Jalan Ditutup Pagar Beton, Warga Ciledug Keluar Masuk Rumah Lewat Kuburan

Jum'at, 12 Maret 2021 - 19:18 WIB
Keluarga almarhum H Munir keluar masuk rumah terpaksa lewat kuburan akibat akses jalan ditutup tetangga. Foto: Hasan Kurniawan/SINDOnews
JAKARTA - Keluarga almarhum H Munir, warga Jalan Akasia, No 1, RT04/03, Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang , Banten, pasrah dengan ulah ahli waris yang menutup jalan depan rumahnya dengan tembok beton berduri, setinggi 2 meter.

Menjebol tembok beton mereka takut, dibiarkan saja sengsara. Untuk keluar rumah, mereka harus naik turun tangga kayu reyot, dan melompati dua pagar beton yang menghalangi rumah itu dari dunia luar.

Jalan ini sangat berbahaya untuk dilalui. Apalagi jika membawa anak kecil. Salah-salah bisa jatuh dan menyebabkan patah tulang. Tetapi apa daya, mereka tidak kuat melawan. Alhasil, tembok belakang rumah yang berisi kuburan dijebol, untuk jalan jika terpaksa.



"Ya terkadang lewat sini, tinggal geser dan angkat papannya. Takut awalnya. Tapi lama-lama biasa. Anak-anak juga berani," kata Anna Melinda (30), anak almarhum H Munir, saat ditemui SINDOnews di rumahnya, wilayah Tajur, Jumat (12/3/2021) sore.

Rumah seluas 1.000 meter yang ditempati Anna dan keluarganya saat ini merupakan bekas kolam renang. Sayang, kondisinya kini sangat tidak terawat. Kolam-kolam dibiarkan kering dan rusak.

Melewati kolam itu, terdapat tembok panjang yang dibelakangnya kuburan. Pada salah satu sisinya, dekat kolam renang, tembok dijebol sebesar pintu dan dipasang papan sebagai penutup. Dari luar, papan ini bisa dengan mudah dibuka orang iseng.

"Pintu belakang memang sengaja dibuat agar bisa digunakan untuk jalan. Tetapi jarang digunakan. Kalau terpaksa saja. Pintu depan, meski sudah ditutup beton, kadang suka dilewati," sambungnya.

Sebelum banjir besar, akses jalan pintu depan masih dibuka. Anna dan keluarganya pun biasa lewat gerbang jika keluar masuk rumah. Tetapi pas banjir, saat tembok beton di depan rumahnya jebol, dia dan keluarganya terkena marah pemilik tanah jalan itu.

"Pas banjir, jalanan banjir. Tembok beton pada roboh. Nah Ruly (ahli waris) bilang, tembok itu kita yang robohin. Padahal mana bisa kita robohin tembok beton. Kemudian, jalan ditutup dibeton," ungkapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More