Bendungan Pintu Air 10 Sungai Cisadane Tangerang Jebol, Pasokan Air Bersih Terganggu
loading...
A
A
A
TANGERANG - Bendungan pintu air 10 Sungai Cisadane , Kota Tangerang jebol. Hal ini menyebabkan gangguan pasokan air bersih dan persawahan kering.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono mengatakan, kerusakan terjadi pada sistem pintu air di mana 4 pintu air tidak bisa tertutup rapat.
Kerusakan pintu air menyebabkan air terus mengalir dan tak terbendung. Sehingga, Sungai Cisadane tidak bisa mengaliri persawahan dan mengganggu pasokan air bersih.
Bendungan peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1927 tersebut merupakan aset milik Kementerian PUPR di bawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane-Ciliwung (BBWSCC) dan dioperasionalkan oleh Dinas PUPR Banten.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani kerusakannya. "Sudah komunikasi juga dengan kepala balai supaya ada perhatian karena dampaknya suplai PDAM dan efek turunannya," ujar Ruta, Jumat (21/7/2023).
Sebenarnya kerusakan pintu air 10 terjadi sejak 4 bulan lalu. Namun, dampaknya baru dirasakan 2 hari ini. "Persawahan di wilayah barat seperti di Teluk Naga, Sepatan, Pakuhaji, Sukadiri, Kresek dan Mauk kering," ucapnya.
Direktur Teknis Perumda Tirta Benteng Joko Surana menuturkan akibat rusaknya bendungan pintu air membuat air baku untuk kebutuhan masyarakat menurun. Apabila tidak ditangani dengan cepat maka air akan semakin surut.
"Dari pengamatan kami, satu malam turun 25 cm. Jadi muka air itu turun selama 24 jam. Selama dua hari ini sudah turun 50 cm," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tangerang Ruta Ireng Wicaksono mengatakan, kerusakan terjadi pada sistem pintu air di mana 4 pintu air tidak bisa tertutup rapat.
Kerusakan pintu air menyebabkan air terus mengalir dan tak terbendung. Sehingga, Sungai Cisadane tidak bisa mengaliri persawahan dan mengganggu pasokan air bersih.
Bendungan peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1927 tersebut merupakan aset milik Kementerian PUPR di bawah kendali Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane-Ciliwung (BBWSCC) dan dioperasionalkan oleh Dinas PUPR Banten.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani kerusakannya. "Sudah komunikasi juga dengan kepala balai supaya ada perhatian karena dampaknya suplai PDAM dan efek turunannya," ujar Ruta, Jumat (21/7/2023).
Sebenarnya kerusakan pintu air 10 terjadi sejak 4 bulan lalu. Namun, dampaknya baru dirasakan 2 hari ini. "Persawahan di wilayah barat seperti di Teluk Naga, Sepatan, Pakuhaji, Sukadiri, Kresek dan Mauk kering," ucapnya.
Direktur Teknis Perumda Tirta Benteng Joko Surana menuturkan akibat rusaknya bendungan pintu air membuat air baku untuk kebutuhan masyarakat menurun. Apabila tidak ditangani dengan cepat maka air akan semakin surut.
"Dari pengamatan kami, satu malam turun 25 cm. Jadi muka air itu turun selama 24 jam. Selama dua hari ini sudah turun 50 cm," katanya.
(jon)