Sukses Turunkan Angka Positif COVID-19, Bima Arya Evaluasi Kelanjutan Ganjil Genap
Minggu, 14 Februari 2021 - 19:30 WIB
BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan, sebelum memutuskan kelanjutan ganjil genap di Kota Bogor akan mengevaluasi tiga faktor. Ketiga faktor tersebut, yaitu dimensi mobilitas warga, dimensi kesehatan, dan dimensi ekonomi.
“Faktor pertama adalah dari dimensi mengurangi mobilitas warga tadi, bisa dikatakan berhasil. Warga Bogor dan warga luar Bogor berkurang berkendara," ungkapnya, Minggu (14/2/2021). (Baca juga; Bima Arya: Kemungkinan Besar Ganjil Genap Kota Bogor Diperpanjang )
Selanjutnya, faktor kedua dari aspek kesehatan ada indikasi kuat. Bima tidak mau mengatakan ini berhasil karena masih melihat beberapa hari ke depan. "Tapi indikasi kuat terjadi tren penurunan kasus COVID-19 dari 187 kasus ke 109 itu turun signifikan,” terangnya.
Kemudian, Bima Arya juga akan lihat data hotel, restoran, toko-toko, UMKM, pasar, dan lain sebagainya. “Tapi ada satu faktor lagi yang harus kita hitung untuk memutuskan apakah ini berlanjut atau tidak, yaitu dimensi ekonomi," katanya. (Baca juga; Diangkut Truk Pemburu Pelanggar PPKM, Ini Tampang Pengendara Moge yang Lolos Ganjil Genap di Bogor )
Dia menuturkan akan mencari titik temu antara dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi. Apakah kebijakan yang diambil setiap akhir pekan secara permanen merugikan secara ekonomi atau tidak. “Kita akan hitung lagi beberapa hari ke depan,” tandas Bima.
Atau mungkin, lanjut dia, tanpa ganjil genap pun kondisi perekonomian tidak jauh berbeda. “Jadi perlu hati-hati melihat data. Prinsip kita adalah analisis secara holistik, harus komprehensif. Jadi Senin, Selasa kita akan dialog dengan PHRI, teman-teman mal dan lain sebagainya untuk meminta masukan datanya,” pungkas Bima.
“Faktor pertama adalah dari dimensi mengurangi mobilitas warga tadi, bisa dikatakan berhasil. Warga Bogor dan warga luar Bogor berkurang berkendara," ungkapnya, Minggu (14/2/2021). (Baca juga; Bima Arya: Kemungkinan Besar Ganjil Genap Kota Bogor Diperpanjang )
Selanjutnya, faktor kedua dari aspek kesehatan ada indikasi kuat. Bima tidak mau mengatakan ini berhasil karena masih melihat beberapa hari ke depan. "Tapi indikasi kuat terjadi tren penurunan kasus COVID-19 dari 187 kasus ke 109 itu turun signifikan,” terangnya.
Kemudian, Bima Arya juga akan lihat data hotel, restoran, toko-toko, UMKM, pasar, dan lain sebagainya. “Tapi ada satu faktor lagi yang harus kita hitung untuk memutuskan apakah ini berlanjut atau tidak, yaitu dimensi ekonomi," katanya. (Baca juga; Diangkut Truk Pemburu Pelanggar PPKM, Ini Tampang Pengendara Moge yang Lolos Ganjil Genap di Bogor )
Dia menuturkan akan mencari titik temu antara dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi. Apakah kebijakan yang diambil setiap akhir pekan secara permanen merugikan secara ekonomi atau tidak. “Kita akan hitung lagi beberapa hari ke depan,” tandas Bima.
Atau mungkin, lanjut dia, tanpa ganjil genap pun kondisi perekonomian tidak jauh berbeda. “Jadi perlu hati-hati melihat data. Prinsip kita adalah analisis secara holistik, harus komprehensif. Jadi Senin, Selasa kita akan dialog dengan PHRI, teman-teman mal dan lain sebagainya untuk meminta masukan datanya,” pungkas Bima.
(wib)
tulis komentar anda