Jelang Beroperasi, Pemkot Bekasi Minta Jaminan Protokol Kesehatan Ojek Online
Kamis, 25 Juni 2020 - 13:06 WIB
BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi meminta operator ojek online (ojol) untuk menyiapkan jaminan protokol kesehatan untuk pengemudi sebelum mengizinkan kembali beroperasi. Salah satunya berupa pos aman sebagai pusat pengecekan kesehatan.
Hal tersebut telah didiskusikan antara Pemkot Bekasi dan pihak operator. Namun, sejauh ini belum ada keputusan."Keputusan itu syarat demi memastikan operasional ojol tidak menjadi media baru penularan COVID-19," ujar Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Fathikun, Kamis (25/6/2020).
Untuk itu, kata dia, pemerintah meminta minimal ada jaminan protokol kesehatan dari orang yang mau diberikan akses tersebut. Salah satunya, adalah penyediaan pos-pos aman bagi pengemudi ojol di Kota Bekasi."Kita tidak mau nantinya menjadi media penularan baru," katanya. (Baca juga; Cara Sehat Naik Ojol Selama Pandemi )
Nantinya, lanjut dia, pos-pos aman tersebut berfungsi sebagai tempat pengecekan suhu tubuh dan kesehatan para pengemudi ojol sebelum beroperasi di Kota Bekasi. Bila ada pengemudi yang ditemukan tidak sehat, Pemkot Bekasi meminta pihak operator untuk mematikan aplikasi sang pengemudi.
"Misalnya pada saat pengemudi ojek online ini suhunya di atas 38 (derajat celcius), sistem (aplikasi) mati," ungkapnya. Jika operator sudah menyediakan pos-pos aman, Pemkot Bekasi tidak akan ragu untuk kembali mengizinkan ojol beroperasi. (Baca juga; Pengamat Nilai Ojol Angkut Penumpang Sangat Berisiko Terpapar Covid-19 )
Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Enung Nurcholis mengatakan, belum bisa memastikan waktu ojol kembali beroperasi."Belum, belum bisa dipastikan [waktunya]. Kemarin masih baru dibahas sama pihak terkait. Kemungkinan dalam waktu dekat," katanya.
Dinas Perhubungan Jawa Barat belum memberikan izin ojol beroperasi kembali di seluruh wilayah Jabar. Sebelumnya, Kota Bekasi sempat mengumumkan, ojol akan segera beroperasi mengikuti provinsi DKI Jakarta yang sudah memberikan izin operasi.
Hal tersebut telah didiskusikan antara Pemkot Bekasi dan pihak operator. Namun, sejauh ini belum ada keputusan."Keputusan itu syarat demi memastikan operasional ojol tidak menjadi media baru penularan COVID-19," ujar Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Fathikun, Kamis (25/6/2020).
Untuk itu, kata dia, pemerintah meminta minimal ada jaminan protokol kesehatan dari orang yang mau diberikan akses tersebut. Salah satunya, adalah penyediaan pos-pos aman bagi pengemudi ojol di Kota Bekasi."Kita tidak mau nantinya menjadi media penularan baru," katanya. (Baca juga; Cara Sehat Naik Ojol Selama Pandemi )
Nantinya, lanjut dia, pos-pos aman tersebut berfungsi sebagai tempat pengecekan suhu tubuh dan kesehatan para pengemudi ojol sebelum beroperasi di Kota Bekasi. Bila ada pengemudi yang ditemukan tidak sehat, Pemkot Bekasi meminta pihak operator untuk mematikan aplikasi sang pengemudi.
"Misalnya pada saat pengemudi ojek online ini suhunya di atas 38 (derajat celcius), sistem (aplikasi) mati," ungkapnya. Jika operator sudah menyediakan pos-pos aman, Pemkot Bekasi tidak akan ragu untuk kembali mengizinkan ojol beroperasi. (Baca juga; Pengamat Nilai Ojol Angkut Penumpang Sangat Berisiko Terpapar Covid-19 )
Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Enung Nurcholis mengatakan, belum bisa memastikan waktu ojol kembali beroperasi."Belum, belum bisa dipastikan [waktunya]. Kemarin masih baru dibahas sama pihak terkait. Kemungkinan dalam waktu dekat," katanya.
Dinas Perhubungan Jawa Barat belum memberikan izin ojol beroperasi kembali di seluruh wilayah Jabar. Sebelumnya, Kota Bekasi sempat mengumumkan, ojol akan segera beroperasi mengikuti provinsi DKI Jakarta yang sudah memberikan izin operasi.
(wib)
tulis komentar anda