Kisah Prajurit Brimob Kena Tembakan Senjata Sendiri saat Sergap Pemberontak
Jum'at, 18 Maret 2022 - 14:46 WIB
Berondongan MK 3 dan Carl Gustav mendapatkan balasan dari pasukan TII. Anggota pasukan lain yang menggunakan US Carabine tidak menembak dan hanya tiarap sambil mengawasi arah tembakan balasan. Sesaat setelah tembakan balasan dari TII, Brigadir Daryat memerintahkan anggota tim yang bersenjata US Carabine mengikutinya untuk melakukan perembesan mendekati lokasi musuh.
Agen Polisi Kartimin yang bertugas sebagai tamtama komunikasi (radio man) mengikuti komandan tim merembes mendekati sasaran. Empat anggota tim Brigadir Daryat dihujani dengan tembakan dan mereka semua membalas kecuali Kartimin yang diminta komandan tim mengontak bantuan.
Rupanya, pasukan TII membalas tembakan sambil bergerak mundur sehingga pasukan Brigadir Daryat kehilangan buruan. Nah, dalam kontak tembak inilah Agen Polisi Buari terkena tembakan dari senjatanya sendiri.
Baca juga: Mantan Kapolri Menangis, Pasukan Resimen Pelopor Brimob Keheranan
Di Tasikmalaya, pasukan Ranger Brimob ditempatkan selama 3 bulan karena hanya turun sebagai pasukan yang tengah melakukan test mission. Test mission ini memberikan informasi penting bagi petinggi Brimob maupun DKN (Djawatan Kepolisian Negara sekarang Mabes Polri).
Tim Brigadir Daryat merupakan yang pertama kali bisa menghadang pasukan TII yang tengah mencari logistik, dalam hal ini berkat kemampuan sang komandan memilih lokasi tepat untuk melakukan penghadangan musuh.
Namun, Brigadir Daryat dianggap gagal melakukan test mission di Tasikmalaya lantaran dirasa tidak mampu menghadapi pertempuran hutan yang berat. Mental mereka jatuh ketika harus bertempur dengan musuh yang hanya berjarak 6-10 meter, sementara desingan peluru seolah begitu dekat dengan kepala mereka.
Selanjutnya, Brigadir Daryat dikenal sebagai salah satu pengawal Presiden Soekarno yang berhasil menyelamatkan beliau dari tembakan tim pembunuh DI/TII dalam percobaan pembunuhan pada Hari Raya Idul Adha tahun 1962. Sebuah pengganti karier yang sepadan dengan kehilangan status sebagai prajurit tempur dalam pasukan Ranger Brimob.
Agen Polisi Kartimin yang bertugas sebagai tamtama komunikasi (radio man) mengikuti komandan tim merembes mendekati sasaran. Empat anggota tim Brigadir Daryat dihujani dengan tembakan dan mereka semua membalas kecuali Kartimin yang diminta komandan tim mengontak bantuan.
Rupanya, pasukan TII membalas tembakan sambil bergerak mundur sehingga pasukan Brigadir Daryat kehilangan buruan. Nah, dalam kontak tembak inilah Agen Polisi Buari terkena tembakan dari senjatanya sendiri.
Baca juga: Mantan Kapolri Menangis, Pasukan Resimen Pelopor Brimob Keheranan
Di Tasikmalaya, pasukan Ranger Brimob ditempatkan selama 3 bulan karena hanya turun sebagai pasukan yang tengah melakukan test mission. Test mission ini memberikan informasi penting bagi petinggi Brimob maupun DKN (Djawatan Kepolisian Negara sekarang Mabes Polri).
Tim Brigadir Daryat merupakan yang pertama kali bisa menghadang pasukan TII yang tengah mencari logistik, dalam hal ini berkat kemampuan sang komandan memilih lokasi tepat untuk melakukan penghadangan musuh.
Namun, Brigadir Daryat dianggap gagal melakukan test mission di Tasikmalaya lantaran dirasa tidak mampu menghadapi pertempuran hutan yang berat. Mental mereka jatuh ketika harus bertempur dengan musuh yang hanya berjarak 6-10 meter, sementara desingan peluru seolah begitu dekat dengan kepala mereka.
Selanjutnya, Brigadir Daryat dikenal sebagai salah satu pengawal Presiden Soekarno yang berhasil menyelamatkan beliau dari tembakan tim pembunuh DI/TII dalam percobaan pembunuhan pada Hari Raya Idul Adha tahun 1962. Sebuah pengganti karier yang sepadan dengan kehilangan status sebagai prajurit tempur dalam pasukan Ranger Brimob.
(jon)
tulis komentar anda