Cegah Stunting di Bogor, GMP Jabar Penyuluhan di Kampung Sindang Barang
loading...
A
A
A
BOGOR - Ganjar Muda Padjajaran (GMP) Jabar mengadakan penyuluhan tentang pencegahan dan solusi stunting untuk masyarakat Bogor. Acara ini dihadiri 50 warga yang didominasi kaum ibu yang membawa balita.
Materi penyuluhan stunting disajikan dari dua sisi yaitu dari sudut pandang gizi dan nutrisi, serta psikologi. Dihadirkan dua narasumber yakni perawat Lala Hidayanti dan konselor Puspaga Kabupaten Bogor Tely Yulianti.
"Sejalan dengan program nasional untuk pengurangan angka stunting di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Bogor angkanya saat ini 4,78. Harapannya bisa membantu hilangnya stunting di Kabupaten Bogor," kata Koordinator GMP Jabar Anshari di Kampung Sindang Barang, Pasireurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Sabtu (11/3/2023).
Menurut Anshari, cara pencegahan stunting bisa dilakukan dengan mengatur usia pernikahan yang ideal, Begitu juga dengan usia kehamilan.
Ibu hamil diharapkan dapat memperhatikan pemenuhan gizi dan nutrisi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sejak janin masih dalam kandungan.
Anshari mengatakan kegiatan ini terinspirasi dari program kerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sangat memperhatikan kesehatan anak dan ibu hamil. "Kami ingin mencontoh keberhasilan beliau di Jawa Tengah dan harapannya kalau beliau jadi presiden nantinya secara nasional ada perhatian untuk stunting," ujarnya.
Dihadirkan dua narasumber dalam kegiatan itu yakni perawat Lala Hidayanti dan konselor Puspaga Kabupaten Bogor Tely Yulianti. Lala menjelaskan kegiatan ini sangat berguna untuk mengedukasi masyarakat agar tahu mengenai stunting.
"Jadi hari ini kami mau coba menjelaskan ke masyarakat soal stunting, nanti acaranya penjelasan, terus coba tanya masyarakat kenal gak sih stunting ini sendiri. Kan stunting itu ada jangka panjang sama jangka pendeknya. Nah ini yang jangka panjangnya yang harus kita cegah," tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Lala berharap angka itu bisa terus ditekan agar kasus stunting bisa dihilangkan.
Dia kemudian menjelaskan, cara-cara pencegahan stunting yang dimulai dari pencegahan secara dini yaitu saat masa kehamilan ibu mengandung. Ibu hamil harus rutin memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mengetahui perkembangan janin dan pola hidup sehat ibu hamil.
Kemudian setelah anak lahir, ibu diharapkan dapat memberi asi eksklusif selama enam bulan. Setelahnya, anak dapat diberikan makanan yang bergizi.
Sebagai informasi, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita yang dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan. Kondisi ini baru nampak pada anak berusia dua tahun atau yang kerap disebut dengan 1.000 HPK.
Kegiatan penyuluhan ini juga diselingi dengan sosialisasi sosok Ganjar Pranowo sebagai calon pemimpin bangsa yang diharapkan membawa kemakmuran dan adil pada masyarakat. Di akhir acara, juga dilakukan pembagian makanan tambahan sebagai penunjang nutrisi bagi bayi dan balita.
Materi penyuluhan stunting disajikan dari dua sisi yaitu dari sudut pandang gizi dan nutrisi, serta psikologi. Dihadirkan dua narasumber yakni perawat Lala Hidayanti dan konselor Puspaga Kabupaten Bogor Tely Yulianti.
"Sejalan dengan program nasional untuk pengurangan angka stunting di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Bogor angkanya saat ini 4,78. Harapannya bisa membantu hilangnya stunting di Kabupaten Bogor," kata Koordinator GMP Jabar Anshari di Kampung Sindang Barang, Pasireurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Sabtu (11/3/2023).
Menurut Anshari, cara pencegahan stunting bisa dilakukan dengan mengatur usia pernikahan yang ideal, Begitu juga dengan usia kehamilan.
Ibu hamil diharapkan dapat memperhatikan pemenuhan gizi dan nutrisi anak pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) sejak janin masih dalam kandungan.
Anshari mengatakan kegiatan ini terinspirasi dari program kerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sangat memperhatikan kesehatan anak dan ibu hamil. "Kami ingin mencontoh keberhasilan beliau di Jawa Tengah dan harapannya kalau beliau jadi presiden nantinya secara nasional ada perhatian untuk stunting," ujarnya.
Dihadirkan dua narasumber dalam kegiatan itu yakni perawat Lala Hidayanti dan konselor Puspaga Kabupaten Bogor Tely Yulianti. Lala menjelaskan kegiatan ini sangat berguna untuk mengedukasi masyarakat agar tahu mengenai stunting.
"Jadi hari ini kami mau coba menjelaskan ke masyarakat soal stunting, nanti acaranya penjelasan, terus coba tanya masyarakat kenal gak sih stunting ini sendiri. Kan stunting itu ada jangka panjang sama jangka pendeknya. Nah ini yang jangka panjangnya yang harus kita cegah," tuturnya.
Menurutnya, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada 2022. Lala berharap angka itu bisa terus ditekan agar kasus stunting bisa dihilangkan.
Dia kemudian menjelaskan, cara-cara pencegahan stunting yang dimulai dari pencegahan secara dini yaitu saat masa kehamilan ibu mengandung. Ibu hamil harus rutin memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk mengetahui perkembangan janin dan pola hidup sehat ibu hamil.
Kemudian setelah anak lahir, ibu diharapkan dapat memberi asi eksklusif selama enam bulan. Setelahnya, anak dapat diberikan makanan yang bergizi.
Sebagai informasi, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita yang dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan. Kondisi ini baru nampak pada anak berusia dua tahun atau yang kerap disebut dengan 1.000 HPK.
Kegiatan penyuluhan ini juga diselingi dengan sosialisasi sosok Ganjar Pranowo sebagai calon pemimpin bangsa yang diharapkan membawa kemakmuran dan adil pada masyarakat. Di akhir acara, juga dilakukan pembagian makanan tambahan sebagai penunjang nutrisi bagi bayi dan balita.
(poe)