan datangnya musim penghujan dampaknya itu akan semakin berkurang karena di November sudah mulai ada hujan,” ucapnya.
Kesembilan kecamatan yang terncam kekeringan di antaranya, Kecamatan Sindang Jaya, Jambe, Kronjo, Kresek, Jayanti, Gunung Kaler, Mauk, dan Kemiri.
"Terkait El Nino ini kita sudah antisipasi, salah satunya memetakan wilayah yang akan terdampak kekeringan. Ada sembilan kecamatan yang akan mengalami kondisi tersebut (kekeringan)," ungkap kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika dalam keterangannya, Selasa (15/8/2023).
Diketahui, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik. Diprediksi, puncak El Nino akan terjadi pada Agustus sampai Desember.
Asep menuturkan, pihaknya telah meminta bantuan ke Pemerintah Pusat yakni benih tanaman yang tahan kekeringan serta pola tanam hemat air untuk 1.000 hektare.
"Kita sudah siapkan benih, sebagai bantuan kepada para petani. Kemudian, sudah menyiapkan 8 unit mesin pompa air untuk menanggulangi kekurangan air di area terdampak," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan fenomena El Nino masih akan bertahan hingga akhir 2023. Sementara puncak El Nino yang menyebabkan kekeringan akan terjadi pada Agustus, September, dan Oktober.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab mengatakan, BMKG melihat fenomena El Nino ini akan bertahan hingga akhir tahun ini.
“Jadi kalau ditanya sampai kapannya? El Nino sendiri memang masih akan bertahan sampai dengan akhir tahun, sampai Desember. Tapi dampaknya seiring dengan datangnya musim penghujan dampaknya itu akan semakin berkurang karena di November sudah mulai ada hujan,” ucapnya.
(hab)