Pelajar Meninggal, DPRD Bangun Komunikasi dengan Stakeholder
loading...
A
A
A
BOGOR - Meninggalnya AS, pelajar SMK Bina Warga Kota Bogor akibat kekerasan menambah catatan kelam dunia pendidikan. DPRD Kota Bogor menilai Kota Bogor sampai saat ini belum aman untuk pelajar.
Untuk membahas hal tersebut, jajaran Komisi IV DPRD Kota Bogor mendatangi Mako Polresta Bogor Kota, Selasa (14/3/2023). Mereka terdiri dari Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Akhmad Saeful Bakhri, Wakil Ketua Komisi IV Atty Somadikarya beserta anggota Komisi IV, Devie Prihartini Sultani, Sri Kusnaeni dan Lusiana Nurissiyaddah.
Kedatangan para wakil rakyat itu untuk membangun komunikasi dengan aparat kepolisian guna mengurai benang kusut kasus kekerasan terhadap pelajar. “Tentu kami mengecam segala bentuk tindakan kekerasan terhadap pelajar. Apalagi ini sampai merenggut nyawa seorang siswa. Sehingga para pelaku ini perlu dikenakan hukuman yang serius,” kata Akhmad Saeful Bakhri.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus M ini juga mengapresiasi langkah cepat dari aparat kepolisian yang bisa meringkus dua dari tiga pelaku. Dia pun berharap, pelaku utama bisa segera ditangkap.
Gus M menilai kunci utama menyelesaikan permasalahan kasus kekerasan terhadap pelajar ada di pola pengasuhan anak dari keluarga. Intervensi Pemkot Bogor dengan program Kota Ramah Keluarga pun perlu dikuatkan agar keluarga memiliki ketahanan fungsi.
“Ketika visi Kota Bogor sebagai Kota Ramah keluarga, maka masih banyak PR dalam menguatkan peran keluarga agar menjadi keluarga yang memiliki ketahanan fungsi. Ini yang perlu dipikirkan pemerintah,” ujarnya.
Dalam waktu dekat DPRD Kota Bogor akan menggelar rapat kerja khusus dengan mengundang KCD Pendidikan Jawa Barat, Disdik Kota Bogor, Polresta Bogor Kota, dan stakeholder lainnya. Mereka akan merumuskan sistem pendidikan agar tidak terjadi lagi kasus kekerasan terhadap pelajar.
“Kami akan panggil semua. Diskusi bersama agar ada sistem yang jelas dan nyata, supaya tidak ada lagi korban jiwa seperti ini,” tandasnya.
Untuk membahas hal tersebut, jajaran Komisi IV DPRD Kota Bogor mendatangi Mako Polresta Bogor Kota, Selasa (14/3/2023). Mereka terdiri dari Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Akhmad Saeful Bakhri, Wakil Ketua Komisi IV Atty Somadikarya beserta anggota Komisi IV, Devie Prihartini Sultani, Sri Kusnaeni dan Lusiana Nurissiyaddah.
Kedatangan para wakil rakyat itu untuk membangun komunikasi dengan aparat kepolisian guna mengurai benang kusut kasus kekerasan terhadap pelajar. “Tentu kami mengecam segala bentuk tindakan kekerasan terhadap pelajar. Apalagi ini sampai merenggut nyawa seorang siswa. Sehingga para pelaku ini perlu dikenakan hukuman yang serius,” kata Akhmad Saeful Bakhri.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Gus M ini juga mengapresiasi langkah cepat dari aparat kepolisian yang bisa meringkus dua dari tiga pelaku. Dia pun berharap, pelaku utama bisa segera ditangkap.
Gus M menilai kunci utama menyelesaikan permasalahan kasus kekerasan terhadap pelajar ada di pola pengasuhan anak dari keluarga. Intervensi Pemkot Bogor dengan program Kota Ramah Keluarga pun perlu dikuatkan agar keluarga memiliki ketahanan fungsi.
“Ketika visi Kota Bogor sebagai Kota Ramah keluarga, maka masih banyak PR dalam menguatkan peran keluarga agar menjadi keluarga yang memiliki ketahanan fungsi. Ini yang perlu dipikirkan pemerintah,” ujarnya.
Dalam waktu dekat DPRD Kota Bogor akan menggelar rapat kerja khusus dengan mengundang KCD Pendidikan Jawa Barat, Disdik Kota Bogor, Polresta Bogor Kota, dan stakeholder lainnya. Mereka akan merumuskan sistem pendidikan agar tidak terjadi lagi kasus kekerasan terhadap pelajar.
“Kami akan panggil semua. Diskusi bersama agar ada sistem yang jelas dan nyata, supaya tidak ada lagi korban jiwa seperti ini,” tandasnya.
(poe)