Warga Keluhkan Prosedur Karantina di Rusun Nagrak: Tak Ada Informasi Hasil Swab, Langsung Dibawa
Senin, 24 Januari 2022 - 19:10 WIB
JAKARTA - Seorang warga mengeluhkan prosedural penanganan pelayanan karantina di Rusun Nagrak , Cilincing, Jakarta Utara. Para pasien yang menjalani karantina tidak memiliki informasi terkait hasil swab Covid-19 untuk dilakukan isolasi lanjutan.
Hal tersebut diungkapkan N, warga yang baru saja pulang dari Turki. Saat itu keluarganya tengah menjalankan karantina guna menunggu hasil swab untuk memutuskan apakah boleh pulang atau tidak. Hanya saja, hasil swab tersebut tidak secara terbuka diinformasikan.
Baca juga: Wisma Atlet Ditutup Sementara, Rusun Nagrak Disiapkan untuk Tempat Karantina Terpusat
“Tidak ada keterangan hasilnya (swab). Jadi tahunya kalau positif tiba-tiba didatangi sama petugas yang pakai APD itu dijemput ke Wisma Atlet,” ujar N, Senin (24/1/2022).
Menurutnya, cara tersebut kerap membuat stres keluarganya. Meski dia sudah meminta bagian informasi untuk menginformasikan lebih awal, namun tetap saja pihak Nagrag langsung menjemput untuk melakukan isolasi. Kejadian tersebut pun terulang dan dilakukan kepada suspek lainnya.
“Nggak ada waktu untuk misalnya ngurus-ngurusin rujuk atau segala macam. Suamiku misalnya, mau keukeuh dirujuk ke rumah sakit karena punya komorbid. Katanya nggak bisa ternyata pas udah dibawa ke Wisma Atlet baru diperbolehkan,” katanya.
“Jadi aku mau mempertanyakan, apakah peraturan pemerintah seperti itu? Karena itu bikin kita stres,” tambahnya.
Baca juga: Pasien Covid-19 Dirawat di Rusun Pasar Rumput Tersisa 466 Orang, Rusun Nagrak 57 Orang
N mengatakan, informasi terkait hasil swab sangat diperlukan. Sebab, para pelaku perjalanan yang melakukan karantina di Rusun Nagrak sudah dicampur. “Di sini satu ruangan bisa empat orang. Kita kan nggak tahu mana positif dan negatif, udah bersatu di situ,” ucapnya.
Untuk pemesanan makanan melalui aplikasi online juga disoroti. Di Rusun Nagrak, pengunjung tidak diperkenankan memesan makanan lewat online. “Makanan di sini cukup. Tapi kenapa kita yang belum tentu sakit (Covid-19) mau ngojek makanan itu tidak boleh, dipersulit. Tapi, di Wisma Atlet yang benar-benar sudah positif (Covid-19) boleh berinteraksi dengan mengambil makanannya sendiri ke bawah,” ujar N.
Hal tersebut diungkapkan N, warga yang baru saja pulang dari Turki. Saat itu keluarganya tengah menjalankan karantina guna menunggu hasil swab untuk memutuskan apakah boleh pulang atau tidak. Hanya saja, hasil swab tersebut tidak secara terbuka diinformasikan.
Baca juga: Wisma Atlet Ditutup Sementara, Rusun Nagrak Disiapkan untuk Tempat Karantina Terpusat
“Tidak ada keterangan hasilnya (swab). Jadi tahunya kalau positif tiba-tiba didatangi sama petugas yang pakai APD itu dijemput ke Wisma Atlet,” ujar N, Senin (24/1/2022).
Menurutnya, cara tersebut kerap membuat stres keluarganya. Meski dia sudah meminta bagian informasi untuk menginformasikan lebih awal, namun tetap saja pihak Nagrag langsung menjemput untuk melakukan isolasi. Kejadian tersebut pun terulang dan dilakukan kepada suspek lainnya.
“Nggak ada waktu untuk misalnya ngurus-ngurusin rujuk atau segala macam. Suamiku misalnya, mau keukeuh dirujuk ke rumah sakit karena punya komorbid. Katanya nggak bisa ternyata pas udah dibawa ke Wisma Atlet baru diperbolehkan,” katanya.
“Jadi aku mau mempertanyakan, apakah peraturan pemerintah seperti itu? Karena itu bikin kita stres,” tambahnya.
Baca juga: Pasien Covid-19 Dirawat di Rusun Pasar Rumput Tersisa 466 Orang, Rusun Nagrak 57 Orang
N mengatakan, informasi terkait hasil swab sangat diperlukan. Sebab, para pelaku perjalanan yang melakukan karantina di Rusun Nagrak sudah dicampur. “Di sini satu ruangan bisa empat orang. Kita kan nggak tahu mana positif dan negatif, udah bersatu di situ,” ucapnya.
Untuk pemesanan makanan melalui aplikasi online juga disoroti. Di Rusun Nagrak, pengunjung tidak diperkenankan memesan makanan lewat online. “Makanan di sini cukup. Tapi kenapa kita yang belum tentu sakit (Covid-19) mau ngojek makanan itu tidak boleh, dipersulit. Tapi, di Wisma Atlet yang benar-benar sudah positif (Covid-19) boleh berinteraksi dengan mengambil makanannya sendiri ke bawah,” ujar N.
(jon)
tulis komentar anda