Genjot Potensi Desa Wisata, Bupati Bogor Ade Yasin: Kita Punya Peluang Banyak Sekali
Selasa, 01 Juni 2021 - 11:31 WIB
BOGOR - Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan terus menggenjot potensi Desa Wisata di wilayahnya. Menurut Ade Yasin, wilayah yang dipimpinnya memiliki banyak peluang untuk meningkatkan perekonomian lewat pengembangan pariwisata.
"Sebab dari 436 desa/kelurahan, ada sebagian besar desa yang bisa dikelola potensi pariwisatanya, maupun sumber potensi ekonomi lainnya," kata Ade Yasin, Selasa (1/6/2021). (Baca juga; Menparekraf Sandiaga dan Raffi Ahmad Kunjungi Desa Wisata Tugu Selatan )
Ade Yasin mencontohkan salah satunya adalah Desa Wisata Tugu Selatan, Cisarua, yang belum lama ini dikunjungi Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. “Kita baru punya 35 desa wisata, dan akan terus meningkatkan potensi itu, salah satunya dengan menyelenggarakan lomba desa wisata," ungkapnya.
Pihaknya membutuhkan kerja sama, tidak hanya dengan pihak desa, tapi juga dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pengelolaan oleh BPD lebih baik daripada diserahkan ke swasta. "Jadi bisa oleh BPD atau lembaga desa lainnya, karena itu berpengaruh pada pendapatan desa,” ujar Ade. (Baca juga; Punya Keunikan Seni Budaya hingga Alam, Jabar Kembangkan 215 Desa Wisata )
Ade Yasin menambahkan, kita juga bisa melibatkan semua masyarakat seperti kader PKK, pemuda-pemudi yang kreatif yang kebetulan kita juga sedang menggalakkan ekonomi kreatif. Kita tingkatkan kemauan dan keinginan mereka untuk meningkatkan perekonomian di desa. Pertama kita tingkatkan infrastruktur, kita benahi melalui Samisade, termasuk infrastruktur ke akses pariwisata.
“Kita harus lebih meningkatkan potensi ini tanpa merusak alam. Kalau desa wisata ini tidak merusak alam, hanya ditata dan dikelola saja. Jadi kita ingin setiap desa itu meningkatkan potensinya dan terlihat lebih indah ketika kita terus selenggarakan lomba desa wisata ini,” terang Ade.
Ade Yasin menjelaskan, saat pandemi ini, alam adalah objek wisata yang paling diminati. "Orang mulai jenuh dengan aktivitasnya di dalam ruangan yang dibatasi, kalau di alam kan udara terbuka, namun tetap kami batasi dengan protokol kesehatan yang ketat, dengan menerapkan maksimal 50% dari kapasitas, wajib menjaga jarak dan memakai masker, sehingga lebih aman ketika berwisata di alam terbuka," pungkasnya.
"Sebab dari 436 desa/kelurahan, ada sebagian besar desa yang bisa dikelola potensi pariwisatanya, maupun sumber potensi ekonomi lainnya," kata Ade Yasin, Selasa (1/6/2021). (Baca juga; Menparekraf Sandiaga dan Raffi Ahmad Kunjungi Desa Wisata Tugu Selatan )
Ade Yasin mencontohkan salah satunya adalah Desa Wisata Tugu Selatan, Cisarua, yang belum lama ini dikunjungi Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. “Kita baru punya 35 desa wisata, dan akan terus meningkatkan potensi itu, salah satunya dengan menyelenggarakan lomba desa wisata," ungkapnya.
Pihaknya membutuhkan kerja sama, tidak hanya dengan pihak desa, tapi juga dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pengelolaan oleh BPD lebih baik daripada diserahkan ke swasta. "Jadi bisa oleh BPD atau lembaga desa lainnya, karena itu berpengaruh pada pendapatan desa,” ujar Ade. (Baca juga; Punya Keunikan Seni Budaya hingga Alam, Jabar Kembangkan 215 Desa Wisata )
Ade Yasin menambahkan, kita juga bisa melibatkan semua masyarakat seperti kader PKK, pemuda-pemudi yang kreatif yang kebetulan kita juga sedang menggalakkan ekonomi kreatif. Kita tingkatkan kemauan dan keinginan mereka untuk meningkatkan perekonomian di desa. Pertama kita tingkatkan infrastruktur, kita benahi melalui Samisade, termasuk infrastruktur ke akses pariwisata.
“Kita harus lebih meningkatkan potensi ini tanpa merusak alam. Kalau desa wisata ini tidak merusak alam, hanya ditata dan dikelola saja. Jadi kita ingin setiap desa itu meningkatkan potensinya dan terlihat lebih indah ketika kita terus selenggarakan lomba desa wisata ini,” terang Ade.
Ade Yasin menjelaskan, saat pandemi ini, alam adalah objek wisata yang paling diminati. "Orang mulai jenuh dengan aktivitasnya di dalam ruangan yang dibatasi, kalau di alam kan udara terbuka, namun tetap kami batasi dengan protokol kesehatan yang ketat, dengan menerapkan maksimal 50% dari kapasitas, wajib menjaga jarak dan memakai masker, sehingga lebih aman ketika berwisata di alam terbuka," pungkasnya.
(wib)
tulis komentar anda