Disperindag Kabupaten Bekasi Minta UPTD Pantau Perajin Tahu dan Tempe yang Mogok Produksi
Senin, 21 Februari 2022 - 11:27 WIB
BEKASI - Dinas Perindustrian dan Perdagangan ( Disperindag ) Kabupaten Bekasi menginstruksikan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) untuk memantau para pedagang tahu dan tempe di wilayah hukumnya. Hal ini menyusul aksi mogok produksi yang akan dilakukan Senin (21/2/2022) hingga Rabu 23 Februari 2022.
Kabid Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Gapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti meminta aksi tersebut dilakukan dengan damai dan tertib.
“Sudah diinstruksikan ke semua UPTD agar memantau dan mengimbau pedagang tahu dan tempe untuk melakukan aksi mogok secara damai dan tertib,” ujar Kabid Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Gapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti dalam keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).
Helmi mengamini adanya kondisi para pedagang tahu dan tempe di Kabupaten Bekasi yang susah. Sebab, harga bahan pokok tahu dan tempe atau kedelai memang terus mengalami kenaikan. Menurutnya, kondisi tersebut dipicu oleh kenaikan harga impor kedelai dari luar negeri (Amerika Serikat).
Lebih lanjut, Helmi berharap perajin tahu dan tempe tetap menjalankan produksinya agar tahu dan tempe tetap tersedia untuk pasaran. Adapun untuk mensiasati ketersediaan tempe dan tahu, perajin dapat memodifikasi ukuran tahu dan tempe.
“Kalau saya sih berharap para pedagang bisa tetap produksi, misalnya dengan cara mengurangi ukuran tahu tempe di pasaran, dengan begitu para pedagang bisa tetap menjalankan roda perekonomiannya dan ketersediaan tahu tempe tetap ada di pasaran,” imbuhnya.
Kabid Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Gapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti meminta aksi tersebut dilakukan dengan damai dan tertib.
“Sudah diinstruksikan ke semua UPTD agar memantau dan mengimbau pedagang tahu dan tempe untuk melakukan aksi mogok secara damai dan tertib,” ujar Kabid Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Gapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti dalam keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).
Helmi mengamini adanya kondisi para pedagang tahu dan tempe di Kabupaten Bekasi yang susah. Sebab, harga bahan pokok tahu dan tempe atau kedelai memang terus mengalami kenaikan. Menurutnya, kondisi tersebut dipicu oleh kenaikan harga impor kedelai dari luar negeri (Amerika Serikat).
Lebih lanjut, Helmi berharap perajin tahu dan tempe tetap menjalankan produksinya agar tahu dan tempe tetap tersedia untuk pasaran. Adapun untuk mensiasati ketersediaan tempe dan tahu, perajin dapat memodifikasi ukuran tahu dan tempe.
“Kalau saya sih berharap para pedagang bisa tetap produksi, misalnya dengan cara mengurangi ukuran tahu tempe di pasaran, dengan begitu para pedagang bisa tetap menjalankan roda perekonomiannya dan ketersediaan tahu tempe tetap ada di pasaran,” imbuhnya.
(mhd)
tulis komentar anda