Asal Mula Perawat EO Jadi Relawan di Sekolah Pluit hingga Tersangka Vaksin Kosong
Rabu, 11 Agustus 2021 - 16:31 WIB
JAKARTA - Begini asal mula tenaga kesehatan atau perawat EO menjadi relawan vaksinator di Sekolah Kristen, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara hingga ditetapkan tersangka kasus penyuntikan vaksin kosong Covid-19.
EO merupakan perawat di salah satu klinik di mana pada 6 Agustus 2021 dirinya libur lalu diminta menjadi relawan. "Yang bersangkutan memang tidak bilang setiap hari (vaksin), karena dia juga bekerja di salah satu klinik. Kalau bekerja dia tidak memberikan vaksin kepada masyarakat. Tapi, saat dia libur itulah kemudian dia jadi relawan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Rabu (11/8/2021).
Baca juga: Di Hadapan Polisi, Nakes Penyuntik Vaksin Kosong Ini Menangis dan Minta Maaf
Dia mengungkapkan saat ini seluruh wilayah di Indonesia termasuk Jakarta sedang dalam program percepatan vaksinasi. Bahkan, seluruh pihak seperti pemerintah daerah, TNI, Polri turut dalam percepatan. Namun, di balik percepatan ini terdapat sejumlah kendala yang dihadapi pelaksana vaksinasi, salah satunya petugas tenaga kesehatan atau vaksinator (petugas suntik).
"Karena orang yang mau jadi vaksinator harus punya klasifikasi. Termasuk ibu EO ini punya klasifikasi untuk melakukan penyuntikan. Makanya saya bilang sulit kita menemukan," kata Yusri.
Di hadapan polisi, EO mengaku telah memvaksin 599 orang di hari kejadian. "Hari itu saya vaksin 599 orang. Saya minta maaf," ujar EO di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (10/8/2021).
Baca juga: Nakes Penyuntik Vaksin Kosong, Wagub DKI: Sanksi Tegas dari Kemenkes
EO tak memiliki niat apapun di balik tindakannya menyuntik vaksin kosong terhadap peserta vaksinasi. Dia hanya ingin menjadi relawan dalam rangka penanganan Covid-19. "Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya tidak ada niat apapun. Saya murni hanya ingin membantu menjadi relawan memberikan vaksin," ucapnya.
Mengenai kasus ini, Yusri menilai EO telah lalai karena tidak mengecek kembali bahwa jarum suntiknya kosong sebelum memvaksin BLP, peserta yang terlihat dalam video viral. "Jadi kelalaiannya berawal yang bersangkutan hari itu dia sudah memvaksin 599 orang. Dia merasa lalai dan tidak memeriksa lagi. Itu yang dia sampaikan," ucap Yusri.
EO merupakan perawat di salah satu klinik di mana pada 6 Agustus 2021 dirinya libur lalu diminta menjadi relawan. "Yang bersangkutan memang tidak bilang setiap hari (vaksin), karena dia juga bekerja di salah satu klinik. Kalau bekerja dia tidak memberikan vaksin kepada masyarakat. Tapi, saat dia libur itulah kemudian dia jadi relawan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Rabu (11/8/2021).
Baca juga: Di Hadapan Polisi, Nakes Penyuntik Vaksin Kosong Ini Menangis dan Minta Maaf
Dia mengungkapkan saat ini seluruh wilayah di Indonesia termasuk Jakarta sedang dalam program percepatan vaksinasi. Bahkan, seluruh pihak seperti pemerintah daerah, TNI, Polri turut dalam percepatan. Namun, di balik percepatan ini terdapat sejumlah kendala yang dihadapi pelaksana vaksinasi, salah satunya petugas tenaga kesehatan atau vaksinator (petugas suntik).
"Karena orang yang mau jadi vaksinator harus punya klasifikasi. Termasuk ibu EO ini punya klasifikasi untuk melakukan penyuntikan. Makanya saya bilang sulit kita menemukan," kata Yusri.
Di hadapan polisi, EO mengaku telah memvaksin 599 orang di hari kejadian. "Hari itu saya vaksin 599 orang. Saya minta maaf," ujar EO di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (10/8/2021).
Baca juga: Nakes Penyuntik Vaksin Kosong, Wagub DKI: Sanksi Tegas dari Kemenkes
EO tak memiliki niat apapun di balik tindakannya menyuntik vaksin kosong terhadap peserta vaksinasi. Dia hanya ingin menjadi relawan dalam rangka penanganan Covid-19. "Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya tidak ada niat apapun. Saya murni hanya ingin membantu menjadi relawan memberikan vaksin," ucapnya.
Mengenai kasus ini, Yusri menilai EO telah lalai karena tidak mengecek kembali bahwa jarum suntiknya kosong sebelum memvaksin BLP, peserta yang terlihat dalam video viral. "Jadi kelalaiannya berawal yang bersangkutan hari itu dia sudah memvaksin 599 orang. Dia merasa lalai dan tidak memeriksa lagi. Itu yang dia sampaikan," ucap Yusri.
(jon)
tulis komentar anda