Sadis dan Tak Bermoral, 2 Wanita Mencuri di Yayasan Tunanetra
Minggu, 28 Maret 2021 - 07:08 WIB
TANGERANG SELATAN - Aksi pencurian terekam kamera Close Circuid Television (CCTV) yang terpasang di yayasan tunanetra Raudlatul Makfufin, Jalan Haji Jamat, RT 02/RW 05, Buaran, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Pelakunya merupakan 2 orang perempuan paruh baya.
Video detik-detik pencurian itu pun ramai tersebar di berbagai media sosial. Pelakunya dianggap tidak lagi bermoral, lantaran memanfaatkan kondisi korban yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan.
Kejadian itu berlangsung pada Jumat 26 Maret 2021 sekitar pukul 14.11 WIB. Dalam video yang beredar. Tampak seorang pelaku yang mengenakan jilbab hitam datang memasuki yayasan tersebut dengan berpura-pura menumpang ke toilet.
Setelah selesai dipijat, pelaku rupanya berpura-pura ingin menumpang ke toilet yayasan. Namun ternyata, pelaku lebih dulu mengintai kamar kontrakan di sebelah asrama. Karena meyakini penghuninya juga tunanetra, pelaku masuk ke dalam dan membuka tas di kamar.
"Jadi ternyata sebelum mencuri di yayasan, pelaku ini main ke kontrakan saya di sebelah. Karena kita kan waktu pijat sambil ngobrol, jadi dia tahu itu kontrakan saya. Tapi di sana gagal ngambil barang, karena suami saya kan tunanetra juga terus karena ngerasa ada orang masuk langsung menegur gitu," bebernya.
Gagal beraksi di kediaman korban, satu pelaku lainnya mencoba memasuki yayasan kembali dengan alasan menumpang ke toilet. Di sanalah pelaku berhasil menggasak seunit handphone dan uang milik Rantiani. "Dia ngambil handphone dari tas, itu handphone punya anak saya buat belajar online," ucapnya.
Pencurian baru disadari Rantiani beberapa saat kemudian. Hal itu disebabkan munculnya kecurigaan, lantaran pelaku mengaku akan pergi namun tetap terlihat berada di yayasan.
"Kan bilangnya ke saya mau pergi, dijemput. Tapi kok nggak datang-datang jemputannya. Akhirnya saya curiga kan, terus saya ke ruangan cek tas ternyata isinya diambil. Ibu-ibunya udah duluan pergi," tambahnya.
Atas pencuriian itu, Ketua Yayasan, Budi Susanto akan melaporkannya ke polisi. Dikatakan Budi, terduga pelaku menggunakan modus seolah-olah bertamu, namun sebenarnya sedang mengintai harta benda targetnya.
"Kalau di yayasan, alasannya mau pijat keseleo. Tapi kalau ke rumah-rumah warga alasannya mau jualan stiker tentang pajak. Mau kita laporin biar engggak terulang," ucapnya.
Video detik-detik pencurian itu pun ramai tersebar di berbagai media sosial. Pelakunya dianggap tidak lagi bermoral, lantaran memanfaatkan kondisi korban yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan.
Kejadian itu berlangsung pada Jumat 26 Maret 2021 sekitar pukul 14.11 WIB. Dalam video yang beredar. Tampak seorang pelaku yang mengenakan jilbab hitam datang memasuki yayasan tersebut dengan berpura-pura menumpang ke toilet.
Setelah selesai dipijat, pelaku rupanya berpura-pura ingin menumpang ke toilet yayasan. Namun ternyata, pelaku lebih dulu mengintai kamar kontrakan di sebelah asrama. Karena meyakini penghuninya juga tunanetra, pelaku masuk ke dalam dan membuka tas di kamar.
"Jadi ternyata sebelum mencuri di yayasan, pelaku ini main ke kontrakan saya di sebelah. Karena kita kan waktu pijat sambil ngobrol, jadi dia tahu itu kontrakan saya. Tapi di sana gagal ngambil barang, karena suami saya kan tunanetra juga terus karena ngerasa ada orang masuk langsung menegur gitu," bebernya.
Gagal beraksi di kediaman korban, satu pelaku lainnya mencoba memasuki yayasan kembali dengan alasan menumpang ke toilet. Di sanalah pelaku berhasil menggasak seunit handphone dan uang milik Rantiani. "Dia ngambil handphone dari tas, itu handphone punya anak saya buat belajar online," ucapnya.
Pencurian baru disadari Rantiani beberapa saat kemudian. Hal itu disebabkan munculnya kecurigaan, lantaran pelaku mengaku akan pergi namun tetap terlihat berada di yayasan.
"Kan bilangnya ke saya mau pergi, dijemput. Tapi kok nggak datang-datang jemputannya. Akhirnya saya curiga kan, terus saya ke ruangan cek tas ternyata isinya diambil. Ibu-ibunya udah duluan pergi," tambahnya.
Atas pencuriian itu, Ketua Yayasan, Budi Susanto akan melaporkannya ke polisi. Dikatakan Budi, terduga pelaku menggunakan modus seolah-olah bertamu, namun sebenarnya sedang mengintai harta benda targetnya.
"Kalau di yayasan, alasannya mau pijat keseleo. Tapi kalau ke rumah-rumah warga alasannya mau jualan stiker tentang pajak. Mau kita laporin biar engggak terulang," ucapnya.
(thm)
tulis komentar anda