Kuliah Subuh Ustaz Das’ad Latif di Tenda ‘Arafah’ Masjid At Tabayyun Taman Villa Meruya
Minggu, 06 Juni 2021 - 10:34 WIB
“Tausiyah subuh bagus sekali. Dainya masih fresh, jamaahnya pun juga. Masih segar otak dan badan kita untuk menerima ilmu,“ kata Ustaz Das’ad yang baru tiba di Jakarta semalam dari Semarang dan Solo.
Baca juga: Dakwah Syekh Maulana Ishaq, Mulai Bangun Masjid Hingga Gali Sumur
Tidak Bisa Memilih
Mengawali tausiyahnya, Das’ad menggambarkan kesulitan besar yang akan manusia di alam baqa nanti jika tak memiliki bekal amal-amal yang dirangkum dalam tiga sekawan tadi. Ketika manusia wafat dan dikuburkan hanya amal jariyahlah yang akan menemani dan menyelamatkannya. Tidak ada yang lain. Suka atau tidak, nyaman tidak nyaman, kita tidak punya kesempatan untuk mengelak atau menghindar. Begitu masuk kubur, hadapilah persoalan dengan bekal amalmu selama hidup di dunia.
Beda dengan keadaan di dunia. Seumpama kita selama ini tinggal di Kalimantan, kemudian bosan. Kita bisa memilih pindah ke Sulawesi, Sumatera atau Jawa. Di Jakarta kita kesal karena padat dan sering macet yang bikin stres kita bisa pilih pindah ke kampung yang lebih tenang.
“Tapi masuk kubur Anda tidak bisa keluar lagi. Bisa pun, tapi lingkungan Anda pasti berlarian menghindar dia sangka pocong. Orang hanya bisa selamat dari siksa kubur oleh amal - amalnya selama hidup di dunia. Salah satunya amal jariah dari membangun masjid,“ ujar Ustaz yang memiliki puluhan juta pengikut di YouTube.
Di akhir tausiyahnya, Ustaz Das’ad mewanti-wanti pengurus masjid untuk menjaga dan merawat rumah ibadah At Tabayyun. “Itulah rumah masa depan, ucapnya.
Kepada panitia, dia menyampaikan sumbangan Rp10 juta untuk pembangunan masjid. “Jangan lupa kontak saya nanti kalau ada kekurangan-kekurangan yang dibutuhkan panitia. Insya Allah,” katanya.
Tenda putih Masjid At Tabayyun seluas 100 m2 itu baru didirikan di awal Ramadhan lalu. Sementara pembangunan Masjid At Tabayyun baru akan dimulai Agustus mendatang. Tenda Arafah itulah yang dijadikan tempat ibadah sementara warga muslim yang merupakan minoritas di Taman Villa Meruya. Kunjungan Ustaz Das’ad Latif ditutup dengan acara ramah tamah sambil menikmati sarapan Lontong Sayur Betawi di Kebonnya Oma di kompleks TVM.
Baca juga: Dakwah Syekh Maulana Ishaq, Mulai Bangun Masjid Hingga Gali Sumur
Tidak Bisa Memilih
Mengawali tausiyahnya, Das’ad menggambarkan kesulitan besar yang akan manusia di alam baqa nanti jika tak memiliki bekal amal-amal yang dirangkum dalam tiga sekawan tadi. Ketika manusia wafat dan dikuburkan hanya amal jariyahlah yang akan menemani dan menyelamatkannya. Tidak ada yang lain. Suka atau tidak, nyaman tidak nyaman, kita tidak punya kesempatan untuk mengelak atau menghindar. Begitu masuk kubur, hadapilah persoalan dengan bekal amalmu selama hidup di dunia.
Beda dengan keadaan di dunia. Seumpama kita selama ini tinggal di Kalimantan, kemudian bosan. Kita bisa memilih pindah ke Sulawesi, Sumatera atau Jawa. Di Jakarta kita kesal karena padat dan sering macet yang bikin stres kita bisa pilih pindah ke kampung yang lebih tenang.
“Tapi masuk kubur Anda tidak bisa keluar lagi. Bisa pun, tapi lingkungan Anda pasti berlarian menghindar dia sangka pocong. Orang hanya bisa selamat dari siksa kubur oleh amal - amalnya selama hidup di dunia. Salah satunya amal jariah dari membangun masjid,“ ujar Ustaz yang memiliki puluhan juta pengikut di YouTube.
Di akhir tausiyahnya, Ustaz Das’ad mewanti-wanti pengurus masjid untuk menjaga dan merawat rumah ibadah At Tabayyun. “Itulah rumah masa depan, ucapnya.
Kepada panitia, dia menyampaikan sumbangan Rp10 juta untuk pembangunan masjid. “Jangan lupa kontak saya nanti kalau ada kekurangan-kekurangan yang dibutuhkan panitia. Insya Allah,” katanya.
Tenda putih Masjid At Tabayyun seluas 100 m2 itu baru didirikan di awal Ramadhan lalu. Sementara pembangunan Masjid At Tabayyun baru akan dimulai Agustus mendatang. Tenda Arafah itulah yang dijadikan tempat ibadah sementara warga muslim yang merupakan minoritas di Taman Villa Meruya. Kunjungan Ustaz Das’ad Latif ditutup dengan acara ramah tamah sambil menikmati sarapan Lontong Sayur Betawi di Kebonnya Oma di kompleks TVM.
(jon)
tulis komentar anda