Mengaku Dipecat Sepihak, Petugas PPSU Kelurahan Rawabadak Selatan Jalan Kaki ke Balkot DKI
Rabu, 02 Maret 2022 - 22:19 WIB
JAKARTA - Jejen Sujana, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum ( PPSU ) meminta kejelasan terkait status kepegawaian nya yang diputus secara sepihak oleh kelurahan. Jejen berjalan kaki guna mengadu kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan .
Petugas oranye tersebut berjalan kaki dari kediamannya di Rumah Susun Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (2/3/2022) dengan penuh harap. Ayah dari lima anak itu berharap dengan mengadu ke Balai Kota, dirinya dapat bekerja kembali menghidupi keluarganya.
"Tuntutan saya hanya ingin bisa kerja lagi, anak saya bisa pada makan. Di rumah anak saya ada lima," ujarnya kepada awak media saat tiba di Balai Kota siang tadi.
Jejen telah bekerja sebagai PPSU di Kelurahan Rawabadak Selatan selama empat tahun. Dirinya mengaku hingga saat ini belum mendapatkan kejelasan soal status pekerjaannya.
"Saya menuntut keadilan saja. Saya diputus kerja tanpa alasan, padahal saya sudah kerja empat tahun. Saya jalan kaki dari Penggilingan ya itu mengambarkan empat tahun saya, lelahnya saya," terang Jejen.
Dirinya mengaku saat dipecat, tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Jejen menyadari ketidakberlanjutannya dirinya hanya dengan tidak melihat namanya di papan pengumuman.
"Tidak ada pemberitahuan. Cuma lihat di mading nama saya tidak ada, ya sudah gitu saja," ujarnya.
Terkait usahanya selama ini, dia sudah menghubungi seluruh jajaran di tingkat Wali kota hingga kelurahan. Namun sayangnya tak kunjung ada kejelasannya.
"Kalau pejabat camat saya sudah WA, tapi mereka mengembalikan lagi ke pihak kelurahan. Kalau pihak Wali Kota tanggal 5 saya ke sana, katanya tunggu saja nanti ada yang hubungi. Nah, tanggal tujuh saya tanya lagi pihak wali kota bagaimana, terus katanya nanti dikabarin pak Sekel dan Kasie Ekbang," tuturnya.
Dengan seragam kebanggaannya, Jejen berjalan dari rumahnya mulai pukul 08.00 WIB. Jejen yang nekat berjalan kaki menuju Balai Kota ini, juga membawa alat peraga yang dibuat dari karton dan digantungkan di lehernya.
"Berkelut dengan sampah tapi jangan perlakukan kami seperti sampah. Empat tahun mengabdi kau campakkan aku begitu saja. Apa salahku sehingga kau tega berbuat seperti itu," tulis Jejen pada alat peraganya.
Petugas oranye tersebut berjalan kaki dari kediamannya di Rumah Susun Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (2/3/2022) dengan penuh harap. Ayah dari lima anak itu berharap dengan mengadu ke Balai Kota, dirinya dapat bekerja kembali menghidupi keluarganya.
"Tuntutan saya hanya ingin bisa kerja lagi, anak saya bisa pada makan. Di rumah anak saya ada lima," ujarnya kepada awak media saat tiba di Balai Kota siang tadi.
Jejen telah bekerja sebagai PPSU di Kelurahan Rawabadak Selatan selama empat tahun. Dirinya mengaku hingga saat ini belum mendapatkan kejelasan soal status pekerjaannya.
"Saya menuntut keadilan saja. Saya diputus kerja tanpa alasan, padahal saya sudah kerja empat tahun. Saya jalan kaki dari Penggilingan ya itu mengambarkan empat tahun saya, lelahnya saya," terang Jejen.
Dirinya mengaku saat dipecat, tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Jejen menyadari ketidakberlanjutannya dirinya hanya dengan tidak melihat namanya di papan pengumuman.
"Tidak ada pemberitahuan. Cuma lihat di mading nama saya tidak ada, ya sudah gitu saja," ujarnya.
Terkait usahanya selama ini, dia sudah menghubungi seluruh jajaran di tingkat Wali kota hingga kelurahan. Namun sayangnya tak kunjung ada kejelasannya.
"Kalau pejabat camat saya sudah WA, tapi mereka mengembalikan lagi ke pihak kelurahan. Kalau pihak Wali Kota tanggal 5 saya ke sana, katanya tunggu saja nanti ada yang hubungi. Nah, tanggal tujuh saya tanya lagi pihak wali kota bagaimana, terus katanya nanti dikabarin pak Sekel dan Kasie Ekbang," tuturnya.
Dengan seragam kebanggaannya, Jejen berjalan dari rumahnya mulai pukul 08.00 WIB. Jejen yang nekat berjalan kaki menuju Balai Kota ini, juga membawa alat peraga yang dibuat dari karton dan digantungkan di lehernya.
"Berkelut dengan sampah tapi jangan perlakukan kami seperti sampah. Empat tahun mengabdi kau campakkan aku begitu saja. Apa salahku sehingga kau tega berbuat seperti itu," tulis Jejen pada alat peraganya.
(mhd)
tulis komentar anda