Begini Strategi RS Premier Bintaro Bertahan saat Pandemi COVID-19

Sabtu, 27 Maret 2021 - 20:48 WIB
CEO RS Premier Bintaro, Dr Martha ML Siahaan MARS MHKes saat Giant Webinar Marketing Strategy Pandemic: How High Can We Fly, Sabtu (27/3/2021). Foto/Istimewa
JAKARTA - Rumah Sakit (RS) Premier Bintaro menerapkan strategi marketing yang berbeda sejak pandemi COVID-19 melanda tanah air. Mulai dari layanan kesehatan berbasis internet (telemedicine), layanan drive thru PCR, klinik anak drive thru, telehealth plus, dan tele medicine.

CEO RS Premier Bintaro, Dr Martha ML Siahaan MARS MHKes mengatakan, rumah sakit perlu melakukan strategi pemasaran yang berbeda untuk bisa bertahan saat pandemi COVID-19. Inovasi strategi pemasaran sangat dibutuhkan agar operasional rumah sakit dalam melayani pasien tetap bisa berjalan baik. (Baca juga; Doni Monardo Resmikan Rumah Sakit COVID-19 di Babel )

“Bagaimana kita, sebagai perusahaan dapat berjuang untuk bertahan melalui pandemi ini, kita harus bisa beradaptasi dan kreatif. Bagaimana kita bisa swich (mengubah) keadaan yang krisis menjadi sebuah opportunity (peluang),” katanya saat Giant Webinar Marketing Strategy Pandemic: How High Can We Fly, bekerja sama dengan IKAMARS, Citilink, Admedika, (Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA), dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Sabtu (27/3/2021).

Martha mengaku banyak belajar dari Citilink, maskapai penerbangan nasional anak usaha Garuda Indonesia. Meskipun dihantam badai krisis, Citilink masih mampu bertahan sampai sekarang. Di antaranya dengan banyak memanfaatkan media sosial yang ada mulai dari podcast, IG dan twitter.



Ternyata berbagai terobosan layanan kesehatan tersebut disambut hangat masyarakat. “Kini angka BOR atau rasio keterpakaian tempat tidur kami sudah mulai meningkat hingga 65 – 75% sejak pandemi,” ucapnya. (Baca juga; Indonesia Tidak Butuh Investasi untuk Bangun Rumah Sakit Baru )

Sementara VP Corporate Strategy Citilink Indonesia, Heriyanto mengatakan, pandemi yang diikuti larangan bepergian (PSBB) telah menjadi pukulan telak bagi industri penerbangan. Tetapi Citilink melihat adanya peluang meningkatnya e-commerce (bisnis online).

Itu sebabnya di tengah larangan penerbangan orang, Citilink memperkuat lini bisnis pengiriman barang (kargo). Strategi bisnis tersebut telah membuat Citilink mampu bertahan hingga saat ini. “Kami mengurangi cost, memaksimalkan utilisasi alat prodüksi, meningkatkan layanan cargo, dan tentunya menerapkan protokol kesehatan baik di internal maupun untuk eksternal,” tuturnya.
(wib)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More