Usulkan Depok Gabung Jakarta, Wali Kota: Untuk Mengatasi Sejumlah Permasalahan
Selasa, 19 Juli 2022 - 18:33 WIB
Wacana penggabungan ini sudah pernah tercetus saat Gubernur Jakarta Sutiyoso dulu. Wacana tersebut juga sudah pernah dibicarakan oleh pakar untuk menggabungkan Jakarta dan Kota penyangga dengan nama Megapolitan.
Menanggapi hal itu, Lembaga Riset Kebijakan Publik Urban Policy menilai wacana Depok dan daerah penyangga lainnya seperti Bekasi dan Bogor bergabung ke Jakarta bukanlah hal yang mustahil.
Urban Policy menilai peluang bergabungnya Depok dengan Jakarta dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu kondisi geografis yang berdekatan, kemiripan karakteristik sosial budaya, aktivitas ekonomi penduduk, dan kebutuhan solusi holistik masalah perkotaan.
Depok adalah kota sub-urban, secara fungsi tata ruang dan mobilitas ekonomi masyarakatnya sudah cenderung lebih akrab dengan Jakarta dibanding daerah lain di Jawa Barat.
“Masyarakat Depok sudah lebih condong ke Jakarta, karakteristik heterogenitas, kultur sosial dan aktivitas ekonomi warga Depok juga tidak bisa lepas dari Jakarta, hanya konteks yurisdiksi administrasi pemerintahan saja yang masuk Jawa Barat,” kata Direktur Eksekutif Urban Policy Nurfahmi Islami Kaffah.
Dia menilai, ada potensi Jakarta dan Depok sama-sama diuntungkan bila terjadi penggabungan. Di satu sisi, Jakarta bertambah luas secara cakupan wilayah dan mengurai kepadatan yang tentunya sangat penting menopang Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional.
Di sisi lain, Kota Depok adalah akselerasi pembangunan termasuk integrasi di berbagai bidang Infrastruktur dan pelayanan masyarakat. Namun demikian, Urban Policy juga merekomendasikan agar Pemerintah Kota Depok dan kota lainnya seperti Kota Bekasi, betul-betul menghitung proyeksi dampak dan risiko sosial politik serta melibatkan DPRD dan peran serta masyarakat sebelum menindak lanjuti wacana tersebut.
“Yang terpenting sikap ingin bergabung dilandasi langsung oleh keinginan kuat masyarakat, oleh karena itu harus dikaji dan dihitung, karena yang terpenting bukan perubahan status administratifnya, tapi orientasinya perbaikan kesejahteraan yang dirasakan langsung masyarakat,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Lembaga Riset Kebijakan Publik Urban Policy menilai wacana Depok dan daerah penyangga lainnya seperti Bekasi dan Bogor bergabung ke Jakarta bukanlah hal yang mustahil.
Urban Policy menilai peluang bergabungnya Depok dengan Jakarta dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu kondisi geografis yang berdekatan, kemiripan karakteristik sosial budaya, aktivitas ekonomi penduduk, dan kebutuhan solusi holistik masalah perkotaan.
Depok adalah kota sub-urban, secara fungsi tata ruang dan mobilitas ekonomi masyarakatnya sudah cenderung lebih akrab dengan Jakarta dibanding daerah lain di Jawa Barat.
“Masyarakat Depok sudah lebih condong ke Jakarta, karakteristik heterogenitas, kultur sosial dan aktivitas ekonomi warga Depok juga tidak bisa lepas dari Jakarta, hanya konteks yurisdiksi administrasi pemerintahan saja yang masuk Jawa Barat,” kata Direktur Eksekutif Urban Policy Nurfahmi Islami Kaffah.
Dia menilai, ada potensi Jakarta dan Depok sama-sama diuntungkan bila terjadi penggabungan. Di satu sisi, Jakarta bertambah luas secara cakupan wilayah dan mengurai kepadatan yang tentunya sangat penting menopang Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional.
Di sisi lain, Kota Depok adalah akselerasi pembangunan termasuk integrasi di berbagai bidang Infrastruktur dan pelayanan masyarakat. Namun demikian, Urban Policy juga merekomendasikan agar Pemerintah Kota Depok dan kota lainnya seperti Kota Bekasi, betul-betul menghitung proyeksi dampak dan risiko sosial politik serta melibatkan DPRD dan peran serta masyarakat sebelum menindak lanjuti wacana tersebut.
“Yang terpenting sikap ingin bergabung dilandasi langsung oleh keinginan kuat masyarakat, oleh karena itu harus dikaji dan dihitung, karena yang terpenting bukan perubahan status administratifnya, tapi orientasinya perbaikan kesejahteraan yang dirasakan langsung masyarakat,” ucapnya.
(hab)
tulis komentar anda