Atasi Banjir Tangerang Butuh Kolaborasi Pemerintah dan Pengembang
Kamis, 15 Desember 2022 - 02:50 WIB
TANGERANG - Banjir di wilayah perbatasan Banten masih menjadi momok menakutkan. Hampir setiap hujan deras, banjir menggenangi wilayah perbatasan dengan DKI Jakarta itu. Persoalan banjir ini bukan momok bagi pemerintah dan pengembang perumahan dikawasan itu.
Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi bersama. Seperti di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Kabupaten Tangerang misalnya. Kedua wilayah ini telah banyak dikuasai pengembang. Di Tangsel sebanyak 70 persen wilayahnya punya pengembang.
Di antara pengembang yang menguasai wilayah Tangsel itu adalah Sinarmas Land. Saat terjadi hujan deras, sejumlah wilayah pengembang itu pun dilanda banjir. Bukan hanya yang berada di Kota Tangsel, tetapi juga yang ada di Kabupaten Tangerang.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), situasi iklim dan cuaca Indonesia pada kuartal III/2022 telah memasuki musim penghujan. Curah hujan mulai tinggi September-November 2022 dan puncaknya terjadi pada Desember 2022-Januari 2023.
Sejumlah titik rawan banjir di Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang itu Cisauk, Cibogo, Pagedangan, Lengkong Kulon, Medang, dan Cijantra. Kemudian, Ciputat, Cipayung, Pisangan, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, dan Serpong Utara.
Banjir dan genangan air itu terjadi akibat adanya penyumbatan pada bak kontrol, dan terlalu kecilnya gorong-gorong pada kawasan tersebut. Sehingga, saat hujan deras, air meluap menyebabkan genangan.
Hal ini masih ditambah penumpukan sedimentasi disepanjang saluran air menuju saluran pembuangan yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kali Cibenda, Kali Serua, serta Kali Angke yang membelah Kota Tangerang Selatan.
Managing Director President Office Sinar Mas Land, Dony Martadisata mengatakan, permasalahan banjir menjadi momok menakutkan bagi seluruh masyarakat dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi menjadi tanggungjawab bersama.
Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi bersama. Seperti di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Kabupaten Tangerang misalnya. Kedua wilayah ini telah banyak dikuasai pengembang. Di Tangsel sebanyak 70 persen wilayahnya punya pengembang.
Di antara pengembang yang menguasai wilayah Tangsel itu adalah Sinarmas Land. Saat terjadi hujan deras, sejumlah wilayah pengembang itu pun dilanda banjir. Bukan hanya yang berada di Kota Tangsel, tetapi juga yang ada di Kabupaten Tangerang.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), situasi iklim dan cuaca Indonesia pada kuartal III/2022 telah memasuki musim penghujan. Curah hujan mulai tinggi September-November 2022 dan puncaknya terjadi pada Desember 2022-Januari 2023.
Sejumlah titik rawan banjir di Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang itu Cisauk, Cibogo, Pagedangan, Lengkong Kulon, Medang, dan Cijantra. Kemudian, Ciputat, Cipayung, Pisangan, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, dan Serpong Utara.
Banjir dan genangan air itu terjadi akibat adanya penyumbatan pada bak kontrol, dan terlalu kecilnya gorong-gorong pada kawasan tersebut. Sehingga, saat hujan deras, air meluap menyebabkan genangan.
Hal ini masih ditambah penumpukan sedimentasi disepanjang saluran air menuju saluran pembuangan yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kali Cibenda, Kali Serua, serta Kali Angke yang membelah Kota Tangerang Selatan.
Managing Director President Office Sinar Mas Land, Dony Martadisata mengatakan, permasalahan banjir menjadi momok menakutkan bagi seluruh masyarakat dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi menjadi tanggungjawab bersama.
tulis komentar anda