Panen Padi di Jabar dan Operasi Pasar Sebabkan Inflasi Jakarta Rendah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panen padi di Indramayu dan operasi pasar yang dilakukan Juni 2023 lalu membuat inflasi di Jakarta masih rendah. Bahkan dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, tercatat inflasi hanya 0,01%. Angka inflasi itu meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat deflasi sebesar -0,01%.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia (BI) Jakarta Arlyana Abubakar menuturkan bila share inflasi Jakarta mencapai 26,90 persen terhadap nasional. "Penyebab inflasi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau," kata Arlyana dalam siaran persnya, Senin (3/7/2023).
Arlyana merinci ada lima faktor penyebab rendahnya inflasi di Jakarta, yaitu Launching Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi DKI Jakarta 2023 yang juga diikuti talkshow, demo memasak, dan showcase UMKM bumbu pangan olahan. Kedua, kunjungan pasar dalam rangka pemantauan stok dan harga menjelang HBKN Iduladha di Pasar Menteng Pulo dan Pasar Palmerah Jakarta Pusat serta pemeriksaan kesehatan hewan kurban di Perumda Dharma Jaya oleh 700 petugas kesehatan.
Ketiga, kegiatan pasar murah/operasi pasar, antara lain pangan bersubsidi dan SPHP yang dilaksanakan setiap bulan, serta operasi pasar yang diselenggarakan Pemprov dan BUMD Pangan Provinsi DKI Jakarta.
"Yang paling terasa panen padi bersama serta penandatanganan kerja sama antardaerah antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan 3 (tiga) mitra di OKU Timur, Indramayu, dan Ngawi untuk komoditas beras," kata Arlyana sembari menegaskan rapat koordinasi TPID mingguan dalam rangka pemantauan stok dan harga mempengaruhi lambatnya laju inflasi.
Terlepas itu, Arlyana mengungkapkan bila mentotalkan selama 6 bulan terakhir. Maka secara kumulatif inflasi Jakarta tercatat 0,95% (ytd). Bahkan bila merinci tahunan, inflasi Jakarta tetap terkendali sebesar 3,20% yoy, atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (3,52% yoy) dan inflasi nasional (3,52% yoy).
Arlyana merinci sumbangsih tertinggi inflasi masih di catatkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,20% mtm, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatat inflasi 0,13% mtm, sehingga menyumbang 0,03% terhadap inflasi Jakarta.
"Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras, daging sapi, dan kacang panjang seiring meningkatnya permintaan masyarakat pada hari Raya Iduladha serta komoditas telur ayam ras dipengaruhi oleh penurunan produktivitas di sentra produksi," katanya.
Tekanan inflasi lebih lanjut pada Juni 2023 tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi sebesar -0,41% mtm, sehingga memberikan andil -0,05% terhadap inflasi Jakarta.
Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia (BI) Jakarta Arlyana Abubakar menuturkan bila share inflasi Jakarta mencapai 26,90 persen terhadap nasional. "Penyebab inflasi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau," kata Arlyana dalam siaran persnya, Senin (3/7/2023).
Arlyana merinci ada lima faktor penyebab rendahnya inflasi di Jakarta, yaitu Launching Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi DKI Jakarta 2023 yang juga diikuti talkshow, demo memasak, dan showcase UMKM bumbu pangan olahan. Kedua, kunjungan pasar dalam rangka pemantauan stok dan harga menjelang HBKN Iduladha di Pasar Menteng Pulo dan Pasar Palmerah Jakarta Pusat serta pemeriksaan kesehatan hewan kurban di Perumda Dharma Jaya oleh 700 petugas kesehatan.
Ketiga, kegiatan pasar murah/operasi pasar, antara lain pangan bersubsidi dan SPHP yang dilaksanakan setiap bulan, serta operasi pasar yang diselenggarakan Pemprov dan BUMD Pangan Provinsi DKI Jakarta.
"Yang paling terasa panen padi bersama serta penandatanganan kerja sama antardaerah antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan 3 (tiga) mitra di OKU Timur, Indramayu, dan Ngawi untuk komoditas beras," kata Arlyana sembari menegaskan rapat koordinasi TPID mingguan dalam rangka pemantauan stok dan harga mempengaruhi lambatnya laju inflasi.
Terlepas itu, Arlyana mengungkapkan bila mentotalkan selama 6 bulan terakhir. Maka secara kumulatif inflasi Jakarta tercatat 0,95% (ytd). Bahkan bila merinci tahunan, inflasi Jakarta tetap terkendali sebesar 3,20% yoy, atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (3,52% yoy) dan inflasi nasional (3,52% yoy).
Arlyana merinci sumbangsih tertinggi inflasi masih di catatkan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,20% mtm, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatat inflasi 0,13% mtm, sehingga menyumbang 0,03% terhadap inflasi Jakarta.
"Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras, daging sapi, dan kacang panjang seiring meningkatnya permintaan masyarakat pada hari Raya Iduladha serta komoditas telur ayam ras dipengaruhi oleh penurunan produktivitas di sentra produksi," katanya.
Tekanan inflasi lebih lanjut pada Juni 2023 tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi sebesar -0,41% mtm, sehingga memberikan andil -0,05% terhadap inflasi Jakarta.
(abd)