758 Jenazah Covid-19 Dimakamkan di TPU Pedurenan Bekasi
Rabu, 16 Desember 2020 - 12:53 WIB
BEKASI - Sembilan bulan sudah, sejak Maret 2020, Pemerintah Kota Bekasi menerjunkan petugas untuk berjibaku mengantarkan ratusan jenazah positif Covid-19 ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman khusus di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pedurenan, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.
Setiap detik dalam rentang waktu tersebut, para petugas penggali makam berhadapan dengan penuh risiko. Hingga Selasa 15 Desember, warga yang meninggal akibat tertular virus asal Wuhan, China, tersebut mencapai ratusan orang, angka itu terus mengalami kenaikan mengingat jumlah warga Bekasi yang terpapar semakin melonjak.
Kepala UPTD Pemakaman pada Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertahanahan Kota Bekasi Yayan Sopian mengatakan, TPU Pedurenan digunakan untuk pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 yang dilakukan sesuai protokol kesehatan.
“Sudah mencapai 758 orang kami makamkan karena terpapar Covid-19,” katanya kepada wartawan di Bekasi, Rabu (16/12/2020). ( )
Adapun rinciannya, warga yang meninggal dunia dengan kasus positif dengan diagnose sebanyak 379+5 dengan total 384 pemakaman. Kemudian penyakit menular/khusus secara protokol Kesehatan 370+4 dengan total 374 pemakaman.
“Hari kemarin (Selasa) ada lima warga yang dimakamkan karena meninggal dunia positif Covid-19,” ujarnya. ( )
Sekretaris Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertahanahan Kota Bekasi, Imas Asiah memastikan, ketersedian lahan pemakaman masih sangat banyak, setidaknya ada 700 meter persegi lahan yang disiapkan untuk pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19. “Masih luas, belum terpakai semuanya,” ujarnya.
Sebelumnya, kata dia,area pemakaman tersebut juga terbagi-bagi menjadi beberapa zona, yakni zona muslim dan non-muslim. Di masing-masing zona terdapat lahan untuk pemakaman jenazah pasien positif Covid-19. “Jadi terpisah antara yang benar-benar positif dengan yang tidak,jadi ada tempat khusus untuk jenasah covid-19,” jelasnya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi meminta warganya agar tetap mengedepankan protokol kesehatan dan menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) mengingat tingginya warga Bekasi yang terpapar Covid-19.
“Jadi warga harus tetap mengedepankan protokol kesehatan hingga wabah corona ini berlalu dari Indonesia,” katanya. ( )
Setiap detik dalam rentang waktu tersebut, para petugas penggali makam berhadapan dengan penuh risiko. Hingga Selasa 15 Desember, warga yang meninggal akibat tertular virus asal Wuhan, China, tersebut mencapai ratusan orang, angka itu terus mengalami kenaikan mengingat jumlah warga Bekasi yang terpapar semakin melonjak.
Kepala UPTD Pemakaman pada Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertahanahan Kota Bekasi Yayan Sopian mengatakan, TPU Pedurenan digunakan untuk pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 yang dilakukan sesuai protokol kesehatan.
“Sudah mencapai 758 orang kami makamkan karena terpapar Covid-19,” katanya kepada wartawan di Bekasi, Rabu (16/12/2020). ( )
Adapun rinciannya, warga yang meninggal dunia dengan kasus positif dengan diagnose sebanyak 379+5 dengan total 384 pemakaman. Kemudian penyakit menular/khusus secara protokol Kesehatan 370+4 dengan total 374 pemakaman.
“Hari kemarin (Selasa) ada lima warga yang dimakamkan karena meninggal dunia positif Covid-19,” ujarnya. ( )
Sekretaris Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertahanahan Kota Bekasi, Imas Asiah memastikan, ketersedian lahan pemakaman masih sangat banyak, setidaknya ada 700 meter persegi lahan yang disiapkan untuk pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19. “Masih luas, belum terpakai semuanya,” ujarnya.
Sebelumnya, kata dia,area pemakaman tersebut juga terbagi-bagi menjadi beberapa zona, yakni zona muslim dan non-muslim. Di masing-masing zona terdapat lahan untuk pemakaman jenazah pasien positif Covid-19. “Jadi terpisah antara yang benar-benar positif dengan yang tidak,jadi ada tempat khusus untuk jenasah covid-19,” jelasnya.
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi meminta warganya agar tetap mengedepankan protokol kesehatan dan menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) mengingat tingginya warga Bekasi yang terpapar Covid-19.
“Jadi warga harus tetap mengedepankan protokol kesehatan hingga wabah corona ini berlalu dari Indonesia,” katanya. ( )
(mhd)
tulis komentar anda