Angka Stunting di Tangsel Melonjak, Dinkes Siapkan Langkah Ini
Sabtu, 15 Januari 2022 - 08:29 WIB
TANGERANG SELATAN - Angka stunting mengalami lonjakan signifikan di Kota Tangerang Selatan ( Tangsel ). Data terakhir pada tahun 2021 menyebutkan, jumlahnya mengalami kenaikan menjadi 19 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Alin Hendarlin mengungkapkan, pada tahun 2019 penderita stunting hanya di kisaran 14 persen. Namun terus merangkak naik pada tahun 2021.
"Begitu survei tahun 2021 jadi 19 persen," kata Alin kepada wartawan di Tangerang Selatan, Sabtu (15/120/22).
Peningkatan itu diketahui dari hasil survei yang dilakukan di lapangan. Di mana, kata dia, ada beberapa kasus baru yang muncul. Namun Alin tak membeberkan secara detil daerah mana saja yang ditemukan kasus baru tersebut.
"Artinya berarti ditemukan kasus baru. Nah jadi yang harus kita lakukan saat ini ialah bagaimana kita mengatasi kasus yang sudah ada dan tidak menambah kasus baru," jelasnya.
Alin membeberkan faktor yang menjadi memicu lonjakan itu, di antaranya soal asupan gizi. Kini penanganan terus dilakukan guna mencegah munculnya kasus-kasus baru.
"Kita harus mempersiapkan bagaimana mempersiapkan wanita untuk hamil misalnya, yang program pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, kemudian konsultasi perkawinan itu pada saat pre-menikah," papar dia.
"Kemudian setelah menikah bagaimana dia bisa menjaga 1.000 hari kehidupan. Terus bagaimana setelah lahir asupan gizi untuk anaknya, dan ini yang terus kita lakukan dengan mengedukasi ke masyarakat. Karena memang kita enggak bisa berjalan sendiri," tambahnya.
Penanganan serius untuk menekan angka Stunting itu terlihat dari rencana Pemkot Tangsel menjadikan RSU Serpong Utara sebagai fasilitas kesehatan yang khusus menangani bayi Stunting.
"Ke depan kita mempersiapkan sarana-prasarana dan SDM-nya, untuk rumah sakit ini bisa dijadikan untuk penanganan mulai dari promosi preventif sampai dengan kuratifnya untuk stunting," tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Alin Hendarlin mengungkapkan, pada tahun 2019 penderita stunting hanya di kisaran 14 persen. Namun terus merangkak naik pada tahun 2021.
"Begitu survei tahun 2021 jadi 19 persen," kata Alin kepada wartawan di Tangerang Selatan, Sabtu (15/120/22).
Peningkatan itu diketahui dari hasil survei yang dilakukan di lapangan. Di mana, kata dia, ada beberapa kasus baru yang muncul. Namun Alin tak membeberkan secara detil daerah mana saja yang ditemukan kasus baru tersebut.
"Artinya berarti ditemukan kasus baru. Nah jadi yang harus kita lakukan saat ini ialah bagaimana kita mengatasi kasus yang sudah ada dan tidak menambah kasus baru," jelasnya.
Alin membeberkan faktor yang menjadi memicu lonjakan itu, di antaranya soal asupan gizi. Kini penanganan terus dilakukan guna mencegah munculnya kasus-kasus baru.
"Kita harus mempersiapkan bagaimana mempersiapkan wanita untuk hamil misalnya, yang program pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, kemudian konsultasi perkawinan itu pada saat pre-menikah," papar dia.
"Kemudian setelah menikah bagaimana dia bisa menjaga 1.000 hari kehidupan. Terus bagaimana setelah lahir asupan gizi untuk anaknya, dan ini yang terus kita lakukan dengan mengedukasi ke masyarakat. Karena memang kita enggak bisa berjalan sendiri," tambahnya.
Penanganan serius untuk menekan angka Stunting itu terlihat dari rencana Pemkot Tangsel menjadikan RSU Serpong Utara sebagai fasilitas kesehatan yang khusus menangani bayi Stunting.
"Ke depan kita mempersiapkan sarana-prasarana dan SDM-nya, untuk rumah sakit ini bisa dijadikan untuk penanganan mulai dari promosi preventif sampai dengan kuratifnya untuk stunting," tandasnya.
(mhd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda