Omicron Melonjak, DPRD Minta Pemprov DKI Waspada Alarm Dini
Selasa, 04 Januari 2022 - 15:51 WIB
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta mewaspadai alarm dini lonjakkan kasus Covid-19 varian Omicron di Ibu Kota. Hal demikian disampaikan Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak.
"Angka kasus dengan tren menaik sebaiknya diwaspadai akan kemungkinan menyebar dengan cepat. Karena masyarakat yang sudah tervaksinasi juga dapat diinfeksi," kata Gilbert dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/1/2022).
Gilbert menilai, apabila lonjakan varian Omicron tidak diredam dapat berdampak kepada fasilitas kesehatan (Faskes). Menurutnya, gejala yang ditimbulkan belum fatal, namun Faskes dapat terdampak apabila penularan sangat cepat.
"Varian Omicron yang jadi momok sepatutnya diwaspadai. Walau pun gejalanya tidak seberat varian Delta yang luar biasa di gelombang kedua, tetapi kasus Omicron juga bisa membuat RS jadi penuh dan bikin kesulitan di masyarakat. Terbukti hanya dengan satu petugas terinfeksi di Wisma Atlet lalu seluruh gedung ditutup," tuturnya.
Lebih lanjut, dia menekankan, agar Pemprov DKI mengingatkan masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan.
"Masyarakat juga harus diingatkan kemungkinan kasus infeksi Omicron naik lagi dan menimbulkan gelombang ketiga. Kuncinya adalah 3M. Pengawasan oleh TNI Polri perlu, karena kalau sudah banyak yang terinfeksi, beban negara juga berat," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, kasus Covid-19 varian Omicron di Ibu Kota sebanyak 162 kasus. Diketahui pasien Omicron tersebut dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
"Jadi memang seperti ketahui belakangan ini Omicron semakin meningkat. Di Jakarta kasusnya sudah 162 orang," ucap Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin 3 Januari 2021.
Ariza merinci bahwa data Minggu 2 Januari 2021 DKI mencatat 135 kasus varian Omicron. Kemudian hari ini mengalami kenaikan 27 kasus berdasarkan pemeriksaan Litbangkes Kementerian Kesehatan dan Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Laboratorium.
"Tadi tambahan kasus 3 Januari di Jakarta Barat melalui litbangkes itu ada 15 orang tambah 12 orang jadi total dari 2 Januari itu ada 135 kasus jadi total keseluruhan 162 orang dan umumnya akibat yang datang dari luar negeri," jelasnya.
"Angka kasus dengan tren menaik sebaiknya diwaspadai akan kemungkinan menyebar dengan cepat. Karena masyarakat yang sudah tervaksinasi juga dapat diinfeksi," kata Gilbert dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/1/2022).
Gilbert menilai, apabila lonjakan varian Omicron tidak diredam dapat berdampak kepada fasilitas kesehatan (Faskes). Menurutnya, gejala yang ditimbulkan belum fatal, namun Faskes dapat terdampak apabila penularan sangat cepat.
"Varian Omicron yang jadi momok sepatutnya diwaspadai. Walau pun gejalanya tidak seberat varian Delta yang luar biasa di gelombang kedua, tetapi kasus Omicron juga bisa membuat RS jadi penuh dan bikin kesulitan di masyarakat. Terbukti hanya dengan satu petugas terinfeksi di Wisma Atlet lalu seluruh gedung ditutup," tuturnya.
Lebih lanjut, dia menekankan, agar Pemprov DKI mengingatkan masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan.
"Masyarakat juga harus diingatkan kemungkinan kasus infeksi Omicron naik lagi dan menimbulkan gelombang ketiga. Kuncinya adalah 3M. Pengawasan oleh TNI Polri perlu, karena kalau sudah banyak yang terinfeksi, beban negara juga berat," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan, kasus Covid-19 varian Omicron di Ibu Kota sebanyak 162 kasus. Diketahui pasien Omicron tersebut dirawat di RSPI Sulianti Saroso dan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
"Jadi memang seperti ketahui belakangan ini Omicron semakin meningkat. Di Jakarta kasusnya sudah 162 orang," ucap Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin 3 Januari 2021.
Ariza merinci bahwa data Minggu 2 Januari 2021 DKI mencatat 135 kasus varian Omicron. Kemudian hari ini mengalami kenaikan 27 kasus berdasarkan pemeriksaan Litbangkes Kementerian Kesehatan dan Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Laboratorium.
"Tadi tambahan kasus 3 Januari di Jakarta Barat melalui litbangkes itu ada 15 orang tambah 12 orang jadi total dari 2 Januari itu ada 135 kasus jadi total keseluruhan 162 orang dan umumnya akibat yang datang dari luar negeri," jelasnya.
(mhd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda