Kekerasan pada Anak Marak, Kak Seto: Melindungi Anak Perlu Orang Sekampung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyayangkan adanya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Rabu 22 Juli 2020 lalu. Maraknya kasus kekerasan pada anak yang terjadi di Jakarta membuat Seto Mulyadi geram.
Untuk itu, pria yang akrab disapa Kak Seto mendesak Pemrov DKI segera turun tangan dan lebih memperhatikan keselamatan dan tumbuh kembang anak. (Baca: Menolak Cuci Pakaian, Bocah 12 Tahun Dianiaya Ayah Kandung di Duren Sawit)
"Kami sudah berkirim surat ke Pak Anies untuk dapat mewujudkan segera dibentuknya tim perlindungan anak di tingkat RT dan RW," kata Kak Seto saat dihubungi SINDOnews, Senin (27/7/2020).
Namun, permintaan itu hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya. Menurut Kak Seto, jika kian lama dibiarkan tanpa ada langkah penanganan yang baik, maka kekerasan pada anak di Jakarta akan semakin meluas.
Sebab, kata dia, peristiwa yang menimpa RPP di Duren Sawit disebabkan karena adanya tekanan ekonomi, sehingga membuat orang tua dewasa ini kerap berlaku kasar pada anak. (Baca juga: Sudahkah Rumah Menjadi Tempat yang Aman untuk Anak?)
Kak Seto berkeyakinan bahwa masih banyak kekerasan yang dialami anak-anak di luar sana. "Jadi itu memang karena tekanan ekonomi, faktor terbesarnya itu. Ini kan fenomena gunung es, begitu banyak kasus, dan untung ini viral sehingga bisa terekspos," ucap psikolog anak ini.
Guna mengatasi hal serupa agar tidak terulang kembali kepada siapa saja, maka sangat diperlukan kepedulian antar warga di lingkungan sekitar untuk memperhatikan tumbuh kembang anak.
"Masyarakat harus diberdayakan bahwa melindungi anak perlu orang sekampung, istilahnya begitu," pungkasnya. (Baca: Kasus Kekerasan Anak meningkat Selama Pandemi, Paling Banyak Seksual)
Untuk itu, pria yang akrab disapa Kak Seto mendesak Pemrov DKI segera turun tangan dan lebih memperhatikan keselamatan dan tumbuh kembang anak. (Baca: Menolak Cuci Pakaian, Bocah 12 Tahun Dianiaya Ayah Kandung di Duren Sawit)
"Kami sudah berkirim surat ke Pak Anies untuk dapat mewujudkan segera dibentuknya tim perlindungan anak di tingkat RT dan RW," kata Kak Seto saat dihubungi SINDOnews, Senin (27/7/2020).
Namun, permintaan itu hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya. Menurut Kak Seto, jika kian lama dibiarkan tanpa ada langkah penanganan yang baik, maka kekerasan pada anak di Jakarta akan semakin meluas.
Sebab, kata dia, peristiwa yang menimpa RPP di Duren Sawit disebabkan karena adanya tekanan ekonomi, sehingga membuat orang tua dewasa ini kerap berlaku kasar pada anak. (Baca juga: Sudahkah Rumah Menjadi Tempat yang Aman untuk Anak?)
Kak Seto berkeyakinan bahwa masih banyak kekerasan yang dialami anak-anak di luar sana. "Jadi itu memang karena tekanan ekonomi, faktor terbesarnya itu. Ini kan fenomena gunung es, begitu banyak kasus, dan untung ini viral sehingga bisa terekspos," ucap psikolog anak ini.
Guna mengatasi hal serupa agar tidak terulang kembali kepada siapa saja, maka sangat diperlukan kepedulian antar warga di lingkungan sekitar untuk memperhatikan tumbuh kembang anak.
"Masyarakat harus diberdayakan bahwa melindungi anak perlu orang sekampung, istilahnya begitu," pungkasnya. (Baca: Kasus Kekerasan Anak meningkat Selama Pandemi, Paling Banyak Seksual)
(thm)