Nyaris Penuh, RS Wisma Atlet Siapkan Peluru Terakhir
Minggu, 13 Juni 2021 - 20:49 WIB
JAKARTA - Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet , Kemayoran, Jakarta Pusat, menyiapkan strategi terakhir setelah selalu naiknya jumlah pasien konfirmasi positif Covid-19 sepekan terakhir. Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Humas RSD COVID-19 Wisma Atlet Letkol TNI Laut M Arifin.
"Kita juga menyiapkan cara bertindak 1, namanya CP 1 atau alternatif pertama kalau ini sudah tidak terkendali," kata Koordinator Humas RSD COVID-19 Wisma Atlet Letkol TNI Laut M Arifin kepada wartawan, Minggu (13/06/2021).
Arifin mengatakan, CP 1 yang dimaksud yaitu memakai tempat tidur yang sebelum dalam ruangan tidak terpakai. Adapun nantinya strategi ini akan menambah jumlah tempat tidur pada RSDC Wisma Atlet.
"Jadi 5.994 bed yang ada itu sebagian terdapat yang tidak dipakai. Harusnya terdapat tiga tempat tidur, namun hanya dipakai dua selama ini, nah ini sebagai senjata terakhir sebenarnya," terangnya.
Lebih lanjut Arifin mengatakan, peluru terakhir tersebut akan menambah ketersedian sampai 30%. Secara rinci jumlah tempat tidur dapat mencapai 2.000 tempat tidur.
"Kalau memang ini tidak terkendali masuknya ya akan kita aktifkan dan itu bisa menambah lumayan sekitar 2.000 bed jadi bisa menambah sekitar 30% ketersedian tempat tidur," lanjutnya
Arifin menegaskan, RSDC Wisma Atlet siap untuk menghadapi apabila lonjakan pasien terus terjadi. Hal tersebut meliputi, Jumlah nakes, obat-obatan, tempat tidur, serta logistik di RSDC Wisma Atlet.
"Udah siap semua jadi jadi nakes, logistik, farmasi dan obat-obatan juga sudah siap. Kemudian dari logistik catering juga siap ya Insya Allah sudah siap, termasuk ketersediaan tempat tidur tadi pada rencana alternatif (CP1)." Pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran sedang mengalami kenaikan pasien yang masuk ke rumah sakit. Adapun,sampai hari ini tingkat keterisian jumlah tempat tidur di Wisma Atlet tercatat di angka 80,68%.
Adapun jumlah jumlah total pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terhitung sebanyak 4836 pasien. Jumlah tersebut menjadikan okupansi ketersedian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet hanya tersisa 19,32%
"Kita juga menyiapkan cara bertindak 1, namanya CP 1 atau alternatif pertama kalau ini sudah tidak terkendali," kata Koordinator Humas RSD COVID-19 Wisma Atlet Letkol TNI Laut M Arifin kepada wartawan, Minggu (13/06/2021).
Arifin mengatakan, CP 1 yang dimaksud yaitu memakai tempat tidur yang sebelum dalam ruangan tidak terpakai. Adapun nantinya strategi ini akan menambah jumlah tempat tidur pada RSDC Wisma Atlet.
"Jadi 5.994 bed yang ada itu sebagian terdapat yang tidak dipakai. Harusnya terdapat tiga tempat tidur, namun hanya dipakai dua selama ini, nah ini sebagai senjata terakhir sebenarnya," terangnya.
Lebih lanjut Arifin mengatakan, peluru terakhir tersebut akan menambah ketersedian sampai 30%. Secara rinci jumlah tempat tidur dapat mencapai 2.000 tempat tidur.
"Kalau memang ini tidak terkendali masuknya ya akan kita aktifkan dan itu bisa menambah lumayan sekitar 2.000 bed jadi bisa menambah sekitar 30% ketersedian tempat tidur," lanjutnya
Arifin menegaskan, RSDC Wisma Atlet siap untuk menghadapi apabila lonjakan pasien terus terjadi. Hal tersebut meliputi, Jumlah nakes, obat-obatan, tempat tidur, serta logistik di RSDC Wisma Atlet.
"Udah siap semua jadi jadi nakes, logistik, farmasi dan obat-obatan juga sudah siap. Kemudian dari logistik catering juga siap ya Insya Allah sudah siap, termasuk ketersediaan tempat tidur tadi pada rencana alternatif (CP1)." Pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran sedang mengalami kenaikan pasien yang masuk ke rumah sakit. Adapun,sampai hari ini tingkat keterisian jumlah tempat tidur di Wisma Atlet tercatat di angka 80,68%.
Adapun jumlah jumlah total pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terhitung sebanyak 4836 pasien. Jumlah tersebut menjadikan okupansi ketersedian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet hanya tersisa 19,32%
(mhd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda