Butuh Dana Rp1,9 Triliun, Pemkot dan KAI Matangkan Pendanaan Trem di Pusat Kota Bogor
Rabu, 05 Mei 2021 - 22:01 WIB
BOGOR - Pemerintah Kota Bogor terus mematangkan rencana pembangunan moda transportasi trem di pusat Kota Bogor. Dengan target operasional pada 2024, Pemkot Bogor bersama PT KAI dan PT Iroda melakukan pembahasan terkait pendanaan dan integrasi rencana rute trem dengan Stasiun Bogor.
"Kami membahas terkait dengan studi kelayakan trem yang terintegrasi dengan kebutuhan-kebutuhan PT KAI," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi, Rabu (5/5/2021). (Baca juga; Bogor Bakal Punya Transportasi Trem, Erick Thohir dan Bima Arya Bahas Skema Pendanaan )
Rudy mengatakan, pembahasan rute sudah selesai, jadi pembahasan kali ini lebih kepada integrasi rute trem dengan stasiun kereta api, MRT, stasiun Bogor dan konektivitas dengan beberapa moda transportasi lainnya. Pihaknya juga membahas terkait anggaran membangun trem yang membutuhkan dana sekitar Rp1,9 Triliun.
"Terkait anggaran ini kami mencari dengan dua cara yakni government funding atau corporate funding. Corporate funding lebih diperuntukkan mengembangkan TOD di Kota Bogor, regulasi dan perwali-nya sedang disusun," katanya.
Anggaran Rp1,9 Triliun ini dibutuhkan untuk membangun trem dan memperkuat kelembagaan PDJT. Rencana meluncurnya trem di Kota Bogor ini ditargetkan sudah harus beroperasi pada 2024. (Baca juga; 5.300 Kendaraan Putar Balik dari Penerapan Ganjil Genap 2 Hari di Kota Bogor )
"Rute trem dari Baranangsiang ke Otista, Juanda, Kapten Muslihat, Nyi Raja Permas, MA. Salmun, Sawojajar, ke Sudirman balik lagi Otista. Ini koridor satu ini yang akan diproses dulu," pungkasnya.
"Kami membahas terkait dengan studi kelayakan trem yang terintegrasi dengan kebutuhan-kebutuhan PT KAI," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi, Rabu (5/5/2021). (Baca juga; Bogor Bakal Punya Transportasi Trem, Erick Thohir dan Bima Arya Bahas Skema Pendanaan )
Rudy mengatakan, pembahasan rute sudah selesai, jadi pembahasan kali ini lebih kepada integrasi rute trem dengan stasiun kereta api, MRT, stasiun Bogor dan konektivitas dengan beberapa moda transportasi lainnya. Pihaknya juga membahas terkait anggaran membangun trem yang membutuhkan dana sekitar Rp1,9 Triliun.
"Terkait anggaran ini kami mencari dengan dua cara yakni government funding atau corporate funding. Corporate funding lebih diperuntukkan mengembangkan TOD di Kota Bogor, regulasi dan perwali-nya sedang disusun," katanya.
Anggaran Rp1,9 Triliun ini dibutuhkan untuk membangun trem dan memperkuat kelembagaan PDJT. Rencana meluncurnya trem di Kota Bogor ini ditargetkan sudah harus beroperasi pada 2024. (Baca juga; 5.300 Kendaraan Putar Balik dari Penerapan Ganjil Genap 2 Hari di Kota Bogor )
"Rute trem dari Baranangsiang ke Otista, Juanda, Kapten Muslihat, Nyi Raja Permas, MA. Salmun, Sawojajar, ke Sudirman balik lagi Otista. Ini koridor satu ini yang akan diproses dulu," pungkasnya.
(wib)
tulis komentar anda