Ramadan dan Idulfitri 2023, BI Jakarta Klaim Inflasi April Masih Terjaga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) perwakilan Jakarta mengklaim inflasi tetap terjaga. Meski mengalami kenaikan seiring perputaran uang sejak Ramadan dan Idulfitri 2023, tapi inflasi masih di bawah nasional.
Kepala Perwakilan BI Jakarta Arlyana Abubakar memastikan inflasi sepanjang April 2023 masih terjaga. Melansir laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta yang mencatat inflasi Jakarta memiliki share 26,98 persen terhadap nasional.
Bahkan, pada April 2023 mereka kemudian mencatat inflasi sebesar 0,40 persen mtm, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,36 persen mtm.
Baca juga: Upah Pembantu Rumah Tangga dan Kenaikan BBM Penyumbang Inflasi Jakarta
“Namun, secara tahunan inflasi Jakarta tetap terjaga rendah sebesar 3,69 persen yoy dan masih dalam kisaran sasaran yang ditetapkan 3 persen±1 persen yoy. Inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 4,33 persen yoy,” ujar Arlyana, Rabu (3/5/2023).
Meningkatnya inflasi sepanjang April tidak lepas dari kenaikan harga kebutuhan pokok mulai dari makanan, minuman, dan tembakau, kelompok transportasi, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Selain itu, khusus kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada April 2023, BPS juga mencatat mengalami kenaikan inflasi sebesar 0,52 persen mtm sehingga menyumbang 0,12 persen terhadap inflasi Jakarta.
“Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras didorong peningkatan harga pakan sekaligus permintaan masyarakat yang tinggi pada Ramadan dan Idulfitri 2023,” katanya.
Pada kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 0,76 persen mtm sehingga memberikan andil 0,09 persen terhadap inflasi Jakarta.
Inflasi kelompok ini didorong kenaikan tarif berbagai moda transportasi yaitu tarif angkutan udara, angkutan antarkota, dan kereta api sejalan dengan arus mudik Lebaran 2023.
Sementara, pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami peningkatan inflasi sehingga menyumbang 0,06 persen terhadap inflasi Jakarta, yang utamanya didorong kenaikan harga emas perhiasan sejalan masih tingginya harga emas global dan tingginya permintaan terhadap emas perhiasan pada musim Lebaran.
Kepala Perwakilan BI Jakarta Arlyana Abubakar memastikan inflasi sepanjang April 2023 masih terjaga. Melansir laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta yang mencatat inflasi Jakarta memiliki share 26,98 persen terhadap nasional.
Bahkan, pada April 2023 mereka kemudian mencatat inflasi sebesar 0,40 persen mtm, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,36 persen mtm.
Baca juga: Upah Pembantu Rumah Tangga dan Kenaikan BBM Penyumbang Inflasi Jakarta
“Namun, secara tahunan inflasi Jakarta tetap terjaga rendah sebesar 3,69 persen yoy dan masih dalam kisaran sasaran yang ditetapkan 3 persen±1 persen yoy. Inflasi tersebut juga lebih rendah dibandingkan inflasi nasional 4,33 persen yoy,” ujar Arlyana, Rabu (3/5/2023).
Meningkatnya inflasi sepanjang April tidak lepas dari kenaikan harga kebutuhan pokok mulai dari makanan, minuman, dan tembakau, kelompok transportasi, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Selain itu, khusus kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada April 2023, BPS juga mencatat mengalami kenaikan inflasi sebesar 0,52 persen mtm sehingga menyumbang 0,12 persen terhadap inflasi Jakarta.
“Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras didorong peningkatan harga pakan sekaligus permintaan masyarakat yang tinggi pada Ramadan dan Idulfitri 2023,” katanya.
Pada kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 0,76 persen mtm sehingga memberikan andil 0,09 persen terhadap inflasi Jakarta.
Inflasi kelompok ini didorong kenaikan tarif berbagai moda transportasi yaitu tarif angkutan udara, angkutan antarkota, dan kereta api sejalan dengan arus mudik Lebaran 2023.
Sementara, pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mengalami peningkatan inflasi sehingga menyumbang 0,06 persen terhadap inflasi Jakarta, yang utamanya didorong kenaikan harga emas perhiasan sejalan masih tingginya harga emas global dan tingginya permintaan terhadap emas perhiasan pada musim Lebaran.