Dinkes DKI Sebut Banyak Korban Jiwa Akibat Gagal Ginjal Akut karena Telat Diagnosis
Minggu, 23 Oktober 2022 - 19:33 WIB
JAKARTA - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut banyaknya korban berjatuhan hingga merenggut korban jiwa akibat gagal ginjal akut misterius disebabkan terlambat didiagnosis.
"Kami sudah melihat data kasus DKI Jakarta, keparahan atau meninggal dari kasus gagal ginjal akut karena terlambat didiagnosis dan dibawa ke RS. Itu pertama," ujar Kasi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama melalui YouTube Dinkes DKI Jakarta, Minggu (23/10/2022).
Baca juga: Presiden, Pimpinlah Perang Melawan Gagal Ginjal Anak
Menurut dia, banyak orang tua yang baru membawa anaknya ke RS lebih dari 5 hari sehingga meningkatkan risiko kematian. "Kasus berat yang sudah terlambat meningkatkan kematian," ucapnya.
Orang tua perlu memantau kondisi anak 10 hari setelah meminum obat sirup. Karena, ada beberapa dampak yang perlu diwaspadai seperti urine berubah berwana cokelat dan jumlahnya berkurang.
"Adanya riwayat gunakan parasetamol sirup atau drop dapat meningkatkan kematian. Ini yang harus dijaga," kata Ngabila.
Dia menuturkan pasien bakal menampakkan gejala ringan berkisar 5-9 hari, kemudian gejala tersebut akan semakin berat dari waktu ke waktu seperti tidak kencing selama 1-2 hari terakhir, sesak napas hingga turunnya daya kesadaran.
"Dari gejala sampai rawat inap sekitar 5-9 hari. Artinya ketika ada anak kita meminum sirup perlu kita lakukan pemantauan sampai 10 hari terakhir minum sirup. Itu bentuk antisipasi kita," ujarnya.
"Apa saja yang perlu kita pantau? Gejala paling sering, apakah ada demam, apakah ada mencret, atau ada batuk pilek. Kita jangan sampai gejalanya sudah keburu berat," sambungnya.
Gejala berat itu ketika pasien tidak kencing sama sekali, itu menandakan banyaknya racun sehingga perlu adanya fasilitas lebih advance salah satunya cuci darah.
"Kami sudah melihat data kasus DKI Jakarta, keparahan atau meninggal dari kasus gagal ginjal akut karena terlambat didiagnosis dan dibawa ke RS. Itu pertama," ujar Kasi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama melalui YouTube Dinkes DKI Jakarta, Minggu (23/10/2022).
Baca juga: Presiden, Pimpinlah Perang Melawan Gagal Ginjal Anak
Menurut dia, banyak orang tua yang baru membawa anaknya ke RS lebih dari 5 hari sehingga meningkatkan risiko kematian. "Kasus berat yang sudah terlambat meningkatkan kematian," ucapnya.
Orang tua perlu memantau kondisi anak 10 hari setelah meminum obat sirup. Karena, ada beberapa dampak yang perlu diwaspadai seperti urine berubah berwana cokelat dan jumlahnya berkurang.
"Adanya riwayat gunakan parasetamol sirup atau drop dapat meningkatkan kematian. Ini yang harus dijaga," kata Ngabila.
Dia menuturkan pasien bakal menampakkan gejala ringan berkisar 5-9 hari, kemudian gejala tersebut akan semakin berat dari waktu ke waktu seperti tidak kencing selama 1-2 hari terakhir, sesak napas hingga turunnya daya kesadaran.
"Dari gejala sampai rawat inap sekitar 5-9 hari. Artinya ketika ada anak kita meminum sirup perlu kita lakukan pemantauan sampai 10 hari terakhir minum sirup. Itu bentuk antisipasi kita," ujarnya.
"Apa saja yang perlu kita pantau? Gejala paling sering, apakah ada demam, apakah ada mencret, atau ada batuk pilek. Kita jangan sampai gejalanya sudah keburu berat," sambungnya.
Gejala berat itu ketika pasien tidak kencing sama sekali, itu menandakan banyaknya racun sehingga perlu adanya fasilitas lebih advance salah satunya cuci darah.
(jon)
tulis komentar anda