Asal Usul Kampung Bandan dan Sejarahnya, Memiliki Masjid Keramat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kampung Bandan merupakan sebuah daerah yang terletak di dekat pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Daerah ini dikenal yang memiliki masjid keramat.
Kepemilikan masjid keramat tersebut dikaitkan dengan sejarah dan asal usul Kampung Bandan. Sementara itu, Kampung Bandan ternyata memiliki sejarah yang berbeda versi.
Dilansir dari berbagai sumber, SINDOnews telah merangkum sejarah dan asal usul Kampung Bandan sebagai berikut.
Asal usul Kampung Bandan ada tiga versi. Dalam versi pertama, Jan Pieterszoon Coen yang merupakan petinggi VOC pernah menaklukan Pulau Banda pada tahun 1621. Ia pun membantai warga sipil yang ada di sana dan menjadikan warga yang hidup untuk menjadi budak di Batavia (Jakarta), tepatnya di Kampung Bandan.
Tindakan sewenang-wenang para penjajah pun menggugah amarah pada budak. Mereka pun memberontak dan melawan VOC di Marunda, tetapi gagal lantaran kalah senjata. Akibatnya para budak itu dikirim ke Sri Lanka yang juga menjadi bagian dari Koloni Belanda.
Versi keduanya, kata Bandan dalam bahasa Jawa berarti diikat. Arti dari kata tersebut yaitu sebuah peristiwa yang sering dilihat oleh warga Jakarta pada zaman pendudukan Jepang.
Pada saat itu, orang Jepang sering membawa pemberontak dengan tangan terikat melewati Kampung Bandan untuk di eksekusi di Kawasan Ancol.
Versi ketiga, nama Kampung Bandan berasal dari kata pandan, yang merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di kampung ini. Menurut versi ini, nama Kampung Bandan berubah dari Kampung Pandan karena pergeseran pengucapan.
Terlepas dari sejarah itu, kampung yang satu ini ternyata menjadi saksi bisu awal penyebaran Islam di pesisir Kota Jakarta. Masjid Al Mukarromah merupakan Makam Keramat Kampung Bandan menjadi tempat peristirahatan terakhir dari tiga ulama besar penyebar agama Islam.
Mereka adalah Habib Mohammad Bin Umar Al-Qudsi yang wafat pada 1118 hijriah atau 1697 masehi dan Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’alawi pada 1122 hijriah atau 1701 masehi. Mereka berdua berasal dari Hadramaut, Yaman yang berlayar menuju kepulauan Nusantara mulai dari Aceh hingga Batavia.
Setelah keduanya wafat, ratusan tahun kemudian terjadinya kekosongan ulama besar di wilayah iu. Di tengah momen tersebut datanglah Habib Abdurahman Bin Alwi Asy-Syathri yang selalu aktif berdakwah di Batavia dan meninggal di Masjid Al Mukarromah.
Sebagai ulama para tokoh penyebar agama Islam, untuk menghormati mereka sekeliling makam dibatasi pagar pembatas. Tak cukup santai disitu, makam pun diberi cungkup dan ditutup dengan kain berwarna hijau dan hiasan ayat-ayat suci Al-Quran.
Kepemilikan masjid keramat tersebut dikaitkan dengan sejarah dan asal usul Kampung Bandan. Sementara itu, Kampung Bandan ternyata memiliki sejarah yang berbeda versi.
Dilansir dari berbagai sumber, SINDOnews telah merangkum sejarah dan asal usul Kampung Bandan sebagai berikut.
Sejarah dan Asal Usul Kampung Bandan
Asal usul Kampung Bandan ada tiga versi. Dalam versi pertama, Jan Pieterszoon Coen yang merupakan petinggi VOC pernah menaklukan Pulau Banda pada tahun 1621. Ia pun membantai warga sipil yang ada di sana dan menjadikan warga yang hidup untuk menjadi budak di Batavia (Jakarta), tepatnya di Kampung Bandan.
Tindakan sewenang-wenang para penjajah pun menggugah amarah pada budak. Mereka pun memberontak dan melawan VOC di Marunda, tetapi gagal lantaran kalah senjata. Akibatnya para budak itu dikirim ke Sri Lanka yang juga menjadi bagian dari Koloni Belanda.
Versi keduanya, kata Bandan dalam bahasa Jawa berarti diikat. Arti dari kata tersebut yaitu sebuah peristiwa yang sering dilihat oleh warga Jakarta pada zaman pendudukan Jepang.
Pada saat itu, orang Jepang sering membawa pemberontak dengan tangan terikat melewati Kampung Bandan untuk di eksekusi di Kawasan Ancol.
Versi ketiga, nama Kampung Bandan berasal dari kata pandan, yang merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di kampung ini. Menurut versi ini, nama Kampung Bandan berubah dari Kampung Pandan karena pergeseran pengucapan.
Terlepas dari sejarah itu, kampung yang satu ini ternyata menjadi saksi bisu awal penyebaran Islam di pesisir Kota Jakarta. Masjid Al Mukarromah merupakan Makam Keramat Kampung Bandan menjadi tempat peristirahatan terakhir dari tiga ulama besar penyebar agama Islam.
Mereka adalah Habib Mohammad Bin Umar Al-Qudsi yang wafat pada 1118 hijriah atau 1697 masehi dan Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’alawi pada 1122 hijriah atau 1701 masehi. Mereka berdua berasal dari Hadramaut, Yaman yang berlayar menuju kepulauan Nusantara mulai dari Aceh hingga Batavia.
Setelah keduanya wafat, ratusan tahun kemudian terjadinya kekosongan ulama besar di wilayah iu. Di tengah momen tersebut datanglah Habib Abdurahman Bin Alwi Asy-Syathri yang selalu aktif berdakwah di Batavia dan meninggal di Masjid Al Mukarromah.
Sebagai ulama para tokoh penyebar agama Islam, untuk menghormati mereka sekeliling makam dibatasi pagar pembatas. Tak cukup santai disitu, makam pun diberi cungkup dan ditutup dengan kain berwarna hijau dan hiasan ayat-ayat suci Al-Quran.
(okt)