Jumlah Penumpang KRL di Stasiun Bekasi Melonjak Dua Kali Lipat
Senin, 15 Juni 2020 - 13:21 WIB
BEKASI - Jumlah penumpang di Stasiun Bekasi mengalami lonjakan, meskipun tidak sepadat di Stasiun Bogor maupun Depok. Masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat jumlah penumpang di Stasiun Bekasi mengalami lonjakan dratis.
Pantauan SINDOnews di lokasi, penumpang sudah mulai memadati Stasiun Bekasi sejak pagi hari dan mengantre untuk menaiki KRL Commuter Line jurusan Jakarta. Kenaikan jumlah penumpang itu mencapai dua kali lipat lebih dari sebelum diterapkannya masa transisi atau adaptasi new normal.
Apalagi, tercatat sekitar 600 calon penumpang menggunakan KRL dari Stasiun Bekasi. Belum lagi warga Bekasi yang naik dari Stasiun Kranji dan Cakung. (Baca juga; Urai Antrean Penumpang KRL, 50 Bus Dikerahkan di Stasiun Bogor )
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan bahwa lonjakan penumpang di stasiun menjadi perhatiannya. Akibat ledakan penumpang yang cukup signifikan yang terjadi di pagi hari ini. "Saya lihat langsung ada lonjakan yang cukup besar, ini yang menjadi perhatian kita," katanya, Senin (15/6/2020).
Menurut dia, lonjakan jumlah penumpang KRL di Stasiun Bekasi ini menjadi perhatian dan wajib diwaspadai. Sebab, potensi penularan tetap ada meskipun telah diterapkan protokol ketat."Penumpamg harian yang berangkat dan naik melalui stasiun KRL cukup tinggi," ujarnya. (Baca juga; Bima Arya Sebut Sistem Antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor Lebih Baik )
Untuk itu, pemerintah daerah bersama pihak PT KCI Commuter Line bersama Kepala Stasiun terus melakukan upaya agar lonjakan penumpang diatur dengan jaga jarak sehingga mencegah penularan COVID-19. Ada tiga zona yang ada di area stasiun, zona tempat parkir, tiket, dan emplasemen (peron).
Penumpang wajib mengikuti langkah-langkah aturan serta tahapan di tiap zona tersebut."Jadi orang begitu datang ke stasiun engga bisa langsung ke emplasemen, tapi mengikuti zona-zona yang ada. Jadi langkah ini memang harus di ikuti semua calon penumpang," ungkapnya.
Tri melanjutkan tiap zona itu juga telah dihitung betul kapasitasnya. Hal itu agar tidak terjadi penumpangan terlalu banyak penumpang KRL. Adapun jumlah lonjakan penumpang yang terjadi, dari sebelum transisi PSBB atau adapatasi new normal hanya sekitar 100-200 ribu penumpang per hari.
Saat ini bisa mencapai 600.000 penumpang per hari, sehingga lonjakan yang terjadi di Stasiun Bekasi sangat begitu besar dibandingkan yang terjadi di Terminal Bekasi."Kita atur naik turunnya penumpang agar terhindar dari penularan COVID-19," tegasnya.
Sementara Tri Adhianto bersama Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota, Kombes Wijonarko meninjau langsung Stasiun Bekasi dengan memberikan himbauan kepada warga Bekasi agar tertib aturan saat menggunakan KRL Commuter Line, tinjauan juga dilakukan ke Terminal Bekasi.
Pantauan SINDOnews di lokasi, penumpang sudah mulai memadati Stasiun Bekasi sejak pagi hari dan mengantre untuk menaiki KRL Commuter Line jurusan Jakarta. Kenaikan jumlah penumpang itu mencapai dua kali lipat lebih dari sebelum diterapkannya masa transisi atau adaptasi new normal.
Apalagi, tercatat sekitar 600 calon penumpang menggunakan KRL dari Stasiun Bekasi. Belum lagi warga Bekasi yang naik dari Stasiun Kranji dan Cakung. (Baca juga; Urai Antrean Penumpang KRL, 50 Bus Dikerahkan di Stasiun Bogor )
Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto mengatakan bahwa lonjakan penumpang di stasiun menjadi perhatiannya. Akibat ledakan penumpang yang cukup signifikan yang terjadi di pagi hari ini. "Saya lihat langsung ada lonjakan yang cukup besar, ini yang menjadi perhatian kita," katanya, Senin (15/6/2020).
Menurut dia, lonjakan jumlah penumpang KRL di Stasiun Bekasi ini menjadi perhatian dan wajib diwaspadai. Sebab, potensi penularan tetap ada meskipun telah diterapkan protokol ketat."Penumpamg harian yang berangkat dan naik melalui stasiun KRL cukup tinggi," ujarnya. (Baca juga; Bima Arya Sebut Sistem Antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor Lebih Baik )
Untuk itu, pemerintah daerah bersama pihak PT KCI Commuter Line bersama Kepala Stasiun terus melakukan upaya agar lonjakan penumpang diatur dengan jaga jarak sehingga mencegah penularan COVID-19. Ada tiga zona yang ada di area stasiun, zona tempat parkir, tiket, dan emplasemen (peron).
Penumpang wajib mengikuti langkah-langkah aturan serta tahapan di tiap zona tersebut."Jadi orang begitu datang ke stasiun engga bisa langsung ke emplasemen, tapi mengikuti zona-zona yang ada. Jadi langkah ini memang harus di ikuti semua calon penumpang," ungkapnya.
Tri melanjutkan tiap zona itu juga telah dihitung betul kapasitasnya. Hal itu agar tidak terjadi penumpangan terlalu banyak penumpang KRL. Adapun jumlah lonjakan penumpang yang terjadi, dari sebelum transisi PSBB atau adapatasi new normal hanya sekitar 100-200 ribu penumpang per hari.
Saat ini bisa mencapai 600.000 penumpang per hari, sehingga lonjakan yang terjadi di Stasiun Bekasi sangat begitu besar dibandingkan yang terjadi di Terminal Bekasi."Kita atur naik turunnya penumpang agar terhindar dari penularan COVID-19," tegasnya.
Sementara Tri Adhianto bersama Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota, Kombes Wijonarko meninjau langsung Stasiun Bekasi dengan memberikan himbauan kepada warga Bekasi agar tertib aturan saat menggunakan KRL Commuter Line, tinjauan juga dilakukan ke Terminal Bekasi.
(wib)
tulis komentar anda