Polusi Udara di Jakarta Jadi Tantangan bagi Penderita Asma

Jum'at, 21 Juli 2023 - 02:16 WIB
loading...
Polusi Udara di Jakarta...
Polusi udara di Jakarta menjadi tantangan bagi penderita asma sekaligus penyandang diabetes tipe satu Anita Sabidi. Foto/Dok SINDOnews/Isra Triansyah
A A A
JAKARTA - Polusi udara di Jakarta menjadi tantangan bagi penderita asma sekaligus penyandang diabetes tipe satu Anita Sabidi. Warga Jakarta yang merupakan ibu dua anak ini mengalami tantangan cukup berat akibat polusi udara dan asma yang dideritanya.

“Beberapa bulan terakhir ini asma saya kambuh karena kualitas udara. Delapan minggu saya batuk-batuk, sesak napas tiap malam tuh hampir enggak bisa tidur karena tiap kali berbaring pasti susah napasnya,” ujar Anita dikutip dari video yang diunggah akun YouTube Bicara Udara, Kamis (20/7/2023).

Anita sebagai penyandang diabetes tipe satu sejak remaja itu telah belajar hidup dengan penyakit kronis tersebut. Akan tetapi, keadaannya semakin rumit saat dirinya juga didiagnosis menderita kardiomiopati dan asma selama masa kuliahnya.





Dia mengungkapkan, tantangan yang dihadapinya ketika polusi udara sedang tinggi sangatlah berat. Dia memberikan contoh, selalu membawa kaleng oksigen saat keluar rumah karena terdapat risiko serangan asma kapan pun.

“Seperti itu kondisinya. Dan kebayang kan kalau misalnya dalam waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan saya bahkan enggak bisa tidur. Jadi ada sampai 2-3 hari saya enggak bisa tidur sama sekali dan karena saya ada kondisi diabetes,” ungkapnya.

Dia merasa sulit bernapas juga mengancam nyawanya, bukan hanya mempengaruhi kenyamanan hidupnya. Kondisi Anita menjadi sangat buruk ketika asmanya kambuh akibat polusi udara.

Namun, Anita mengambil beberapa langkah pencegahan untuk mengatasi dampak polusi udara untuk melindungi keluarganya. “Pokoknya kita memastikan memang udaranya cukup aman supaya tanpa kita keluar rumah pun udaranya aman kita hirup. Kemudian kalau keluar rumah pun kita cek dulu kualitas udaranya dan tetap harus pakai masker,” imbuhnya.

Maka itu, dia berharap agar pemerintah dapat mengambil langkah-langkah nyata dalam meningkatkan kualitas udara. Dia mengingatkan bahwa bernapas adalah hak hidup yang harus dijaga.

Dampak polusi udara berdampak buruk secara bertahap pada kesehatan dan harapan hidup masyarakat, meskipun tidak terlihat secara langsung, “Let’s speak up your voice louder, jadi enggak cuma kelompok rentan aja, jadi mungkin juga dari masyarakat, juga dari NGO dari tenaga kesehatan kita bulatkan suara kita untuk menyuarakan perbaikan kualitas udara di sekitar kita,” pungkasnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1928 seconds (0.1#10.140)