20.000 Warga Kota Tangerang Mengalami Obesitas, Dinkes Anjurkan Manfaatkan Poli Gizi
loading...
A
A
A
TANGERANG - Dinas Kesehatan menemukan 20 ribu warga Kota Tangerang mengalami obesitas yang didominasi usia 20-50 tahun. Bahkan baru-baru terdapat dua kasus obesitas ekstrem asal Tangerang yang mendapat sorotan publik.
Merespon temuan tersebut, Dinas Kesehatan meminta masyarakat agar mendeteksi keluhan yang terjadi sedini mungkin. Terlebih lagi saat ini sudah tersedia poli gizi di 39 puskesmas di Kota Tangerang yang bisa dimanfaatkan secara gratis atau tanpa dipungut biaya
“Bagi mereka penderita obesitas dapat memanfaatkan poli gizi untuk berkonsultasi program diet, dengan ahli gizi yang akan memberikan penyuluhan dan menentukan jenis serta asupan yang tepat bagi pasien obesitas,” ujar Kadinkes Kota Tangerang dr Dini Anggraeni, Rabu (12/7/2023).
Ia mengungkapkan, lewat poli gizi masyarakat dapat melakukan konsultasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang tepat untuk tubuh. Konsultasi akan ditangani langsung oleh ahli gizi atau nutrisionis yang bertugas untuk memberikan saran dan informasi kepada pasien tentang penatalaksanaan gizi dan masalah kesehatan.
“Usahakan berobat distadium awal. Minimal, rutin melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit, seperti timbang berat badan dan tinggi badan, mengukur lingkar perut, ukur index massa tubuh (IMT), cek tensi, cek gula darah dan lainnya, atau sekadar konsultasi kesehatan,” imbaunya.
Tak hanya itu, untuk menahan laju prevalensi obesitas di Kota Tangerang, Dinas Kesehatan juga mengoptimalkan program Pos Binaan Terpadu (Posbindu). Saat ini sudah ada 419 Posbindu yang tersebar di Kota Tangerang. Kegiatan yang dilakukan posbindu ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat dan berisiko yang berusia mulai dari 15 tahun ke atas.
Posbindu diselenggarakan sebulan sekali atau lebih, sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
"Dengan berbagai kegiatan yang menyehatkan, mulai dari cek lingkar perut, cek indeks masa tubuh kurang. Selain itu, pemeriksaan faktor risiko seperti diet tidak sehat, serta pemeriksaan gangguan mental atau emosional,” pungkasnya.
Sebelumnya, pasien obesitas asal Tangerang, Muhammad Fajri (26) sempat mendapat perhatian publik. Pemuda berbobot 300 kg akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan beberapa hari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Selang beberapa hari, pria obesitas berbobot 200 kg ditemukan di Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Sama dengan Fajri, pria 45 tahun itu juga dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan.
Merespon temuan tersebut, Dinas Kesehatan meminta masyarakat agar mendeteksi keluhan yang terjadi sedini mungkin. Terlebih lagi saat ini sudah tersedia poli gizi di 39 puskesmas di Kota Tangerang yang bisa dimanfaatkan secara gratis atau tanpa dipungut biaya
“Bagi mereka penderita obesitas dapat memanfaatkan poli gizi untuk berkonsultasi program diet, dengan ahli gizi yang akan memberikan penyuluhan dan menentukan jenis serta asupan yang tepat bagi pasien obesitas,” ujar Kadinkes Kota Tangerang dr Dini Anggraeni, Rabu (12/7/2023).
Ia mengungkapkan, lewat poli gizi masyarakat dapat melakukan konsultasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang tepat untuk tubuh. Konsultasi akan ditangani langsung oleh ahli gizi atau nutrisionis yang bertugas untuk memberikan saran dan informasi kepada pasien tentang penatalaksanaan gizi dan masalah kesehatan.
“Usahakan berobat distadium awal. Minimal, rutin melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit, seperti timbang berat badan dan tinggi badan, mengukur lingkar perut, ukur index massa tubuh (IMT), cek tensi, cek gula darah dan lainnya, atau sekadar konsultasi kesehatan,” imbaunya.
Tak hanya itu, untuk menahan laju prevalensi obesitas di Kota Tangerang, Dinas Kesehatan juga mengoptimalkan program Pos Binaan Terpadu (Posbindu). Saat ini sudah ada 419 Posbindu yang tersebar di Kota Tangerang. Kegiatan yang dilakukan posbindu ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat dan berisiko yang berusia mulai dari 15 tahun ke atas.
Posbindu diselenggarakan sebulan sekali atau lebih, sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
"Dengan berbagai kegiatan yang menyehatkan, mulai dari cek lingkar perut, cek indeks masa tubuh kurang. Selain itu, pemeriksaan faktor risiko seperti diet tidak sehat, serta pemeriksaan gangguan mental atau emosional,” pungkasnya.
Sebelumnya, pasien obesitas asal Tangerang, Muhammad Fajri (26) sempat mendapat perhatian publik. Pemuda berbobot 300 kg akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan beberapa hari di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Selang beberapa hari, pria obesitas berbobot 200 kg ditemukan di Kelurahan Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Sama dengan Fajri, pria 45 tahun itu juga dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan.
(thm)