Kerugian Capai Rp7 Miliar, Kebakaran di Jaksel Didominasi Korsleting Listrik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebakaran yang terjadi di Jakarta Selatan selama periode bulan Mei dan Juli kebanyakan disebabkan oleh korsleting listrik. Tercatat dari 82 kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta Selatan disebabkan oleh korsleting listrik.
"Kalau di Jakarta Selatan itu ada 135 personel dan 46 unit mobil pompa, kalau memang kurang pasti kita minta bantuan dari wilayah terdekat," kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan Helbert Plider Lumban Gaol di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Helbert mengatakan, kasus kebakaran yang disebabkan korsleting listrik mencapai 54 kasus disusul kebocoran gas 18 kasus dan membakar sampah 10 kasus. Seingga, kata dia, korsleting listrik masih mendominasi penyebab kebakaran yang terjadi di Jakarta Selatan. ( )
Dia menegaskan, selama Mei hingga Juli ini kebakaran telah menghanguskan 35 bangunan rumah, 32 instalasi luar gedung, 10 bangunan perdagangan dan lima kendaraan. Sedangkan Cilandak menjadi lokasi kebakaran yang paling banyak dengan 20 kasus.
Selanjutnya ada Jagakarsa, Kebayoran Baru, Pesanggrahan dan Pasar Minggu dengan 10 kasus kebakaran, sedangkan Kebayoran Lama dan Mampang Prapatan hanya tjuh kasus kebakaran dilanjutkan dengan tebet dan Setiabudi dengan empat kasus kebakaran.
Menurut Helbert, kasus kebakaran yang terjadi selama periode ini sedikitnya berdampak terhadap 117 Kepala Keluarga (KK) atau 499 jiwa. Sementara total kerugian akibat kebakaran diperkirakan mencapai Rp7.011.400.000. ( )
"Kalau di Jakarta Selatan itu ada 135 personel dan 46 unit mobil pompa, kalau memang kurang pasti kita minta bantuan dari wilayah terdekat," kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan Helbert Plider Lumban Gaol di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Helbert mengatakan, kasus kebakaran yang disebabkan korsleting listrik mencapai 54 kasus disusul kebocoran gas 18 kasus dan membakar sampah 10 kasus. Seingga, kata dia, korsleting listrik masih mendominasi penyebab kebakaran yang terjadi di Jakarta Selatan. ( )
Dia menegaskan, selama Mei hingga Juli ini kebakaran telah menghanguskan 35 bangunan rumah, 32 instalasi luar gedung, 10 bangunan perdagangan dan lima kendaraan. Sedangkan Cilandak menjadi lokasi kebakaran yang paling banyak dengan 20 kasus.
Selanjutnya ada Jagakarsa, Kebayoran Baru, Pesanggrahan dan Pasar Minggu dengan 10 kasus kebakaran, sedangkan Kebayoran Lama dan Mampang Prapatan hanya tjuh kasus kebakaran dilanjutkan dengan tebet dan Setiabudi dengan empat kasus kebakaran.
Menurut Helbert, kasus kebakaran yang terjadi selama periode ini sedikitnya berdampak terhadap 117 Kepala Keluarga (KK) atau 499 jiwa. Sementara total kerugian akibat kebakaran diperkirakan mencapai Rp7.011.400.000. ( )
(mhd)