Bupati Bogor Curhat Sulitnya Terapkan PSBB karena Kewenangan Dibatasi
Jum'at, 17 April 2020 - 18:47 WIB
JAKARTA - Hari ketiga penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka memutus rantai penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Kabupaten Bogor, ternyata bagai panggang jauh dari api. Pasalnya, dengan adanya PSBB harusnya mobilitas warga bisa lebih diperketat, namun praktiknya Pemkab Bogor bersama tim gabungan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor merasa kesulitan menerapkan aturan PSBB yang dikeluarkan pemerintah pusat.
"PSBB seharusnya lebih ketat peraturannya, kami kesulitan ketika pembatasan, tapi kata pembatasan sendiri masih rancu. Contoh kami enggak bisa blokir sebagian jalan, untuk menyeleksi siapa yang boleh masuk atau tidak, padahal ini penting," ungkap Kondisi tersebut diakui Bupati Bogor Ade Yasin dalam keterangan pers tertulisnya, Jumat (17/04/2020).
Dia menuturkan, alasan tentang pentingnya menyeleksi orang yang boleh masuk ke wilayah Kabupaten Bogor saat PSBB diberlakukan, karena akan jauh lebih efektif dalam mencegah penyebaran. "Ketika orang yang masuk ke wilayah kami, seharusnya menjadi hak kami untuk mengatur siapa yang boleh atau tidak masuk ke wilayah kami. PSBB yang berlaku saat ini, hanya di pahami sebatas pembatasan jarak dan sosialisasi pemakaian masker," tuturnya.
Dia melanjutkan, jika semua bisa masuk ke wilayah Kabupaten Bogor apalagi dengan tujuan yang tidak jelas, pihaknya pesimis atau kecil kemungkinan Pemkab Bogor bisa meminimalisir penyebaran Covid-19. "Harapan kami dengan PSBB ini, Kepala Daerah diberikan kewenangan untuk mengatur wilayahnya sendiri. Sehingga PSBB ini betul-betul bisa memutus mata rantai penyebaran wabah dengan cepat. Padahal kami sudah mempersiapkan risiko dan biaya sebelum memutuskan PSBB, jangan sampai apa yang kami siapkan menjadi sia-sia," ujarnya.
Namun demikian, di hari ketiga ini pihaknya berharap masyarakat tetap bersemangat mentaati aturan PSBB. Sebab, lanjut dia, sebagaimana diketahui begitu banyak aparat dari kepolisian, dari TNI, dari Satpol PP dari Dinas Perhubungan (Dishub) yang berjaga-jaga di sejumlah tempat. Mereka memeriksa semua kendaraan yang keluar atau masuk wilayah Kabupaten Bogor.
"Dalam tiga hari pelaksanaan PSBB, banyak juga warga yang sudah mulai berdisiplin mematuhi PSBB. Tetapi tidak sedikit juga yang masih belum peduli. Saya berterima kasih kepada warga yang sudah berdisiplin, karena sudah bisa dan berhasil mengubah kebiasaan-kebiasaan lama, dan memulai suatu kebiasaan baru sesuai aturan PSBB," ujarnya.
Ade mengatakan, agar PSBB ini berjalan efektif juga pihaknya sudah melayangkan surat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang pada intinya meminta menghentikan untuk sementara operasi KRL Commuter Line Bogor-Jakarta. "Mudah-mudahan tanggal 18 April nanti operasi kereta api sudah berhenti beroperasi untuk sementara. Saya terus mencari bagaimana cara mengatakan kepada warga agar tinggal di rumah, diam di rumah jika tidak ada keperluan penting," ucapnya.
"PSBB seharusnya lebih ketat peraturannya, kami kesulitan ketika pembatasan, tapi kata pembatasan sendiri masih rancu. Contoh kami enggak bisa blokir sebagian jalan, untuk menyeleksi siapa yang boleh masuk atau tidak, padahal ini penting," ungkap Kondisi tersebut diakui Bupati Bogor Ade Yasin dalam keterangan pers tertulisnya, Jumat (17/04/2020).
Dia menuturkan, alasan tentang pentingnya menyeleksi orang yang boleh masuk ke wilayah Kabupaten Bogor saat PSBB diberlakukan, karena akan jauh lebih efektif dalam mencegah penyebaran. "Ketika orang yang masuk ke wilayah kami, seharusnya menjadi hak kami untuk mengatur siapa yang boleh atau tidak masuk ke wilayah kami. PSBB yang berlaku saat ini, hanya di pahami sebatas pembatasan jarak dan sosialisasi pemakaian masker," tuturnya.
Dia melanjutkan, jika semua bisa masuk ke wilayah Kabupaten Bogor apalagi dengan tujuan yang tidak jelas, pihaknya pesimis atau kecil kemungkinan Pemkab Bogor bisa meminimalisir penyebaran Covid-19. "Harapan kami dengan PSBB ini, Kepala Daerah diberikan kewenangan untuk mengatur wilayahnya sendiri. Sehingga PSBB ini betul-betul bisa memutus mata rantai penyebaran wabah dengan cepat. Padahal kami sudah mempersiapkan risiko dan biaya sebelum memutuskan PSBB, jangan sampai apa yang kami siapkan menjadi sia-sia," ujarnya.
Namun demikian, di hari ketiga ini pihaknya berharap masyarakat tetap bersemangat mentaati aturan PSBB. Sebab, lanjut dia, sebagaimana diketahui begitu banyak aparat dari kepolisian, dari TNI, dari Satpol PP dari Dinas Perhubungan (Dishub) yang berjaga-jaga di sejumlah tempat. Mereka memeriksa semua kendaraan yang keluar atau masuk wilayah Kabupaten Bogor.
"Dalam tiga hari pelaksanaan PSBB, banyak juga warga yang sudah mulai berdisiplin mematuhi PSBB. Tetapi tidak sedikit juga yang masih belum peduli. Saya berterima kasih kepada warga yang sudah berdisiplin, karena sudah bisa dan berhasil mengubah kebiasaan-kebiasaan lama, dan memulai suatu kebiasaan baru sesuai aturan PSBB," ujarnya.
Ade mengatakan, agar PSBB ini berjalan efektif juga pihaknya sudah melayangkan surat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang pada intinya meminta menghentikan untuk sementara operasi KRL Commuter Line Bogor-Jakarta. "Mudah-mudahan tanggal 18 April nanti operasi kereta api sudah berhenti beroperasi untuk sementara. Saya terus mencari bagaimana cara mengatakan kepada warga agar tinggal di rumah, diam di rumah jika tidak ada keperluan penting," ucapnya.
(hab)
tulis komentar anda