Riwayat Makam Kebon Jahe Kober, Kuburan Tertua di Dunia yang juga Tempat Peristirahatan Soe Hoek Gie
Sabtu, 26 Juni 2021 - 05:30 WIB
Orang Belanda membangun makam tersebut lantaran angka kematian di Batavia saat itu melonjak drastis. Kondisi Batavia yang padat menyebabkan atmosfer kota tidak sehat. Akibatnya, banyak warga terserang penyakit malaria, diare, dan penyakit lain yang berujung kematian.
Baca juga: Pemakaman Jenazah Pasien COVID-19 di TPU Jombang Tangsel Naik 400%
Pada tahun 1975 Makam Kebon Jahe Kober ditutup oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin lalu dibongkar. Jenazah-jenazah kemudian direlokasi. Sebagian ada yang dikembalikan ke keluarganya di Belanda, sebagian dipindahkan ke pemakaman Menteng Pulo dan beberapa dimakamkan di pemakaman umum lain seperti Tanah Kusir.
Kompleks pemakaman Kebon Jahe Kober berubah menjadi Museum Taman Prasasti. Peresmian museum itu dilakukan Ali Sadikin pada 9 Juli 1977. Di atas tanah seluas 4,7 hektare dari luas seluruhnya 5,9 hektare didirikan Kantor Wali Kota Jakarta Pusat.
Di Museum Taman Prasasti terdapat sekitar 1.200 prasasti makam yang telah ditata. Sementara, di aula gedung ada duplikat kereta jenazah dan dua peti jenazah asli sang proklamator, Soekarno dan M Hatta.
Baca juga: Pemakaman Jenazah Pasien COVID-19 di TPU Jombang Tangsel Naik 400%
Pada tahun 1975 Makam Kebon Jahe Kober ditutup oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin lalu dibongkar. Jenazah-jenazah kemudian direlokasi. Sebagian ada yang dikembalikan ke keluarganya di Belanda, sebagian dipindahkan ke pemakaman Menteng Pulo dan beberapa dimakamkan di pemakaman umum lain seperti Tanah Kusir.
Kompleks pemakaman Kebon Jahe Kober berubah menjadi Museum Taman Prasasti. Peresmian museum itu dilakukan Ali Sadikin pada 9 Juli 1977. Di atas tanah seluas 4,7 hektare dari luas seluruhnya 5,9 hektare didirikan Kantor Wali Kota Jakarta Pusat.
Di Museum Taman Prasasti terdapat sekitar 1.200 prasasti makam yang telah ditata. Sementara, di aula gedung ada duplikat kereta jenazah dan dua peti jenazah asli sang proklamator, Soekarno dan M Hatta.
(jon)
tulis komentar anda