Satgas: 40,1% Kasus COVID-19 di DKI Jakarta dari Klaster Keluarga
Kamis, 07 Januari 2021 - 04:01 WIB
JAKARTA - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 , Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, sebanyak 40,1% kasus COVID-19 di DKI Jakarta disumbangkan dari klaster keluarga .
“Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan juga di Satgas Penanganan COVID-19 saat ini, contohnya di DKI Jakarta kurang lebih 40,1% dari total seluruh kasus yang ada ini berasal dari klaster keluarga,” ungkap Dewi dalam dialog secara virtual, Rabu (6/1/2020). (Baca juga; Covid-19 di Depok Kian Mencekam, Rumah Sakit Nyaris Penuh )
Diketahui, klaster keluarga ini terjadi ketika salah satu anggota keluarga terinfeksi kemudian menular atau anggota keluarga lainnya. Ataupun ketika anak-anak bermain dengan teman-temannya di lingkungan rumah kemudian tertular dan menularkan kembali ke anggota keluarganya.
“Jadi kalau kita memang melihat cluster keluarga ini adalah salah satu kluster yang memang menyumbang angka yang cukup tinggi terkait kasus COVID-19,” ungkap Dewi. (Baca juga; 348 Tenaga Kesehatan Terpapar Covid-19 di Kota Bekasi )
Dewi juga mengatakan bahwa 7% pasien COVID-19 yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta tidak pernah keluar rumah. “Nah ini artinya apa berarti kemungkinan besar mereka tertular dari anggota keluarga yang ada di rumah atau mungkin orang yang berkunjung ke rumahnya,” ungkapnya.
Dewi juga mengungkapkan dari data yang menunjukkan pada saat libur panjang pada Agustus, di DKI Jakarta menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di klaster keluarga. “Jadi bisa jadi sesudah libur panjang ini pasti akan terlihat klaster keluarga yang cukup meningkat. Karena ada seseorang yang bepergian, kembali ke rumah kemudian menyebarkan kepada anggota keluarga yang lain,” katanya.
Klaster keluarga ini, kata Dewi merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan lebih seksama lagi. “Karena mungkin klaster keluarga ini punya tipikal yang cukup berbeda dari klaster yang lain seperti perkantoran atau mungkin pasar. Di klaster keluarga ini mungkin treatmentnya harus kita buat pencegahan dan pengendalian dengan lebih baik lagi,” tegasnya.
“Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan juga di Satgas Penanganan COVID-19 saat ini, contohnya di DKI Jakarta kurang lebih 40,1% dari total seluruh kasus yang ada ini berasal dari klaster keluarga,” ungkap Dewi dalam dialog secara virtual, Rabu (6/1/2020). (Baca juga; Covid-19 di Depok Kian Mencekam, Rumah Sakit Nyaris Penuh )
Diketahui, klaster keluarga ini terjadi ketika salah satu anggota keluarga terinfeksi kemudian menular atau anggota keluarga lainnya. Ataupun ketika anak-anak bermain dengan teman-temannya di lingkungan rumah kemudian tertular dan menularkan kembali ke anggota keluarganya.
“Jadi kalau kita memang melihat cluster keluarga ini adalah salah satu kluster yang memang menyumbang angka yang cukup tinggi terkait kasus COVID-19,” ungkap Dewi. (Baca juga; 348 Tenaga Kesehatan Terpapar Covid-19 di Kota Bekasi )
Dewi juga mengatakan bahwa 7% pasien COVID-19 yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta tidak pernah keluar rumah. “Nah ini artinya apa berarti kemungkinan besar mereka tertular dari anggota keluarga yang ada di rumah atau mungkin orang yang berkunjung ke rumahnya,” ungkapnya.
Dewi juga mengungkapkan dari data yang menunjukkan pada saat libur panjang pada Agustus, di DKI Jakarta menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan di klaster keluarga. “Jadi bisa jadi sesudah libur panjang ini pasti akan terlihat klaster keluarga yang cukup meningkat. Karena ada seseorang yang bepergian, kembali ke rumah kemudian menyebarkan kepada anggota keluarga yang lain,” katanya.
Klaster keluarga ini, kata Dewi merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan lebih seksama lagi. “Karena mungkin klaster keluarga ini punya tipikal yang cukup berbeda dari klaster yang lain seperti perkantoran atau mungkin pasar. Di klaster keluarga ini mungkin treatmentnya harus kita buat pencegahan dan pengendalian dengan lebih baik lagi,” tegasnya.
(wib)
tulis komentar anda