Baru 11 Hari Tahun 2021 Berjalan, BPBD Kabupaten Bogor Catat Sudah Ada 16 Bencana
Senin, 11 Januari 2021 - 18:29 WIB
BOGOR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Bogor mencatat telah terjadi 16 bencana di awal tahun 2021. Bencana tersebut terjadi di 10 kecamatan Kabupatan Bogor .
"Sampai Jumat, total ada 15 kejadian bencana. Tambah satu hari ini di Puncak," kata Kasie Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Adam Hamdani, Senin (11/2/2021).Rinciannya, untuk bencana longsor melanda empat titik di Kecamatan Cigombong, satu titik di Kecamatan Ciomas, satu titik di Kecamatan Ciampea dan satu titik di Kecamatan Cibinong. Terbaru, satu titik di Kecamatan Cisarua atau Jalur Puncak.
"Juga ada empat kejadian angin kencang satu di Kecamatan Bojonggede, satu di Cijeruk, satu di Leuwisadeng dan satu di Rancabungur," ujarnya. (Baca: Jalur Puncak Longsor, Petugas: Tinggal Disemprot Biar Bisa Dilalui)
Selain itu, kekeringan juga ada melanda di Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Ciomas. Terakhir, pohon tumbang di Kecamatan Megamendung dan kejadian rumah roboh di Kecamatan Cijeruk."Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Tetap siaga, karena saat ini hujan terus mengguyur wilayah Bogor," jelas Adam.
Terpisah, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Citeko Asep Firman menuturkan, peluang hujan di wilayah Bogor dan sekitarnya masih tinggi setidaknya sampai akhir Januari 2021."Untuk cuaca saat ini daerah Bogor dan sekitarnya masih harus waspada mengingat peluang terjadi hujan masih sangat tinggi setidaknya hingga akhir Dasarian kedua Januari (11-20 Januari)," tutur Asep.
Hal ini dikarenakan adanya sirkulasi siklonik di sekitar Laut Jawa yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya terpantau terjadi di sekitar Laut Jawa.
"Madden Julien Oscillation (MJO) terpantau berada di fase 3 (Indian Ocean) berkontribusi terhadap hujan harian di wilayah Indonesia khususnya Pulau Jawa. Angin di lapisan bawah bertiup dari Barat daya-Barat laut dengan kecepatan berkisar antara 5-30 knot. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat disertai angin kencang di sekitar wilayah Pulau Jawa," ucapnya.
"Sampai Jumat, total ada 15 kejadian bencana. Tambah satu hari ini di Puncak," kata Kasie Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Adam Hamdani, Senin (11/2/2021).Rinciannya, untuk bencana longsor melanda empat titik di Kecamatan Cigombong, satu titik di Kecamatan Ciomas, satu titik di Kecamatan Ciampea dan satu titik di Kecamatan Cibinong. Terbaru, satu titik di Kecamatan Cisarua atau Jalur Puncak.
"Juga ada empat kejadian angin kencang satu di Kecamatan Bojonggede, satu di Cijeruk, satu di Leuwisadeng dan satu di Rancabungur," ujarnya. (Baca: Jalur Puncak Longsor, Petugas: Tinggal Disemprot Biar Bisa Dilalui)
Selain itu, kekeringan juga ada melanda di Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Ciomas. Terakhir, pohon tumbang di Kecamatan Megamendung dan kejadian rumah roboh di Kecamatan Cijeruk."Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Tetap siaga, karena saat ini hujan terus mengguyur wilayah Bogor," jelas Adam.
Terpisah, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Citeko Asep Firman menuturkan, peluang hujan di wilayah Bogor dan sekitarnya masih tinggi setidaknya sampai akhir Januari 2021."Untuk cuaca saat ini daerah Bogor dan sekitarnya masih harus waspada mengingat peluang terjadi hujan masih sangat tinggi setidaknya hingga akhir Dasarian kedua Januari (11-20 Januari)," tutur Asep.
Hal ini dikarenakan adanya sirkulasi siklonik di sekitar Laut Jawa yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya terpantau terjadi di sekitar Laut Jawa.
"Madden Julien Oscillation (MJO) terpantau berada di fase 3 (Indian Ocean) berkontribusi terhadap hujan harian di wilayah Indonesia khususnya Pulau Jawa. Angin di lapisan bawah bertiup dari Barat daya-Barat laut dengan kecepatan berkisar antara 5-30 knot. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat disertai angin kencang di sekitar wilayah Pulau Jawa," ucapnya.
(hab)
tulis komentar anda