Nyetir di Jalur Busway Bikin Jenuh dan Ngantuk, Wagub Ariza: Perlu Dicarikan Solusi
Senin, 01 November 2021 - 10:56 WIB
JAKARTA - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) mendukung usulan DPRD agar sistem kerja dan kesehatan para sopir bus Transjakarta dievaluasi. Sebab nyetir di jalur busway bikin jenuh dan menggantuk.
"Saya kira setuju usulan dari teman-teman DPRD, baik ya. Nanti tentu dari Transjakarta akan melakukan evaluasi terkait jam kerja, kesehatannya akan kita evaluasi kembali, akan kita tingkatkan kembali," ujar Ariza di Jakarta, Senin (1/11/2021).
Ariza mengakui tidak mudah menjadi sopir bus Transjakarta. Sebab butuh konsentrasi penuh saat mengemudi. Apalagi jalur yang dilalui setiap hari sama sehingga bisa bikin sopir jenuh.
"Memang ini tidak mudah, seperti yang saya sampaikan sekali pun sudah dibagi sehari itu ada berapa shift, kan itu perlu konsentrasi, perlu kesehatan yang lebih prima. Nyupir bus busway itu seperti yang saya sampaikan, itu kan dia lurus, kemudian kiri kanan ada pembatas, itu lebih berat. Harus lebih fokus, lebih konsentrasi, dan itu membosankan dan (bikin) ngantuk," bebernya.
"Berbeda kalau kita nyupir di jalan umum, beda dengan di busway. Apalagi di busway mereka kan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun di situ terus bekerjanya. Jadi perlu dicarikan solusi yang terbaik supaya tidak mengantuk, tidak bosan, supaya tetap fokus dan tidak capek," sambungnya.
Terkait musibah kecelakaan yang terjadi pada Senin (25/10/2021) lalu, PT Transjakarta sudah melakukan evaluasi mendalam, baik secara internal maupun eksternal terhadap mitra operator bus Bianglala Metropolitan (BMP). Diketahui, dua bus yang mengalami kecelakaan di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, itu merupakan milik BMP selaku operator.
Direktur Operasional PT Transjakarta Prasetia Budi mengatakan, evaluasi itu merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar hal serupa tidak terjadi di kemudian hari.
“Kami akan memperketat lagi kegiatan evaluasi dan pembinaan kepada operator. Hal ini sebagai salah satu langkah dan upaya yang kami lakukan, sesuai arahan pak Gubernur untuk meminimalisir kejadian seperti ini tidak terulang kembali ke depannya,” ujar Prasetia.
Lihat Juga: Janji RIDO, Perluasan Jangkauan Transportasi Publik hingga Wilayah Penyangga Selesai 2 Tahun
"Saya kira setuju usulan dari teman-teman DPRD, baik ya. Nanti tentu dari Transjakarta akan melakukan evaluasi terkait jam kerja, kesehatannya akan kita evaluasi kembali, akan kita tingkatkan kembali," ujar Ariza di Jakarta, Senin (1/11/2021).
Ariza mengakui tidak mudah menjadi sopir bus Transjakarta. Sebab butuh konsentrasi penuh saat mengemudi. Apalagi jalur yang dilalui setiap hari sama sehingga bisa bikin sopir jenuh.
"Memang ini tidak mudah, seperti yang saya sampaikan sekali pun sudah dibagi sehari itu ada berapa shift, kan itu perlu konsentrasi, perlu kesehatan yang lebih prima. Nyupir bus busway itu seperti yang saya sampaikan, itu kan dia lurus, kemudian kiri kanan ada pembatas, itu lebih berat. Harus lebih fokus, lebih konsentrasi, dan itu membosankan dan (bikin) ngantuk," bebernya.
"Berbeda kalau kita nyupir di jalan umum, beda dengan di busway. Apalagi di busway mereka kan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun di situ terus bekerjanya. Jadi perlu dicarikan solusi yang terbaik supaya tidak mengantuk, tidak bosan, supaya tetap fokus dan tidak capek," sambungnya.
Terkait musibah kecelakaan yang terjadi pada Senin (25/10/2021) lalu, PT Transjakarta sudah melakukan evaluasi mendalam, baik secara internal maupun eksternal terhadap mitra operator bus Bianglala Metropolitan (BMP). Diketahui, dua bus yang mengalami kecelakaan di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, itu merupakan milik BMP selaku operator.
Direktur Operasional PT Transjakarta Prasetia Budi mengatakan, evaluasi itu merupakan tindak lanjut dari arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar hal serupa tidak terjadi di kemudian hari.
“Kami akan memperketat lagi kegiatan evaluasi dan pembinaan kepada operator. Hal ini sebagai salah satu langkah dan upaya yang kami lakukan, sesuai arahan pak Gubernur untuk meminimalisir kejadian seperti ini tidak terulang kembali ke depannya,” ujar Prasetia.
Lihat Juga: Janji RIDO, Perluasan Jangkauan Transportasi Publik hingga Wilayah Penyangga Selesai 2 Tahun
(thm)
tulis komentar anda