Anggota DPRD DKI Kaget Sheet Pile untuk Kali Angke Mangkrak 4 Tahun
Senin, 06 Juli 2020 - 22:30 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, melakukan pengecekan sheet pile di bantaran anak Kali Angke sekitaran Perumahan Permata Buana, Kembangan, Jakarta Barat. Dalam pengecekan tersebut, pria yang disapa Kent itu didampingi Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat Wawan Kurniawan, dan Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta Roedito Setiawan.
Tiba dibantaran anak Kali Angke, Kent mengaku kaget dengan banyaknya sheet pile yang belum dipasang, padahal barang tersebut sudah dibeli sejak 2016, oleh Kementerian PUPR yang diwakili oleh Balai Besar.
"Saya kaget dan bingung, sheet pile sebegitu banyak di sana sudah dibeli sejak 2016 mangkrak dan belum dilakukan pemasangan serta tidak jelas arahnya. Jika tidak dilakukan pemasangan secepatnya saya khawatir nanti lama kelamaan akan rusak sheet pile-nya. Beli sheet pile tersebut kan memakai uang rakyat, bagaimana pertanggung jawabannya kalau sudah terjadi seperti ini," kata Kent dalam keterangannya, Senin (6/7/2020).
Saat ditanya kepada pihak yang berwenang terkait mangkraknya sheet pile di bantaran anak Kali Angke di wilayah Perumahan Permata Buana, jawabannya dikarenakan terkendala lahan sengketa, yang hingga saat ini belum terselesaikan. "Saya diberitahu oleh Pak Wawan bahwa sebenarnya sheet pile-nya sudah mau dikerjakan, tetapi terkendala dengan sengketa lahan di sekitaran wilayah jalur Anak Kali Angke," tuturnya.
Kent pun menyisiri sekitaran bantaran Kali Angke untuk mengecek dan melihat langsung kondisi kali, ternyata banyak sekali yang belum terpasang sheet pile-nya. Padahal, pemasangan sheet pile sangat penting dan signifikan untuk pencegahan banjir di wilayah Jakarta Barat. "Permasalahan Kali Angke ini adalah salah satu penyebab banjir di Provinsi DKI Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Barat," tegas Kent.
Kent langsung menanyakan kepada Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, terkait dengan pemasangan sheet pile di bantaran anak Kali Angke, dan beliau menyanggupi akan menyelesaikan masalah sengketa lahan tersebut pada Agustus mendatang. "Beliau (Pak Roedito) mengiyakan, dan akan secepatnya menyelesaikan permasalahan tersebut pada bulan Agustus tahun ini. Saya harap tidak meleset waktunya untuk menyelesaikan sengketa itu. Pemasangan sheet pile harus dikerjakan dengan cepat," ucapnya.
Kent optimistis jika sekitaran Kali Angke sudah dipasang sheet pile maka permasalahan banjir di wilayah Jakarta Barat akan teratasi. "Saya yakin jika sheet pile terpasang permasalahan banjir di Jakarta Barat akan teratasi. Saya akan terus mengawasi proses pemasangan sheet pile ini, dan akan terus men-follow up agar warga Jakarta Barat tidak khawatir ketika curah hujan yang tinggi atau mendapatkan air kiriman dari Bogor dan sekitarnya," tuturnya.
Kent pun mengimbau dengan tegas kepada Pihak Kementerian PUPR dan Balai Besar agar lain kali jika mengadakan proses lelang harus bisa berkoordinasi dengan baik. "Saya tegaskan Kementerian PUPR dan Balai Besar jika mengadakan lelang harus koordianasi, ini permasalahan tanah belum selesai masa sudah berani membeli sheet pile? Proses yang benar adalah permasalahan tanah ini dibereskan dahulu baru selanjutnya masuk ke tahap lelang untuk proses pengadaan sheet pile. Tolong uang rakyat jangan di pakai sembarangan seperti ini," tegas Kent.
Sementara itu, Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Roedito Setiawan, mengatakan, pihaknya akan menyelesaikan permasalah sengketa lahan seluas 7.000 meter itu pada Agustus mendatang. "Kami sedang survei untuk lahan yang dibebaskan, ada sekitar 7 ribu meter yang akan selesaikan pembayarannya pada Agustus mendatang, mudah-mudahan bisa selesai kami bayar, sehingga pengerjaan sheet pile dapat dilanjutkan pekerjaannya, agar dapat mengurangi banjir di sekitaran Kali Angke," kata Roedito.
Diketahui sebelumnya, pada Selasa 28 April 2020, sebanyak dua RW di Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, terendam banjir hingga ketinggian 40 sentimeter, akibat meluapnya Kali Angke. ( )
Tak hanya itu, banjir juga terjadi disejumlah Rukun Warga (RW) di Kembangan Utara dengan ketinggian air 20 sentimeter, Kembangan Selatan dengan ketinggian air 40-60 sentimeter, Kedoya Selatan dengan ketinggian 30-50 air sentimeter, dan Rawa Buaya dengan ketinggian air 20 sentimeter. Banjir tersebut disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan.
Kent berjanji akan segera menyelesaikan permasalahan banjir yang kerap menghantui warga Jakarta Barat ketika hujan melanda, ataupun air kiriman dari kota-kota penyangga, seperti Bogor dan Depok. "Kita selesaikan satu persatu, saat ini mulai dari Kali Angke kita benahi sheet pile-nya, lalu nanti proses berikutnya Kali Pesanggaran yang lewat di wilayah Jakarta Barat. Saya berharap warga Jakarta Barat tidak akan kebanjiran lagi jika seluruh kali sudah dilakukan normalisasi. Step by step akan kita selesaikan," pungkas Kent.
Tiba dibantaran anak Kali Angke, Kent mengaku kaget dengan banyaknya sheet pile yang belum dipasang, padahal barang tersebut sudah dibeli sejak 2016, oleh Kementerian PUPR yang diwakili oleh Balai Besar.
"Saya kaget dan bingung, sheet pile sebegitu banyak di sana sudah dibeli sejak 2016 mangkrak dan belum dilakukan pemasangan serta tidak jelas arahnya. Jika tidak dilakukan pemasangan secepatnya saya khawatir nanti lama kelamaan akan rusak sheet pile-nya. Beli sheet pile tersebut kan memakai uang rakyat, bagaimana pertanggung jawabannya kalau sudah terjadi seperti ini," kata Kent dalam keterangannya, Senin (6/7/2020).
Saat ditanya kepada pihak yang berwenang terkait mangkraknya sheet pile di bantaran anak Kali Angke di wilayah Perumahan Permata Buana, jawabannya dikarenakan terkendala lahan sengketa, yang hingga saat ini belum terselesaikan. "Saya diberitahu oleh Pak Wawan bahwa sebenarnya sheet pile-nya sudah mau dikerjakan, tetapi terkendala dengan sengketa lahan di sekitaran wilayah jalur Anak Kali Angke," tuturnya.
Kent pun menyisiri sekitaran bantaran Kali Angke untuk mengecek dan melihat langsung kondisi kali, ternyata banyak sekali yang belum terpasang sheet pile-nya. Padahal, pemasangan sheet pile sangat penting dan signifikan untuk pencegahan banjir di wilayah Jakarta Barat. "Permasalahan Kali Angke ini adalah salah satu penyebab banjir di Provinsi DKI Jakarta, terutama di wilayah Jakarta Barat," tegas Kent.
Kent langsung menanyakan kepada Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, terkait dengan pemasangan sheet pile di bantaran anak Kali Angke, dan beliau menyanggupi akan menyelesaikan masalah sengketa lahan tersebut pada Agustus mendatang. "Beliau (Pak Roedito) mengiyakan, dan akan secepatnya menyelesaikan permasalahan tersebut pada bulan Agustus tahun ini. Saya harap tidak meleset waktunya untuk menyelesaikan sengketa itu. Pemasangan sheet pile harus dikerjakan dengan cepat," ucapnya.
Kent optimistis jika sekitaran Kali Angke sudah dipasang sheet pile maka permasalahan banjir di wilayah Jakarta Barat akan teratasi. "Saya yakin jika sheet pile terpasang permasalahan banjir di Jakarta Barat akan teratasi. Saya akan terus mengawasi proses pemasangan sheet pile ini, dan akan terus men-follow up agar warga Jakarta Barat tidak khawatir ketika curah hujan yang tinggi atau mendapatkan air kiriman dari Bogor dan sekitarnya," tuturnya.
Kent pun mengimbau dengan tegas kepada Pihak Kementerian PUPR dan Balai Besar agar lain kali jika mengadakan proses lelang harus bisa berkoordinasi dengan baik. "Saya tegaskan Kementerian PUPR dan Balai Besar jika mengadakan lelang harus koordianasi, ini permasalahan tanah belum selesai masa sudah berani membeli sheet pile? Proses yang benar adalah permasalahan tanah ini dibereskan dahulu baru selanjutnya masuk ke tahap lelang untuk proses pengadaan sheet pile. Tolong uang rakyat jangan di pakai sembarangan seperti ini," tegas Kent.
Sementara itu, Kepala Unit Pengadaan Tanah Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Roedito Setiawan, mengatakan, pihaknya akan menyelesaikan permasalah sengketa lahan seluas 7.000 meter itu pada Agustus mendatang. "Kami sedang survei untuk lahan yang dibebaskan, ada sekitar 7 ribu meter yang akan selesaikan pembayarannya pada Agustus mendatang, mudah-mudahan bisa selesai kami bayar, sehingga pengerjaan sheet pile dapat dilanjutkan pekerjaannya, agar dapat mengurangi banjir di sekitaran Kali Angke," kata Roedito.
Diketahui sebelumnya, pada Selasa 28 April 2020, sebanyak dua RW di Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, terendam banjir hingga ketinggian 40 sentimeter, akibat meluapnya Kali Angke. ( )
Tak hanya itu, banjir juga terjadi disejumlah Rukun Warga (RW) di Kembangan Utara dengan ketinggian air 20 sentimeter, Kembangan Selatan dengan ketinggian air 40-60 sentimeter, Kedoya Selatan dengan ketinggian 30-50 air sentimeter, dan Rawa Buaya dengan ketinggian air 20 sentimeter. Banjir tersebut disebabkan curah hujan tinggi dan luapan Kali Pesanggrahan.
Kent berjanji akan segera menyelesaikan permasalahan banjir yang kerap menghantui warga Jakarta Barat ketika hujan melanda, ataupun air kiriman dari kota-kota penyangga, seperti Bogor dan Depok. "Kita selesaikan satu persatu, saat ini mulai dari Kali Angke kita benahi sheet pile-nya, lalu nanti proses berikutnya Kali Pesanggaran yang lewat di wilayah Jakarta Barat. Saya berharap warga Jakarta Barat tidak akan kebanjiran lagi jika seluruh kali sudah dilakukan normalisasi. Step by step akan kita selesaikan," pungkas Kent.
(mhd)
tulis komentar anda