Wasiat Romantis Jenderal Hoegeng Minta Dimakamkan di Tajur Halang Bogor, Ada Pesan Unik di Nisannya
Jum'at, 26 Maret 2021 - 05:30 WIB
Almarhum Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso dan istri Meriyati Roeslani.
Sebaliknya, kejujuran dan kesederhanaan Hoegeng menular pada Meri. Meri tetap setia mendampingi Hoegeng hingga pensiun dari dinas kepolisian pada 2 Oktober 1971. Jadi pesan Jenderal Hoegeng yang menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan agar tetap didampingi sang istri selamanya, merupakan wasiat romantis yang menggetarkan hati.
Setelah pensiun pria kelahiran Pekalongan 14 Oktober 1921 itu tidak punya rumah pribadi dan mobil. Hanya ada rumah dinas di Jalan Muhammad Yamin, Jakarta. Rumah dinas itu akhir dialihkan menjadi atas nama Hoegeng, atas inisiatif Kapolri Mohammad Hasan yang menggantikannya. Mobil Holden Kingswood milik Hoegeng pun hasil urunan beberapa kapolda.
Kejujuran dan kesederhanan Jenderal Hoegeng tetap abadi, bahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 5 Maret 2015 memberi penghargaan sebagai Polisi Paling Jujur Sedunia. Pengakuan itu seakan makin menguatkan pesan yang terdapat pada nisan Jenderal Hoegeng. “Alhamdulillah Telah Ku Buktikan Bahwa Iman Ku Benar Benar Sentosa.”
Ada cerita unik tersendiri di balik pesan yang tertera pada nisan Jenderal Hoegeng. Menurut penuturan salah satu anaknya, semasa hidup ayahnya tidak pernah menggunakan nama lengkapnya, Hoegeng Iman Santoso. Sebaliknya, ayahnya hanya menuliskan nama depannya saja, Hoegeng.
Nisan Makam Jenderal Polisi (Purn) Hoegeng Iman Santoso. SINDOnews/Wasis Wibowo
Ketika ditanya alasannya, Jenderal Hoegeng menjawab, dirinya harus membuktikan dahulu bahwa Imannya benar-benar Sentosa sampai akhir hayat. Setelah terbukti, dirinya baru pantas menggunakan nama lengkapnya. (Baca juga; Misteri Hilangnya Jejak Benteng di Tangerang, Kota Benteng Tapi Tanpa Benteng )
Sebenarnya, nama Hoegeng yang selalu digunakan sebenarnya bukan nama asli, itu hanya sapaan saat masih kecil. Ketika itu dia sering dipanggil Bugel (berarti gemuk) dan kelamaan menjadi Bugeng, sampai akhinya jadi Hoegeng. Nama asli yang diberikan sang ayah, Sukario Karyo Hatmodjo, adalah Iman Santoso.
Lihat Juga :
tulis komentar anda